webnovel

If I Could See You Again

Dia adalah atasanku tempat ku bekerja di London. Dia baik, ramah, berwibawa, profesional, dan menyenangkan. Awalnya aku hanya mendiamkannya seperti aku mendiamkan lelaki lain sebelum ini. Namun perlahan tapi pasti. Aku mulai merasakan ada yang berbeda dari lelaki ini. Dan sejak kejadian itu, aku mulai membuka diriku. Tanpa takut dengan kata ‘seandainya’. Aku hanya ingin menikmati hidupku ini. Haruki Tentang William Sejak pertama bertemu, aku sudah merasa ada yang berbeda dari karyawanku ku itu. Aku terus merasa penasaran dan ingin tau lebih banyak tentangnya. Hingga pada akhirnya aku mengetahui hal yang kelak akan membuatku jauh dari nya. Aku hanya ingin meminta satu kesempatan. Walaupun itu sangat kecil dan harus ku tukar dengan apa yang kumiliki selama ini. Aku hanya ingin dia HIDUP. William Tentang Haruki Mereka pertama bertemu di kantor tempat mereka bekerja. Perlahan, mereka mulai menyukai satu sama lain. Hingga akhirnya, takdir menguji mereka. Membuat mereka terus berpikir untuk berkorban satu sama lain.

_kjh0731_ · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

Prolog

LONDON bertambah dingin

Langit bertambah gelap

Seolah Ini adalah akhir

Ia hanya berjalan, tanpa mengetahui kemana arah kakinya ini melangkah. Ia tidak mendengar suara-suara orang disekitarnya. Ia bahkan tidak mendengar detak jantungnya sendiri. Ia hanya memikirkan apa yang baru saja di dengarnya. Ia berharap. Tidak, tapi benar-benar berharap. Jika yang didengarnya adalah mimpi dan dia akan bangun keesokkan harinya.

Tapi bagaimana jika itu adalah kenyataan?

Pertanyaan itu terlintas begitu saja di otaknya.

Ia berhenti dan melihat bangku di depannya. Ia mengangkat kepala dan menatap Sungai Thames yang berada di sampingnya. Sudah seberapa jauh dia berjalan sampai akhirnya datang ke tempat ini. Ia menatap kertas yang masih dipegangnya. Kertas itu sudah lusuh dan basah karena terkena salju. Sambil mendengus pelan, ia berjalan ke bangku itu dan mulai duduk disana.

Matanya menatap kosong pemandangan di depannya. Ia tidak tahu sudah berapa lama duduk disana. Ia hanya melamun dan sesekali mengeluarkan butir air matanya. Tiba-tiba ia mendengar langkah tak jauh dari tempatnya duduk. Tangannya otomatis mengambil tas dan memasukkan kertas lusuh itu. Ia mengangkat wajah dan memandang tepat ke orang itu.

Ia bisa melihat wajah lelaki itu dengan jelas. Ia juga bisa mendengar suara lelaki itu memanggilnya.

Hanya sekali saja.

Kalau boleh, ia ingin mengatakannya sekali saja.

Kalau boleh, ia ingin melihatnya sekali lagi saja.

Tapi ia tidak bisa.

Ia tidak bisa membiarkan orang itu menderita karenanya.

kritik dan saran ditunggu :)

terima kasih sudah membaca.

_kjh0731_creators' thoughts