Maria terbangun dengan perut yang terasa perih. Sudah jam berapa ini? Kenapa tak sadar, kalau melewatkan waktu makan? Suasana sudah gelap, dan terlihat seberkas cahaya dari luar masuk ke dalam kamar.
"Apakah semua orang sudah pulang? Kenapa tidak ada yang membangunkanku?" gumam perempuan itu lirih.
Sekuat tenaga untuk duduk di ranjang, tapi sia-sia belaka. Tubuh langsingnya terasa lemas dan mata masih mengantuk. Hari pernikahan Shena menjadi begitu aneh. Sejak bertemu dengan X, dia berpikir hanya mimpi, ternyata semua nyata.
Tuhan, kenapa aku tak bisa menggerakkan badan sendiri? Apakah karena masih mengantuk? Sungguh, tak bisa berbuat apa-apa! Tulang-tulang seperti lepas dari jasmani, keluhnya dalam hati.
"Aku harus bagaimana? Mungkin sebaiknya, harus menunggu beberapa saat lagi, supaya bisa bangun," ucap wanita muda itu lagi, tapi dengan nada pelan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com