'Sejak kapan Riley ada di sini?' pikirku ketika rambut panjang bergelombang berwarna salmon itu menarik perhatianku. Matanya yang berwarna royal brown itu menyala dan-
'Ibu tidak menggunakan kursi rodanya?'
Mataku beralih menatap ibu yang saat ini berdiri dengan kedua kakinya. Mataku mengernyit melihat mereka berdua sangatlah aneh saat ini.
'Apa yang terjadi selama aku kehilangan kesadaran? Ini bukan mimpi, kan?'
Ibu yang seolah dapat membaca pikiranku itu semakin mempererat genggaman tangannya. Entah kenapa kali ini terasa menyakitkan dan seakan tulang-tulangku semakin dibuat remuk oleh ibu. Aku sedikit meringis untuk menahan rasa sakitnya.
"Jangan tinggalkan ibu, kau satu-satunya permata bagi ibu," ucap ibu yang membuatku luluh. Entah ada angin apa yang membuat ibu berkata seperti itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com