webnovel

Hikmah di balik Ujian

Hikmah adalah gadis kurang beruntung hidupnya penuh dengan Ujian.. ketika dia kecil dia mendapatkan pelecehan dari kakak iparnya, ketika Remaja dia aktif di bidang keagamaan... ketika dia memutuskan berhijab saudara dan orang tuanya menentang. karena takut susah mendapatkan pekerjaan nantinya. Hikmah gadis yang pintar mendapatkan Beasiswa dari sekolah untuk melanjutkan Kuliah, tapi sayang orang tuanya tidak mau membiayainya, akhir nya uang Beasiswanya dia pakai untuk kursus Komputer. Dia di ta'arufkan oleh Ustadz dengan seorang pemuda, bernama Fahri. Seorang pemuda pekerja keras yang Sholeh... Akankah Hikmah mendapatkan kebahagiaan?

Meliana12 · Historia
Sin suficientes valoraciones
265 Chs

Bab 6 Kemping...

Subuh aku sudah bangun, mandi, sholat, sarapan, bawaanku banyak sehingga aku diantar bapakku ke sekolah, Bapak juga ngasih uang untuk bekalku, "Ini nak buat nambahin bekal,"

"Ga usah pak, ibu kan udah kasih tadi."

"Gapapa itukan dari ibumu... ini dari bapak."

"Makasih pak.." Aku cium tangan bapakku, saat berpamitan masuk ke gedung sekolahku. Aku membawa barang -barangku ke lapangan upacara, "

Ketika aku membawa semua barangku, aku di bantu kakak kelasku, yang bernama Nazwa, untunglah kakak kelasku itu baik dia teman di kerohanian.

Kami berkumpul di lapangan.. setelah para pembina Pramuka mengabsen satu persatu anggotanya lalu kami pun naik ke dalam bis, yang di sewa pihak sekolah ada kurang lebih 4 bus yang digunakan untuk semua peserta yang mengikuti camping ke Ranca Upas Ciwidey.

Disana.. saat kemping ada suatu peristiwa ketika aku akan mengikuti jurit malam .. aku termasuk orang yang penakut, malam-malam harus keliling kebun teh.. membuat aku ketakutan akhirnya aku berpura-pura sakit karena tidak mau mengikuti jurit malam.

"Eh Karena aku berpura-pura sakit... sesak nafas, akhirnya aku dibawa ke tenda panitia di sana aku digabung bersama orang-orang yang sakit yang lainnnya. tubuhku diolesi minyak Gandapura biar hangat tetapi Kakak Pembina nya malah memberikan terlalu banyak sehingga tubuhku terasa panas ...

Aku benar-benar tersiksa.. Keesokan paginya seolah Kakak Pembina tahu aku hanya berpura-pura ... sakit... Dia memberikan nasi dan lauk pauknya yang banyak... dengan alasan yang sakit porsinya harus banyak supaya cepat sehat... dan harus dihabiskan. karena terlalu banyak akhirnya aku membuangnya dengan cara dimasukkan ke dalam kresek .. mana masakannya tidak enak nasinya terlalu lembek.

Dan paginya kami melakukan kegiatan pramuka seperti... baris-berbaris dan kegiatan yang lainnya Setelah selesai .. kegiatan siang hari kami makan siang yang disediakan oleh panitia Sore harinya baru kami bersiap untuk pulang kembali

--------------

Gimana tadi kelasnya ... aku yang sedang menilap mukena kontan menoleh kearah disampingku, untuk menatap seseorang yang baru saja mengajakku bicara di jam istirahat pertama di sekolah ini... ya memang sudah menjadi waktu bagiku untuk menyempatkan diri melakukan salat sunat Dhuha.. Meskipun tidak sering, sejak aku memutuskan untuk berubah aku memang menjadi orang rajin mengamalkan amalan... sunnah meskipun terkadang masih saja malas menghampiriku.

"Ya gitu sedikit ngantuk jawab ku kembali kembali menilap mukena yang sempat tadi terhenti ..Nafiah menganggukkan kepalanya paham mengerti maksud jawabanku walaupun terkesan ambigu .. ya seseorang yang baru saja mengajakku bicara tadi adalah Nafiah sahabatku.. setelah aku memutuskan untuk hijrah selain dekat dengan susi... aku juga lebih sering dekat dengan Nafiah, yang tak lain adalah sahabat satu jurusan di Manajemen Perkantoran.

Meskipun kami berbeda kelas Nafiah adalah anak dari jurusan Manajemen perkantoran yang letak kelas yang bersebelahan dengan letak kelasku selain sahabat satu jurusan, Nafiah juga merupakan sahabat satu ekstrakurikuler denganku .. yakni kerohanian setelah memutuskan berhijrah aku juga memutuskan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler kerohanian di sekolahku..

