webnovel

I'M STOP HERE

Alex mengguyur Naura dengan air putih yang ada di tangannya. “Lo itu cuman cewek murahan yang sama sekali ngak ada harga dirinya Naura. Lo sadar ngak sih kalau lo ini cewek?” Tanya Alex yang masih berdiri tegak di hadapan Naura. “Gue sadar kok kalau gue cewek.” Balas Naura santai, sambil berusaha menahan air matanya. “Kalau lo sadar, harusnya lo punya otak buat ngak ngelakuin ini bego. Lo itu cewek murahan yang dengan sok jagoannya lo, lo berani ngejar ngejar gue. Lo pikir dong, pantes ngak seorang cewek ngejar ngejar cowok? Apalagi cewek yang modelnya kayak lo gini, pantes ngak ngejar cowok kayak gue? Mikir ngak sih lo hah?” “Oh gue sampe lupa, gue denger denger nyokap lo udah meninggal dan bokap lo nikah lagi, kasian banget sih hidup lo. Pantes lo kayak cewek ngak punya didikan. Pantes sikap lo kayak P-E-LA-C-U-R.” Ucap Alex sambil menekan kata pelacur. Plak.... Naura menampar Alex. Cukup. Hati Naura terlalu sakit saat mendengar perkataan Alex. “Lo bisa ngehina gue sepuasnya, lo bisa nyebut gue sebagai cewek murahan tapi jangan pernah bahas mengenai orang tua gue, apalagi ngomong hal hal yang ngak pantas tentang mereka. Walaupun gue suka sama lo, bukan berarti lo bisa ngomong sesuka hati lo. Gue ngak akan biarin siapapun ngomong hal yang ngak pantas tentang orang tua gue, termasuk lo Lex.” Naura menangis sesenggukan, dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapanya. “Dan ya, lo bener Lex. Selamat lo bener karena bilang gue sebagai cewek murahan. Gue emang murahan, dan hari ini gue bakal janji sama lo, kalau cewek yang lo sebut dengan cewek murahan ini, ngak akan ngejar ngejar lo lagi, gue ngak akan ganggu hidup lo lagi lex. I’M STOP HERE.” Ucap Naura dan langsung berlari meninggalkan Alex. “Lo bener bener ngak punya otak ya Lex. Gue pastiin lo bakal nyesel karena udah ngelakuin ini sama Naura.” Ucap Icha lalu berlari menyusul Naura.

Mega_Sari_Purba · Historia
Sin suficientes valoraciones
168 Chs

Mimpi

Ceklek...

Alex mengalihkan pandangannya ke arah suara pintu yang baru saja terbuka.

Alex langsung mengerutkan keningnya begitu melihat Naura yang kini sudah berdiri di ambang pintu dengan sebuah senyuman kecil di bibirnya.

"Hai Lex...." Sapa Naura sambil menutup kembali pintu itu.

"Lo ngapain ke sini?" Tanya Alex to the point sambil kembali membaringkan kembali tubuhnya pada salah satu brangkar yang ada di sana.

"Ya gue mau liat lo lah."

"Buat apa?"

"Gue mau pastiin kalo lo itu baik baik aja."

"Ngak usah sok perhatian sama gue."

"Ya gue harus perhatian dong sama lo. Lo itu kan calon pacar gue, calon masa depan gue, jadi gue ngak mungkin dong biarin lo gitu aja kalo lo lagi sakit gini."

"Gue ngak suka kalo lo sok perhatian sama gue."

"Gue ngak sok perhatian kok, tapi emang gue bener bener perhatian sama lo."

"Kenapa?"

"Karena gue suka sama lo." Ucap Naura yang entah kenapa membuat jantung Alex berdetak lebih kencang.

Alex berusaha menutupi rasa gugupnya di hadapan Naura.

"Kenapa?" Alex kembali bertanya.

"Kenapa apanya?" Tanya Naura yang tidak mengerti maksud pertanyaan Alex.

"Kenapa lo suka sama gue?"

Naura terdiam sejenak sambil memikirkan jawabannya.

"Emm gue juga ngak tau kenapa gue suka sama lo. Yang penting gue yakin kok kalau gue emang benar benar suka sama lo."

"Jangan suka sama gue Naura." Ucap Alex lalu memiringkan tubuhnya agar memunggungi Naura.

"Emang kenapa kalau gue suka sama lo?"

"Karena gue ngak akan pernah bisa bales perasaan lo. Lo hanya akan nyiksa diri lo sendiri kalau lo suka sama gue."

deg.....

Ucapan Alex barusan mampu mengotak atik perasaan Naura. Gadis itu terdiam sejenak sambil berusaha menguatkan hatinya.

"Emang lo kenapa ngak bisa suka sama gue Lex? Lo kan belum coba."

"Gue ngak punya niatan buat coba buka hati sama lo."

"Kenapa?"

"Gue ngak tau."

"Gue yakin kok kalo lo coba buat buka hati lo untuk gue, lo juga bakal suka sama gue. Dan gue akan selalu usaha buat lo bisa suka sama gue."

"Lo cuman nyia- nyiain waktu lo, tau ngak. Semua usaha lo pasti akan sia sia juga."

