webnovel

Seminggu

Sudah satu minggu aku pindah ke sekolah yang baru, saat itu juga ayah tidak pernah mengunjungi rumah. Aku juga melakukan kegiatan ku seperti hari-hari biasanya.

Terkadang aku juga pergi ke kantor untuk melihat bagaimana keadaan di sana. Karena aku mengerjakan semua pekerjaan kantor di rumah saat malam hari. Karena hanya pada malam hari tidak ada seorangpun yang bisa mengganggu ku.

Aku sekarang juga sudah berangkat ke sekolah sendiri menggunakan motor yang aku beli dengan uang yang aku tabung. Sebelumnya ibu menentang hal itu, Karena dia pikir kalau aku berangkat ke sekolah menggunakan motor, akan membuat citranya rusak di depan teman-teman ibuku yang berada di kompleks ini.

Tetapi dengan usaha dan juga kerja keras pusat membujuk ibuku ngirimnya mengizinkan aku berangkat menggunakan motor sendiri. Sedangkan kakakku juga berangkat menggunakan mobilnya ke sekolah.

Meskipun kami sudah pindah di sekolah yang sama, aku dengan kakak aku juga masih jarang untuk mengobrol ataupun hanya menyapa saat bertemu di area sekolahan.

Kakak selalu acuh tak acuh ketika bertemu denganku, jadi aku juga canggung jika ingin menyapanya. Aku juga mulai berbaur dengan teman-teman yang ada di kelasku.

Meskipun aku hanya pergi ataupun makan bersama dengan teman-teman dekatku, akan tetapi aku juga akrab dengan teman-temanku yang lain saat berada di kelas.

Meskipun menurut orang lain kelasku adalah kelas yang paling susah untuk diatur, tetapi rasa solidaritas mereka sangatlah tinggi. Disini mereka juga sangat setia kawan dan support dengan teman-teman yang lainnya.

Menurutku orang-orang yang di luar sana hanya memandang kelas ini dengan sebelah mata. Mereka hanya mengutarakan apa yang mereka lihat tanpa tahu inti ataupun penyebabnya.

Saat ini aku sedang berada di jalan menuju ke sekolah. Aku berangkat terlalu pagi karena tidak ingin mengalami kemacetan saat berada di jalan nanti. Karena hari ini adalah hari Senin, di pukul 7 nanti akan banyak kendaraan dari para pekerja yang ingin berangkat ke tempat kerja mereka.

Dan ada juga anak-anak sekolah yang pergi untuk melakukan tugas mereka sebagai pelajar.

Jadi aku mengambil jalan aman dengan berangkat lebih pagi daripada biasanya. Entah mengapa setiap hari Senin itu membuat kita selalu deg-degan. Mungkin karena setiap hari Senin diadakan upacara. Aku juga tidak tahu apa alasannya.

Aku berhenti di lampu merah ketika lampu jalan menandakan warna merah yang artinya harus berhenti. Tidak lama setelah aku menghentikan motor ada seorang anak yang menawarkan barang dagangannya kepada ku.

Memang sudah biasa jika anak-anak di Jakarta jarang yang bersekolah. Mereka lebih memilih berjualan di pinggir jalan.

Aku melihat itu dan memanggil anak itu untuk menghampiriku. Dari dulu aku aku tidak bisa melihat seorang anak yang bekerja keras di usia dini. Jadi sebisa mungkin aku ingin membantu mereka.

"Di itu bunganya harganya berapa satu? Kakak mau beli untuk teman kakak nanti di sekolah."

"Bunga ini harganya 10.000 satuanya. Emangnya teman kakak laki-laki apa perempuan?"

"Teman kakak perempuan, memangnya kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Kalau teman kakak perempuan, seharusnya kakak membeli mawar berwarna pink. Jika teman kakak itu laki-laki maka berikan mawar berwarna merah."

"Kalau begitu kakak beli warna merah sama pinknya masing-masing satu ya dek. Ini uang untuk membayar pemain tadi kakak beli."