Bahkan aku cenderung lebih mudah bergaul dengan orang-orang yang menurutku sama denganku sedang berproses hijrah daripada dengan orang yang bertolak belakang dengan ku bukan maksudku dengan memilih milih teman yang sama denganku karena aku termasuk orang yang sulit untuk bergaul aku lebih memilih dekat dengan orang-orang yang sejalan dengan ku karena aku ingin menjaga kualitas keistiqomahan diriku yang ingin berhijrah walaupun tidak sejalan aku tetap selalu bersikap baik kepada semua temanku walaupun sedikit membuat cara agar tidak mudah terbawa arus pergaulan bebas.

Setelah pelajaran usai aku pun bergegas pulang ke rumah .. aku tidak mau dimarahi oleh ibuku lagi.

"Tumben kamu pulang tepat waktu.. aku tidak menjawab hanya mencium tangan Ibuku.. lalu masuk ke dalam kamar, setelah mengganti pakaian aku bergegas pergi ke warung.. untuk membantu ibuku setelah membantu melayani para pembeli ...aku juga membantu di dapur mempersiapkan masakan untuk keesokan harinya... seperti mengupas kentang ... mengiris sayuran dan lain-lain setelah Tugasku selesai aku salat ashar dan beristirahat sejenak sebelum ibuku memanggil kembali.

Di kegiatan kerohanian akan ada penggalangan dana untuk anak-anak yatim dan dhuafa .. Aku pun mengemukakaan hal itu kepada ibuku... "Bu di sekolah ada kegiatan penggalangan dana untuk anak yatim dan dhuafa apakah ibu mau menyumbang?

"Berapa?

"Yah seikhlasnya aja bu, untuk tabungan akhirat..

Akhirnya ibuku memberi uang 20rb dan 5kg beras, aku sangat bersyukur tahun 90an 20rb itu lumayan besar... mungkin sekitar 200rb sekarang ini.

Ibuku juga mulai suka ikut kegiatan pengajian di sekitar rumahku.. sehingga pandangan kepadaku memakai jilbab tidak terlalu menentang. dan aku bersyukur akan. hal itu.

Permasalahan baru pun muncul ketika aku lulus sekolah.. saat itu aku kembali mendapatkan Beasiswa ... Aku mengemukakan kepada orang tuaku bahwa aku ingin kuliah di UPI .. karena aku bercita-cita ingin menjadi seorang guru .. aku mengatakan kepada orang tuaku aku mendapatkan Beasiswa.. bisa aku gunakan untuk ikut ujian UM PTN namun orang tuaku menolak..

"Kamu tidak usah kuliah ... mana ada kakak perempuan mu kuliah... semuanya kerja Ibu hanya akan mengkuliahkan anak laki-laki

"Kenapa begitu? Bu... anak laki-laki dan perempuan itu kan sama saja ...aku juga ingin kuliah seperti yang teman-teman ku lain.. semuanya pada kuliah ... kenapa aku tidak boleh!!

"Sudahlah Hikmah perempuan itu nanti larinya pasti mengurus rumah tangga... nggak usah sekolah tinggi-tinggi... yang penting Sekarang kamu kerja saja.. ikut kakakmu kerja di pabrik nanti juga udah dapat jodoh.. kamu menikah..

'Sedangkal itukah pemikiran orang tuaku... tidak memperbolehkan aku kuliah... sedangkan kakakku yang laki-laki yang sudah tidak mau kuliah ... disuruh kuliah oleh kedua orang tuaku.. kakakku bilang aku tidak mau kuliah aku mau kerja saja di pabrik ..

Akhirnya kakakku yang perempuan memasukkan Kakak laki-laki ke pabrik tempat ia bekerja dulu .. untuk masuk kerja di pabrik itu sangat mudah tidak seperti sekarang asalkan ada saudaranya yang bekerja di sana maka mudah untuk memasukkan saudara atau keluarganya. Bahkan aku juga disuruh membuat lamaran kerja supaya bekerja di pabrik ...

Aku bukannya tidak mau bekerja di pabrik, Aku Ingin menggapai cita-citaku .. akhirnya uang beasiswa aku aku pergunakan untuk kursus selama 6 bulan .. aku bayar full karena aku tidak mengharapkan biaya dari kedua orang tuaku.

Jadwal les komputer ku... siang hari sehingga pagi-pagi aku membantu pekerjaan ibuku... siang harinya baru aku pergi kursus komputer.. Ibuku kadang mengomel "Seharusnya kamu sudah bekerja bukannya kuliah atau kursus ...

"Aku masih ingin belajar Bu ... aku masih ingin menuntut ilmu ... Aku ingin seperti teman-temanku ...

"Sudahlah kamu jangan mengikuti teman-temanmu.. kita ini keadaannya, seperti ini kamu harus bisa menerima dengan lapang dada. padahal kan usaha ibu dan bapak sedang maju masa iya tidak bisa mengkuliahkan aku.

Sedangkan Adik laki-lakiku... sudah di persiapkan untuk kuliah... saat ini dia ikut les dan bimbel agar begitu keluar sekolah dia bisa ikut UMPTN... aku merasa hidupku itu tidak mendapatkan keadilan.