"Ngak ada usaha yang menghianati hasil Lex."

"Terserah lo, yang penting gue udah peringatin lo dari awal."

Naura dan Alex terdiam sejenak, tidak ada percakapan lagi sejak Alex mengatakan kalimat terakhirnya.

Naura berjalan mendekat ke arah brangkar Alex dan memeriksa luka di tangan laki laki itu.

Alex yang merasa ada yang menyentuhnya mulai membuka matanya perlahan.

"Lo mau ngapain?" Tanya Alex saat melihat Naura di hadapannya.

"Shuttttt. Gue mau liat luka lo."

Alex menarik tangannya dari genggaman Naura.

"Ngak usah. Luka gue udah mendingan." Ucap Alex lalu mengubah posisinya untuk duduk di atas brangkar.

Melihat reaksi Alex tadi, Naura langsung menarik tangan Alex dengan kasar hingga membuat Alex mengerang kesakitan.

"Arhhhhhh, lo bisa pelan pelan dikit ngak? Sakit bege." Umpat Alex pada Naura.

"Katanya ketua geng motor, masa cuman di tarik gitu doang nangis."

Alex langsung memelototkan matanya menatap Naura.

"Kapan gue nangis? Dan dari mana lo tau gue ketua geng motor?"

"Gue tau semua kali tentang lo Lex. Gue jarang bisa suka sama cowok, tapi sekalinya gue suka, pasti gue ulik sampe akar akarnya." Ucap Naura yang kini sudah mulai melepaskan perban di tangan Alex.

"Kenapa perbannya lo buka?"

"Biar gue ganti sama yang baru, lo ngak mau kan kalau sampe luka lo ini infeksi dan nanti lo bakal di operasi trus lo ba... mphhhhh."

Alex langsung membekap mulut Naura dengan telapak tangannya.

"Udah... lo ngak usah lanjutin kata kata lo." Ucap Alex.

Mata Naura dan Alex saling bertemu. Keduanya terdiam satu sama lain, dan saling memandang untuk beberapa detik.

Naura yang merasa jantungnya yang sudah tidak aman karena tatapan dari Alex, langsung salah tingkah.

Naura langsung menjauh dari Alex dan gelagapan sendiri.

"Emmmm be... bentar ya, gue cari perban yang baru dulu." Ucap Naura lalu beralih dari hadapan Alex.

Melihat Naura yang gugup saat berbicara dengannya tadi, entah kenapa berhasil menarik senyuman di wajah Alex.

Tidak butuh waktu lama, Naura kembali dengan sebuah kotak obat di tangannya.

"Siniin tangan lo."

Alex mendekatkan tangannya pada Naura. Sesekali Alex menatap wajah serius Naura yang sedang fokus untuk membersihkan luka di tangan Alex.

"Lex?"

"Hemmmm."

"Lo tau ngak mimpi gue sekarang ini apa?" Tanya Naura memulai pembicaraan mereka kembali.

Naura menatap lekat ke wajah Alex yang kini menatapnya dengan penuh tanya.

"Mimpi gue itu adalah bisa buat lo suka sama gue." Ucap Naura.

"Hahahhaha, aneh ya mimpi gue?" Tanya Naura lalu tersenyum sendiri.

"Gue udah bilang, jangan suka sama gue. Lebih baik hilangin perasaan lo sama gue." Ucap Alex yang membuat Naura kembali terdiam untuk beberapa detik.

"Lo pernah denger ngak tentang seseorang yang namanya Colin Powell?"

Alex menggelengkan kepalanya perlahan.

"Colin Powell pernah bilang, kalau sebuah mimpi tidak akan menjadi kenyataan melalui sihir, itu membutuhkan keringat, tekad dan kerja keras. Dan artinya, kalau gue mau wujudin mimpi gue buat bikin lo suka sama gue, berarti gue harus punya tekad dan kerja keras." Ucap Naura lalu menarik sebuah senyuman di sudut bibirnya.

Alex hanya terdiam. Dia tidak tau harus mengatakan apa lagi sekarang.

"Lo mau ngak coba buat buka hati lo untuk gue Lex?" Tanya Naura to the point.

Alex meneguk air ludahnya kasar. Laki laki itu menatap Naura dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Lex? Lo dengerkan omongan gue tadi?" Tanya Naura sambil menggoyang- goyangkan tangannya di hadapan Alex.

"Gue ngak tau." Jawab Alex singkat.

"Kalau lo ngak mau berusaha, tolong jangan halangin usaha gue buat bikin lo suka sama gue ya Lex." Ucap Naura.

Alex kembali menatap Naura.

"Terserah lo." Jawab Alex dan entah mengapa, Naura langsung bahagia mendengar jawaban tidak pasti dari Alex tadi.

"Makasih Lex."

Alex tidak menjawab ucapan Naura sama sekali dan sesekali melirik ke arah Naura yang sedang fokus membalut lukanya.

"Sebuah mimpi tidak akan menjadi kenyataan melalui sihir, itu membutuhkan keringat, tekad dan kerja keras."

~Colin Powell~

Mega_Sari_Purbacreators' thoughts