Matty masuk ke dalam kamarnya dengan langkah cepat dan menutup pintunya rapat rapat. Ia baru saja pulang makan malam bersama ibunya. Makan malam di Sergai pertemuan dengan altit tinju.
"Apa ibuku benar-benar gila? Aku tidak mungkin bertanding dengan lawan seperti leo. Dia adalah altit tinju yang sudah banyak memenangkan perlombaan. Sedangkan aku? Ibu benar benar konyol sekali," seru matty dengan kesal sambil melihat pemandangan di atas balkon. Pemandangan berupa lapangan golf dan danau di malam hari. Di temani dengan angin angin yang berbisik. Meski dingin tapi pria dengan mata biru ini begitu menikmatinya.
"Sampai kapanpun aku tidak akan bertanding dengan leo. Bukannya aku takut. Tapi untuk apa? Mendapatkan uang. Tentu saja tidak. Aku tidak berpikiran sepetrti ibuku yang semuanya di ukur dengan uang," kata Matty dengan kedua tangan tergenggam marah .
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com