"Terima kasih kak sudah mau membeli bunga saya, kalau begitu saya permisi dulu untuk menjual bunga-bunga yang lain."

Setelah memberikan bunganya kepadaku, anak itu kembali berkeliling untuk menjual bunga yang dia bawa di keranjang. Sebenarnya aku juga tidak terlalu membutuhkan bunga ini. Karena aku tahu semua teman-temanku tidak dia menyukai bunga mawar.

Aku juga tidak tahu alasan mereka mengapa tidak menyukai bunga mawar, karena aku sendiri sebagai wanita sangat suka dengan harum yang dikeluarkan oleh bunga mawar.

Jadi aku putuskan untuk menyimpan bunga ini sendiri. Setelah 2 menit lamanya aku menunggu di jalan, akhirnya lampu ya sebelumnya berwarna merah berubah menjadi berwarna hijau. Yang menandakan kalau kendaraan bisa melewati jalan ini.

Harum melajukan kendaraan ku untuk menuju ke sekolah. Setelah 10 menit berkendara, akhirnya aku sampai juga di gerbang sekolahan.

Suasana di sekolah saat ini juga masih sangat sepi, karena aku yakin kalau teman-teman yang lainnya belum datang karena masih pagi.

Aku mau lihat jam yang melingkar di tanganku, ternyata saat ini masih pukul 6.15 menit. Yang artinya teman-temanku tidak akan datang pada jam segini.

Biasanya mereka sampai di area sekolah pada pukul 7 pagi, jadi saat ini sekolah masih salah sepi dan tidak ada seorangpun yang ada di sini kecuali aku dan penjaga gerbang.

Aku memarkirkan motor di tempat yang sudah disediakan oleh pihak sekolahan. Sekolah aku sendiri tidak pernah melarang siswanya untuk berangkat menggunakan kendaraan pribadi mereka. Dengan syarat kalau mereka sudah memiliki SIM yang juga kartu penduduk.

Setelah selesai memarkirkan motor aku berjalan menyusuri koridor kelas untuk menuju ke kelasku sendiri.

Kelasku sendiri terletak di lantai 3 bangunan ini. Jadi aku harus menaiki beberapa anak tangga yang cukup curam untuk sampai ke kelasku. Koridor yang masih sepi juga membuatku agak merinding. Karena hawa dingin yang ditimbulkan oleh lingkungan di sekitarku.

Memang lingkungan sekolahku ini sangat asri dan juga sejuk. Semua itu dikarenakan perempuan di sini yang sangat banyak dan juga lebat. Bahkan ada juga pohon mangga yang berbuah setiap musimnya.

Jadi kami juga sering mengambil mangga untuk dijadikan cemilan seperti rujak.

Lelah sekali jika harus menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai 3. Karena di sini siswanya juga tidak diperbolehkan menggunakan lift. Sebenarnya ada lift yang disediakan hanya untuk para guru. Dan siswa hanya diperbolehkan untuk menggunakan lift itu hanya ketika dalm keadaan terdesak.

Seperti saat cedera ataupun membawa barang-barang yang berat, seperti barang yang dihunakan untuk praktek.

Akhirnya setelah menaiki banyaknya anak tangga akhirnya aku sampai di kelasku, berhubung tidak ada siswa lain aku ingin tidur sebentar sebelum ada anak lain yang datang.

Tempat dudukku juga ada di bagian paling belakang, jadi sangat nyaman jika ingin tidur dan bermain.

Setelah setengah jam aku tidur di kelas ada seseorang yang datang ke kelas. Aku tidur tetapi sadar jika ada pergerakan di dekatku. Karena itu adalah reflek yang sudah diajarkan di akademi. Jadi aku bisa merasakannya.

Akan tetapi aku tetap menjaga sikapku untuk tidak bergerak dan menjaga nafasku agar tetap beraturan. Jadi orang itu tidak sadar jika aku tahu kalau dia masuk ke kelas. Dengan kata lain aku pura-pura tidak tahu.