Luna menghela napas panjang dan mulai memakai sweater hitam rajut dan dipadukan dengan mini pants berwarna pink yang tak terlalu cerah. Ia menatap cermin di hadapannya, melihat bayang parasnya yang kini mengepang dua rambut pendeknya dan memberi sedikit ruang untuk poninya. Tas slempang di meja rias ia ambil dan langsung memasukkan ponsel ke dalamnya.
Gadis itu langsung keluar kamar dan berpamitan pada kedua kakak kembarnya, karena Damian sedang ada di tempat kerja saat ini. Namun si kembar kontan berdiri dan mulai mengintimidasi adik bungusnya. Mereka bertanya mengapa Luna akhir-akhir ini sering keluar dan bahkan sering bersama dengan Andra, adik Bima.
Luna merengut dan hanya diam mendengarkan semua ocehan si kembar. Gadis itu menunggu jeda agar dirinya bisa berujar dengan santai, karena saat ini ia sedang ingin memakan kedua kakaknya tersebut.
"Kok, my lovely Lunaku sekarang jadi jarang banget jalan sama kita?" Ezra berargumen.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com