Tak terasa, sinar mentari telah turun ke ufuk barat dan kegelapan melingkupi Boston. Biasanya, aku tak akan pernah ambil pusing dan akan pergi ke club, chasing or teasing girl, bahkan tanpa dikejar, mereka akan datang dengan sendirinya.
Setelah selesai melakukan packing semua pakaian ke dalam koper, aku pun lunch seorang diri di restoran, Luke ikut tapi di table lain dan tentu saja banyak bodyguard yang mengikuti. Di sepanjang perjalanan dari restoran ke kamar, begitu pula sebaliknya, membuat para wanita menatap ke arahku.
Dulu, diri ini memang menikmati setiap perhatian yang diberikan oleh wanita-wanita tersebut. Mereka ada yang berani memulai langkah, sehingga tak perlu bersusah payah untuk mengejar. Kini, semua itu mulai terasa hambar. Entah mengapa, diriku mulai bosan dan tak menghiraukan semua gadis, kecuali satu nama istimewa yang sudah terpatri di dalam hati.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com