webnovel

He's My Son 02

Reyent Bintang Nugroho Digantara yang biasa di panggil Reyent. Bocah kecil yang lucu, gemasin dan pintar kini sudah beranjak dewasa. Tidak terasa waktu begitu cepat. Baru kemaren serasa merayakan ulang tahun yang ke 2 tahun. Kini usianya sudah menginjak 18 tahun. Dia terkenal menjadi laki-laki yang dingin sedingin batu kutup utara. Mahal senyum dan jutek. Terutama sama perempuan. Hatinya tidak bisa luluh dengan rayuan receh dari semua perempuan di kelasnya. Teman-teman perempuannya pada mengagumi dirinya. Ralat. pada ngefans sama Reyent. Semua serba bisa, jago balap motor maupun balap mobil, Teakwondo, DJ, dan Photographer. Semua itu bakat warisan dari Ayahnya. Ayahnya mendidiknya dengan tegas dari kecil. Reyent juga memiliki group band yang bernama "Hey Say! Jum". Setelah usianya menginjak yang ke 20 tahun, Ayahnya mengirimnya ke London. Untuk melanjutkan kuliahnya di negeri UK. Tepat di kampus bekas Ayahnya dulu. Di sana dia tinggal bersama Atenya yang bernama Relly dan Revy, adek Ayahnya. Kemudian dia bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya penasaran. Mereka pun berkenalan. "Hai, gue Reyent Bintang Nugroho Digantara, biasa di panggil Reyent." "Oh, aku Febby Distiya Pramudia, biasa di panggil Febby atau Disti." Akankah Distiya bisa mentaklukan hati Reyent yang dingin sedingin batu kutup utara?

Me_Rera_Rara · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
20 Chs

CHAPTER 05

"Mimi'e." Teriak Reyent dalam tidurnya. Mungkin dia sedang bermimpi buruk. Menangis. Berteriak memanggil Stella. Reyent masih terus berteriak dan menangis sembari berucap, "Takut, Mimi takut, Leyent takut." Gumam Reyent. Kedua matanya masih terpejam.

Mendengar teriakkan putranya, lantas Stella buru-buru masuk kamar Reyent. "Sssstt,Reyent heh Reyent Mimi di sini. Kenapa nak?" Ucap Stella panik. Reyent memang sering seperti ini. Tidur tiba-tiba berteriak dan menangis. "Buka matanya Mimi di sini." Tadinya Stella sedang menonton TV acara drama Korea. Sedangkan Rey belum pulang. Mungkin sekalian menuju Arena Club. Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam.

"Mimi, Mimi'e!"

"Iya Mimi di sini, bobo lagi ya!" Ucap Stella sembari membopong Reyent di pindah ke kamarnya. Lalu, di baringkan di box yang tersambung dengan ranjang Stella dan Rey. Reyent membuka matanya, tidak mau tidur lagi. Lantas Stella memberinya minum air mineral. Reyent merengek di pelukan Miminya sembari nete. Padahal payudaranya masih terluka akibat perbuatan Rey tadi pagi.

"Mimi!" Rengeknya. Merangkak kepangkuan Stella.

"Ya Mimi di sini. Reyent bobo lagi ya!"

Reyent menggeleng. Memeluk Stella begitu erat. Stella menyalakan laptopnya,  mencari canel kartun kesukaan Reyent. Reyent memilih kartun Pepapig.

"Reyent lain kali jika sudah sore tidak boleh tidur ya!" Reyent mengangguk. "Jika mau bobo siang, jangan main mulu." Reyent kembali mengangguk.

Liat kartun Pepapig sampai jam satu pagi, benar kata Stella tadi. Reyent begadang. Tidak mau tidur lagi. Di tambah Rey belum pulang. Dia menunggu Rey. Liat kartun sembari mengemil fruit sama oat biscuits.

Cemilanya ada anggur, jeruk, apel, strawberry dan dua biskuit. Setelah cemilannya abis, Stella memberinya minum. Lalu, menyuruhnya gosok gigi sebelum tidur kembali. Setelah gosok gigi dan cuci tangan, Reyent naik keranjang lagi. Jam sudah menunjukan pukul dua pagi, tapi Reyent tidak kunjung tidur. Sampai Rey pulang Reyent belum tidur. Sudah dua jam Reyent begadang, padahal besok harus bangun pergi ke Quition.

Pintu terbuka masuklah Rey menenteng jaketnya. "Reyent kenapa belum tidur, hem?" Tanya Rey.

"Menunggu Pipi. Leyent mau tidul beltiga."

"Setiap hari kan sudah tidur bertiga."

"Nggak, Leyent mau di tengah. Peluk Pipi sama Mimi." Ucapnya sembari cemberut.

Sengaja apa gimana ya! Reyent seperti ini. Biar aku nggak bisa nyentuh Stella hemmmm. Gumam Rey.

"Tapi nanti tidur ya!"

Reyent mengangguk, "Pipi bau. Cepat mandi Pipi." Titah Reyent karena bay alkohol abis minum tadi.

