webnovel

5- Varel Mirip Penculik

"Eh? Lo mau nyemplung ke laut terus kalau nanti ada ikan paus yang gak sengaja lewat, Lo masuk ke dalam perutnya emang mau?!" tanya Satria dengan selera humornya yang sangat rendah.

Krik Krik Krik

Hening.

"Sat, Lo diem aja deh, nyemil makanan kek, nonton kartun kek, Lo mau kayang juga boleh, tapi please diem dulu " perintah Rio yang duduk di sebelah Varel.

"Kan, gue lagi yang kena." gumam Satria yang memilih untuk makan basreng.

"Rel, Lo tau kan cara Lo itu salah, Lo pikir masalah Lo semua bakal selesai kalau Lo mati?" tanya Rio serius kepada sohibnya itu.

"Gue capek. Gue mau nyusul Bunda Ayah." jawab Varel dengan pikiran pendeknya.

Rio terkadang heran dengan tingkah dan pikiran abstrak sohibnya itu, tampang luarnya mah keren, cool, berkharisma, tapi isinya ngambekan.

"Lo gak mikirin Nasih adik Lo? Kalau Lo mati dia gimana?" tanya Rio lagi.

"Si Key? Dia adik gue, tapu dia jadi tanggung jawab gue cuman sampai usianya tujuh belas tahun doang. Setelah itu gue bakal mutusin semua hubungan gue sama dia, dan ngebagi rata harta peninggalan Ayah Bunda."

"Fix, otak Lo miring!" ucap Rio yang segera melangkahkan kakinya berniat untuk pergi.

"Eh?! Yo! Lo kok pergi?!" Satria yang sedang mengunyah basreng jeletot hampir saja tersedak.

"Ada orang toxic, ogah gue." balasnya cuek dan menutup pintu markas dengan sangat kuat.

"Toxic!" desis Varel yang juga melangkahkan kakinya keluar markas, menyisahkan Satria seorang diri dengan toples basreng yang tinggal setengah.

"Orang baik emang selalu ditinggalin," miris Satria yang terus mengunyah basrengnya.

.

.

"Lo balik sendiri?" tanya Rissa setelah bel pulang sekolah berdering.

"Iya kak, biasanya Key pulang sama bang varel, tapi tadi pagi bang Varel kan ga masuk." jelas Key yang sedang memasukan buku-bukunya ke dalam tas sekolah berwarna mint favoritnya.

"Oh... Balik bareng gue yuk, gue bawa motor kok!" ajak Rissa dengan semangat.

Key sedikit berfikir, "kalau Key bareng kak Rissa udah pasti aman kan nyampe rumah? Daripada Key naik metromini, nanti Abang marah kalau Key nyasar," batin Key yang sedang berfikir panjang lebar.

"Key! Udah gak usah mikir-mikir, gue gak bakal nyulik Lo kok."

"Hah? Kakak ada niatan mau nyulik Key?!" kaget Key.

"Duh, iya! Siapa coba yang ga mau nyulik cowok segemes Lo?!" batin Rissa yang menjawab.

"Gak! Bukan gue, tapi tante-tante girang sama om-om hidung belang di Deket pasar Minggu!" jawab asal Rissa.

"Hah?" Key itu memang lemot, tapi kalau matematika dan sekutunya Key itu suhu.

"Ah! Udah yuk, kita ke WC dulu tapi."

Saat sedang berjalan menuju ke WC Key berceloteh, "kak Rissa kebelet pipis ya?"

"Gak."balas Rissa super pendek.

"Terus? Oh... Kakak lagi kedatangan bulan ya?" tanya Key lagi.

"Gak. Bulan gak suka gue, langit gue selalu gelap tanpa adanya bulan, bulan gue baru aja ninggalin gue beberapa Minggu yang lalu." ucap Rissa dengan maksud terselubung yang begitu tinggi, jangan bertanya, Key tak akan paham.

"Dah, Lo tunggu di sini, nih pegang tas gue. Gue mau ganti celana dulu." Rissa bergegas masuk ke dalam bilik toilet perempuan.

Tak berselang lama Rissa keluar dengan rok yang sudah terganti oleh celana Levis dan seragamnya dilapisi jacket kulit.

"Wah! Kakak kayak penyanyi rock!"

Eh? Seketika Rissa merasa dongkol dengan apa yang baru saja Key katakan.

"Gue penyayi Ballad! puas Lo?! Dah ayo!" Rissa menarik tangan Key perlahan, dia tahu kondidi Key yang pincang.

Sesaat setelah Rissa dan Key sampai di parkiran, Rissa membantu Key untuk naik ke montor sport hitam miliknya.

"Duh kak, Key takut jatuh!" gumam Key yang sedang dibantu naik ke atas jok motor oleh Rissa.

"Ga bakal. Enak tau naik motor, adem-adem gitu." ucap Rissa.

"Tap-"

"Key!" sebuah suara yang sangat Key kenal memanggil namanya.

Key menoleh ke belakang dan menemukan abangnya yang sepertinya datang menjemput dirinya.

"Bang Varel!" teriak Key juga.

"Kak itu abangnya Key, turun kak turun,' Key meminta untuk diturunkan dari jok motor, dengan sedikit perasaan tak rela akhirnya Rissa menurunkan Key.

"Lo diculik?" tanya Varel setelah berjalan mendekati Rissa dan Key.

"Culik?" beo Key.

"Lo ngatain gue penculik?! Yang ada Lo tuh penculik !" semprot Rissa yang tak terima dikatai penculik.

"Terserah. Gak peduli gue, ayo balik." Varel menarik tangan Key, Namaun di tahan oleh Rissa.

"Gue duluan yang ngajakin Key balik!"

"Terus?!" balas Varel dengan dingin.

"Ya dia balik bareng gue lah! Oon banget Lo!"

"Crazy girl!" ucap Varel sarkas dan tetap menarik Key yang masih terdiam, terkadang otak Key tak terlalu sampai ke dalam hal-hal seperti itu.

"Eh! Key!" panggil Rissa yang tak menyerah.

Key menghentikan langkahnya dan meminta Varek untuk melepaskan tangannya dan mendekati Rissa.

"Emmm, kak Rissa, ini abangnya Key, namanya Varel. Bang Varel ini namanya Kak Rissa, murid baru di kelas kita." ucap Key memperkenalkan Rissa dan Varel.

"Hah?!" kaget Rissa.

"Kok gak mirip? Yang satu malaikat yang satunya iblis?"

"Mood gue tambah hancur, sialan!" batin Varel.