Kirana Larasati terkejut, tetapi dia bertanya dengan tenang.
Irfan Wiguna hanya bisa membuka simpul hatinya dengan secara aktif menyebutkan masa lalu dengan cara ini. Meskipun prosesnya akan menyakitkan dan sulit, begitu simpul hati terbuka, dia tidak lagi murung, dan yang tersisa hanyalah sinar matahari dan kebahagiaan.
"Pulanglah, anak-anak lelah."
Irfan Wiguna masih menolak, karena dia belum siap untuk memperkenalkan Kirana Larasati kepada ibunya, dia juga tidak berpikir untuk membuka bekas lukanya di depan orang luar.
Setelah bekerja pada hari Senin, Kirana Larasati mulai memilah-milah informasi setelah tiba di perusahaan, dan secara tidak sengaja menoleh ke kartu bank Susan. Dia sangat sibuk hari-hari ini sehingga dia bahkan lupa untuk mengembalikannya kepadanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com