webnovel

Kisah Novel

Kring… kring…

Tak terasa bel pulang pun telah berbunyi. Aku segera bergegas untuk pulang. Tapi, sebelum pulang aku pergi ke ruang perpustakaan untuk mencari sebuah buku.

"Eh, Andra ! kamu ngapain ?" ucap Risa yang kebetulan sedang meminjam buku di ruang perpustakaan.

Aku terkejut mengapa dia ada diruang perpustakaan, padahal sudah jam pulang sekolah. "Sedang mencari buku !" jawabku. Aku berjalan mengitari rak-rak buku yang ada di ruang perpustakaan. Setelah mencari sekitar 15 menit, aku mendapatkan buku yang inginku cari. Buku ini berjudul "Happy In The Moonlight". Buku ini berkisah tentang seorang anak laki-laki yang mengalami penyakit keras dan hidup tanpa ditemani oleh siapa-siapa. Anak ini tidak memiliki orang tua, teman, bahkan keluarga yang dapat menemani dirinya saat sedang dirumah sakit. Kasihan sekali hidup anak ini, tapi aku mengira jika anak ini memiliki sebuah kesamaan denganku, yaitu hidup sendirian. Hal itu yang membuat aku ingin membaca buku ini.

Saat aku ingin keluar dari ruang perpustakaan, Risa sudah tidak ada. Sebenarnya, aku ingin mengajak dia pulang bareng denganku. Entah mengapa, aku ingin terus bersama dengan Risa. Aku merasa nyaman saat dekat dengannya. Apakah Risa juga merasakan hal yang sama denganku? Kurasa tidak.

Aku kemballi ke kehidupanku yang membosankan dirumah. Aku hanya belajar, makan dan tidur dirumah. Aku melakukan semua hal sendiri, tanpa ada yang menemai. Bahkan ibuku sendiri terlalu sibuk untuk menemaniku belajar. Yah, aku memang sudah terbiasa dengan semua ini.

"Ya, sekarang sudah saat aku membaca buku 'Happy In The Moonlight' !"

Dihalaman pertama buku tersebut masih bercerita tentang keseharian Robi si anak yang malang itu. Ceritanya bisa dibilang sedih, Karena banyak bagian saat Robi tinggalkan oleh orang yang ia sayangi satu persatu. Mulai dari Ayah dan Ibunya yang bercerai, lalu ia dititipkan ke panti asuhan dan ia dijauhi oleh semua orang dipanti asuhan kerena dia memiliki penyakit HIV. Aku masih membacanya dengan nada biasa.

Tapi, aku tidak bisa menahan air mata saat Robi ditinggalkan oleh Nabila. Nabila adalah satu-satunya teman yang dimiliki Robi. Dia juga merupakan gadis yang disukai oleh Robi. Mereka selalu bersama-sama dipanti asuhan. Robi sudah menganggap Nabila sebagai adik, begitupula dengan Nabila yang sudah menganggap Robi sebagai kakak sendiri.

"Ki-kita harus berpisah ! aku akan pergi ke SMA diluar kota, maafkan aku !"

Begitulah ucapan Nabila kepada Robi yang membuat Robi menjadi putus asa. Saat Nabila pergi keluar kota, Robi merasa tidak ada gunanya ia menjalani kehidupan lagi. Tanpa ia sadari banyak penyakit mengerikan yang menggerogoti tubuh Robi, seperti sel kanker yang telah menyebar sampai ke otak dan tumor di belakang kepala Robi.

Selama 2 bulan setelah Nabila pergi, Robi telah meninggal. Saat malam sebelum ia meninggal dunia, ia bertemu dengan seorang gadis yang berkata "Apa yang berlalu biarlah berlalu, kamu harus tetap semangat dalam menjalani hidup ini !", kalimat itu telah membuat hati Robi kembali semangat. Sayangnya, setelah mendengar kata-kata dari gadis itu, Robi menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Begitulah akhir dari buku ini dan aku pun tertidur karena sudah larut malam.

Aku terbangun pada jam 8 pagi, padahal bel masuk sekolah sudah berbunyi sekitar setengah jam yang lalu. Tanpa mandi dan gosok gigi, aku langsung mengganti bajuku dan pergi ke sekolah.

"Kenapa kamu bisa terlambat ?" tanya pak satpam sekolah dengan nada lembut.

"Maaf ! aku terlalu lelah setelah membaca buku, sampai-sampai aku terlambat bangun."

"Yaudah, masuk sana. Jangan lupa ijin dulu sama guru piket !" ujar pak satpam sambil membukakan pintu gerbang.

Pak satpam memang selalu baik padaku. Semenjak dia pertama kali menjadi petugas keamanan disini, dia selalu melihatku belajar. Mungkin…, dia menghargai perjuanganku dalam hal belajar, makanya ia terus baik kepadaku.

Aku mencari siapa guru yang piket hari ini di daftar guru piket. Ternyata guru yang piket hari ini adalah Pak Karno. Sebenarnya, Pak Karno ini adalah guru yang paling baik denganku, dia pernah membelikanku nasi goreng saat aku tidak membawa uang saku dan ia juga sering membantuku saat mengerjakan tugas diperpustakaan. Beruntung sekali aku terlambat di hari ini.

"Pak Kar, maaf aku terlambat. Aku telat bangun kerena kemarin malam habis baca buku."

"Iya, lain kali jangan terlambat lagi." ujar Pak Karno dengan lembut

Begitulah sikap Pak Karno kepadaku. Dia sama sekali tidak pernah marah kepadaku. Aku juga berusaha bersikap sopan kepada Pak Kar, meskipun sulit. Aku masuk ke kelasku dan langsung mengikuti pelajaran seperti biasa.

"Eh, Andra tumben kamu terlambat !" tanya Risa peduli

"Iya, aku habis membaca buku 'Happy In The Moonlight'." jawabku

Risa juga berkata bahwa ia pernah membaca buku 'Happy In The Moonlight' dan katanya dia juga sangat suka buku itu. Risa juga terbawa oleh alur cerita pada buku itu, dia ikut merasakan apa yang dialami oleh Robi. Aku juga merasa kalau si Risa itu suka membaca buku-buku novel yang seperti itu.