Selama berada dalam perjalanan untuk menyusul Ares yang sedang tertimpa musibah ban bocor itu, mendadak saja pikiran Lia jadi tertuju kepada sang kekasih. Dia memang merasa tak enak hati karena tak segera menjawab panggilan telpon dari Evan. Namun, dia juga tidak bisa membohongi hatinya yang masih sedikit kesal dengan sang pemuda. Merasa perasaannya menjadi tak nyaman, Lia memutuskan untuk mengenyahkan pikiran itu dan memusatkan fokus berkendara.
Perasaan mengganjal yang muncul, rupanya tidak hanya dirasakan oleh Lia saja. Namun juga dirasakan oleh Evan, yang kini nampak melamun di kursi meja kerjanya. Dia benar-benar menunggu balasan pesan dari Lia, tapi sayangnya gadis itu malah tak kunjung memberi kabar. Evan tahu, kalau hari ini Lia ada kuliah pagi dan biasanya selesai sebelum jam makan siang.
'Ah, mungkin karena aku terlambat menghubunginya. Apakah, Lia marah padaku' Begitulah suara hati Evan yang mendadak saja muncul memenuhi pikirannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com