Aku dan Steven kini berada di kereta. Beberapa jam lagi akan sampai di kota kami berdua. Sungguh aku snagat lelah sekali hari ini.
"Steven aku sangat lemas sekali. Rasanya aku ingin muntah," keluhku di depan wajah Steven dengan wajah memelas.
"Tidak bisa, kau jangan muntah disini. Beberapa jam lagi kita akan sampai," kata Steven dengan kedua mata melotot.
"Tapi aku tidak bisa menahannya Steven. Aku akan ke toilet," kataku dengan cepat.
Dia menghembuskan nafas kesal. Aku langsung saja menuju ke toilet meski rasanya langkahku snagat lemas sekali. Padahal toiletnya dekat. Tapi aku berjalan dengan lambat. Kenapa Steven tidak menuntun aku ke toilet. Ya Tuhan? Apa dia malu mempunyai istri sepertiku?
Beberapa orang menanyakan apakah aku baik baik saja. Aku berkata jika aku baik baik saja. Kalau seseorang menggandeng aku untuk ke toilet. Dia pria aku tidak melihat wajahnya. Aku tahu dari suaranya. Tapi aku membisikkan kepada pria itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com