Upacara
"Pagi Hanna." Sahut Anya.
"Pagi." Jawab Hanna.
Hanna dan Anya membereskan kamar mereka, dan setelah itu pergi mandi. Pemandian di kamar asrama mereka --Hanna dan Anya-- dibuat dari kristal sihir.
Mereka --Hanna dan Anya-- mandi bersama, saling membersihkan tubuh mereka.
"Hanna!" Sahut Anya.
"Iya." Hanna menjawab sambil menoleh ke arah Anya.
"Benarkan, mata mu memang cantik." Kata Anya.
Wajah Hanna memerah.
"Ah, biasa aja." Jawab Hanna dengan nada malu.
"Emang cantik kok, bola mata yang berwarna hijau." Puji Anya kembali.
"Sudah-sudah, Sebentar lagi bel berbunyi." Kata Hanna yang semakin malu.
***
Kring! Kring!
Suara bel berbunyi, para anak-anak bergegas menuju lapangan Akademi.
"Baiklah. Selamat pagi anak-anak!" Seru kepala sekolah dengan semangat.
"Pagi." Jawab seluruh murid dengan serentak.
"Ok, baiklah. Hari ini bapak akan menyampaikan sesuatu, sesuatu yang cukup penting.
8 bulan lagi, pertandingan akan di mulai. Buat kalian yang menganggap ini hanya turnamen biasa, mohon maaf kalian keliru. 'Pertandingan' ini sangat berbahaya, bahkan bisa merenggut nyawa kalian. Jadi, buat kalian yang mengikuti turnamen ini semangat dan jangan pantang menyerah." Ucap kepala sekolah, "Kalian bisa mati loh." bisik kecil kepala sekolah.
"Sekian sambutan dari kepala sekolah. Saya akan memberitahukan siapa yang akan mengikuti 'pertandingan'. Artur dari kelas elemen cahaya...
Dan yang terakhir, Hanna dan Anya dari kelas elemen air. Terimakasih atas perhatiannya." Ia meninggalkan panggung digantikan dengan sang Raja.
"Baiklah, tak banyak yang akan saya sampaikan. Cuman satu hal, kalian akan mati." Kata sang Raja sambil meninggalkan panggung.
***
"Nice, itu yang aku tunggu-tunggu." Kata kepala sekolah.
"Terserah, aku cuman memperingati mereka." Jawab sang Raja.
_________
Dikelas Hanna dan Anya sedang berbincang-bincang, membahas tentang 'pertandingan'.
"Apakah sebegitu bahayanya 'pertandingan' itu?" Tanya Anya.
"Gak tau." Jawab Hanna sambil mengangkat bahunya.
_________
Jam pelajaran dimulai, Lina masuk ke kelas mereka --Hanna dan Anya--.
"Baiklah, tidak ada yang bisa saya ajarkan lagi. Jadi kali harus belajar sendiri." Kata Lina yang langsung meninggalkan kelas.
Anya bingung, sedangkan Hanna bersikap biasa saja dan kemudian membaringkan tubuhnya kemudian Hanna pun tertidur.