webnovel

Pengaruh Teman

"I like dolls."

Shinsuke tak merespon. Pikirannya masih terisi oleh kasus dan wajah sang detektif bernama Lee itu.

Kenkyo tiba-tiba saja memeluk lengannya. Bersandar disana.

"Ada apa, Kenkyo?" Shinsuke dapat merasakan kegundahan Kenkyo.

"Apakah nii-san menyukaiku?"

Shinsuke tak menjawab. Ia tak mengerti makna 'suka' yang di lontarkan Kenkyo.

Lagipula ia sedang tak ingin menerka-nerka selain kasus yang di tanganinya.

"Nii-san menyukaiku atau tidak? Umm maksudku, apa nii-san mencintaiku?"

Untuk sesaat, Shinsuke agak terkejut. Ini pertama kalinya Kenkyo menanyakan ini. Dan Shinsuke tak tau harus menjawab apa. Karena memang Shinsuke tak pernah secara langsung mengatakan "I love you' padanya, jadilah Kenkyo menanyakannya. Namun kenapa gadis itu bertanya begitu setelah sekian lama? Apa dia tak bisa merasakan saja?

Untuk itu, Shinsuke memilih untuk tidak menjawab.

Kenkyo, yang entah mendapat keberanian darimana tiba-tiba saja mendorong tubuh Shinsuke hingga ia terbaring di ranjang. Kenkyo berada di atasnya.

"Kenkyo, apa yang kamu lakukan? Buku hentai siapa yang kamu pinjam? Atau kamu habis menonton film jorok ya?" Goda Shinsuke di tengah kekesalannya.

Kenkyo melakukan itu karena teringat perkataan temannya.

'Kalau Shinsuke-san tidak pernah mencium bibirmu, atau dia menolakmu menciumnya artinya dia tidak mencintaimu'

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu, apakah nii-san mencintaiku atau tidak."

"Kenkyo, kam hmmmphh"

Belum sempat Shinsuke menyelesaikan perkataannya, Kenkyo sudah menciumnya.

Jangankan membalas, Shinsuke malah mendorong tubuh mungil Kenkyo agar menjauhinya.

"Nii-san tidak mencintaiku? Yamada-kun berkata benar." Lirihnya.

"Yamada-kun, eh? Apa yang Ikeoka itu katakan padamu?! Huh?!" Shinsuke benar-benar marah. Ia sebenarnya tak mendengar jelas yang di katakan Kenkyo, tapi samar-samar nama Yamada di dengarnya. Membuatnya sangat marah.

Kenkyo tidak menjawab. Dia merasa sangat malu sekarang. Ditolak kekasihnya, di bentak pula.

"Kau menyedihkan, Kenkyo!" Cibir Shinsuke. Ah dia memakai 'kau' untuk menyebut Kenkyo. Sepertinya dia benar-benar dalam mood yang buruk.

"Maaf nii-san. Aku tidak akan mengulangnya lagi." Suara Kenkyo semakin pelan.

"Jadi, apa yang Ikeoka Yamada katakan padamu?!" Shinsuke mencengkram tangan kiri Kenkyo.

"Yamada-kun bilang, kalau nii-san menolak menciumku artinya aku amatiran."

Tak sanggup ia berkata sebenarnya, takut kalau hal itu benar. Benar bahwa Shinsuke memang tidak mencintainya.

"Ya! Kau memang amatiran! Jadi, jangan pernah menciumku lagi!"

"Nii-san masih mencintai Naomi-san?" Kenkyo bertanya lagi.

Shinsuke bangkit dari duduknya, melepaskan cengkramannya pada gadis itu, kemudian ia pun keluar dari kamar nomor 456 dengan kekesalan luar biasa.

Hari ini dia 'kalah'. 'Kalah' untuk pertama kalinya.

*.*.*

*FLASHBACK*

Kenkyo dan beberapa temannya ke kedai Ramen atas undangan Yamada yang merayakan anniversarynya dengan salah satu juniornya.

"Kedai Ramen? Kenapa bukan restaurant saja?" protes Suto, remaja lelaki yang di ketahui teman Yamada dan Kenkyo.

"Diam saja! Aku belum bekerja seperti Takahashi Shinsuke-san. Jadi belum bisa mentraktir kalian di tempat mahal."

Perkataan Yamada, membuat Ayumi, Yuko dan Kenkyo tertawa. Mereka memang tahu hubungan Kenkyo dengan Shinsuke. Terlebih, Suto. Dia adalah keponakan mantan pacar Shinsuke.

"Kenkyo-senpai, bukannya itu Takahashi-san?" Ayumi, kekasih Yamada menunjuk arah keberadaan Shinsuke yang bersama...

"Naomi oba-chan?" imbuh Suto.

...mantan kekasihnya, Maeda Naomi.

Bahkan kelima remaja itu melihat Naomi mengecup singkat bibir Shinsuke.

"Kami-sama! Memalukan sekali oba-chan." Suto merasa tidak enak pada teman sebangku Yamada.

"Kamu pernah di cium atau mencium Shinsuke-san, tidak?" Yamada entah kenapa terdengar seperti media peliput berita gosip.

"Pernah." Kenkyo menjawab singkat.

"Di bibir?" Yuko tak kalah penasaran.

Kenkyo menggeleng.

"Pasti Shinsuke ji-san hanya mencium keningmu saja, atau pipimu." Suto pun tak mau ketinggalan mengorek berita.

Kenkyo mengangguk.

"Dia pasti tidak mencintaimu. Dia menikahimu karena tanggungjawab saja. Dan lihat? Kamu sering ditinggal di apartemen. Seminggu sekali baru dia pulang" Yamada berkata serius membuat Ayumi memukul pelan lengan kekasihnya itu.

"Jangan dengarkan Baka Yamada, Kenkyo-chan. Dia si mesum yang apa-apa dikaitkan dengan ciuman. Aku yakin, Shinsuke-san mencintaimu." Yuko menenangkan Kenkyo yang tampak ingin menangis.

Mereka berempat bersahabat, jadi tak ada hal rahasia apapun. Bahkan mereka menghadiri upacara pernikahan Shinsuke-Kenkyo di kuil.

Suto jadi merasa sedih. Tapi Yamada tak merasa ada aura kelam yang mengelilinginya. Dia malah semakin melancarkan aksinya.

"Bahkan kamu harus menyembunyikan identitasmu sebagai bagian dari Takahashi. Ayah mertuamu saja, kamu panggil ji-san. Ah belum lagi panggilan kamu pada Shinsuke-san. Kamu manggil ji-san juga, bukannya Shinsuke-kun, atau anata. Dan lima bulan menikah, berciuman saja kalian tidak pernah? Sudah ku duga. Shinsuke-san sebenarnya menikahimu karena tanggungjawab saja, dan sebenarnya dia masih mencintai Naomi-san."

PLAKK!

Yuko menampar pipi Yamada. Mulutnya memang tak bisa diam.