Lantas Rey masuk kamar mandi, membersihkan diri. Stella menyiapkan pakaian untuk Rey. Kini mereka sudah terbaring di ranjang King size milik Rey dan Stella. Reyent di tengah, Stella di sebelah kiri, Rey di sebelah kanan dengan posisi miring menghadap Reyent. Mengusap kepalanya dan Rey menepuk-nepuk pahanya supaya Reyent tidur kembali. Belum ada tigapuluh menit pun Reyent sudah terlelap. Sengaja dia menunggu Rey pulang, minta di tungguin Pipi-Miminya biar tidurnya nyenyak dan nyaman.

"Putra kita sudah sok menjadi pahlawan. Sudah berani melawan demi membela temannya. Aku harus memperketat Takewondo-nya supaya kelak dia sudah SMP dia bisa menjaga dirinya sendiri jika ada yang jahatin putra kita." Ucap Rey merasa bangga dengan putranya. Bukan maksud Rey mendukung Reyent berantem dengan Revan. Tapi Rey tidak sia-sia melatih Reyent Takewondo. Rey ingin putranya menjadi lelaki pemberani, tidak lemah.

"Iya dia sudah berani, tapi aku takut nanti dia sering berantem." Ujar Stella kawatir.

"Tidak apa-apa, Reyent sudah tau jika dia tidak di ganggu dia tidak mulai. Kemaren dia dorong Revan karena membela Greri. Lagian aku juga kan sudah menyuruh Sekuruti untuk mengawasi Reyent. Jangan kawatir, nanti kalau sudah K2B sekolahnya pindah ke AIS INDONESIA." Kata Rey.

Malam semakin larut, waktunya untuk istirahat sebelum subuh menyambut. "Malam ini nggak ada jatah untuk ku karena Reyent tidur di tengah?" Bisik Rey.

"Aku nggak dengar." Ujar Stella. Lantas ia memejamkan kedua matanya. Namun Rey menjailinya dengan meremas payudaranya. Stella tidak menghiraukannya, menahan perih dadanya yang luka. Tadi sudah di mainin Reyent, malahan di tambah di remas Rey. Tapi ia tetap memejamkan matanya. Rey kembali meremas dadanya yang satu, Stella berteriak pelan. Lalu memukuli lengan Rey dan mencubit perutnya. Stella cemberut, mencebikan bibirnya. Rey tertawa. "Tidur Rey aku sangat lelah. Seharian sudah kamu kuasai apa belum kenyang, hem?"

"Tidak akan kenyang sayang, jika tidak ada Reyent. Kamu bisa dua hari dua malam ada di bawah ku." Kata Rey berbisik di telinga Stella. "Because the membranes of you are very favored babe." Bisik Rey pelan. Lalu, Rey tersenyum puas. Stella hanya melotot dengan kesal.

"Pokoknya malam ini tidak ada jatah untukmu. Aku sangat terima kasih sama Reyent. Karena tidur di tengah." Gumam Stella.

Rey menarik nafasnya frustasi, lalu mengatur suhu AC dan mematikan lampu dan ganti lampu tidur yang menyala remang-remang.  Kemudian keduanya terlelap nyenyak, saling memeluk putra semata wayangnya dengan sayang. Rey dan Stella sangat memanjakan Reyent putranya. Makanya Reyent sering merajuk, dan merengek jika mau tidur atau minta sesuatu. Sebenarnya Stella tidak suka jika Putranya terlalu manja, tapi mau bagaimana lagi itu sudah sifat putranya. Ralat. Sifat Reyneis nurun ke putranya.

Sinar matahari menyorot masuk lewat pintu kaca balkon yang tersingkap kurdennya. Jam menunjukan pukul sembilan pagi. Reyent masih terlelap, berhubung ini hari weekend. Tidak sekolah, jadi Reyent bangun siang. Tapi nanti sore dia ada Question sama sekolah Takewondo. Dua jam Question dan dua jam Takewondo.

Ponsel Stella berbunyi, seperti ada panggilan masuk. Stella menggeliat, meraba di sebelah bantalnya di mana ia menyimpan ponselnya. Di lihat siapa yang memanggilnya. Tertera nama Darmi.

"Halo Ibu."

"Baru bangun ya! Maaf ganggu."

"Nggak apa-apa Ibu, memang sudah mau bangun kok."

"Hari ini Kak Ririn mau adaiin baby shower Jennyse. Kamu kesini jam berapa?"

"Oh, ku belum tahu jam berapa Ibu, nanti ku tanya Rey dulu. Reyent juga ada les."

"Ya sudah, nanti Reyent biar Dana saja yang jemput ya. Siapin saja keperluan Reyent."

"Iya Ibu, ini dia masih tidur."

"Reyent jagoan Tati kok masih bobo, katanya mau ketemu dede Jennyse! Ayo bangun."

Reyent hanya menggeliat.

"Semalam begadang dia Ibu. Sore jam lima dia tidur sampe jam sebelas. Stella sampai kawatir dia nggak bangun-bangun. Jam sebelas dia teriak-teriak manggil Stella. Mungkin mimpi."

"Lain kali jangan di biarin tidur jika sudah mau magrib. Langsung mandiin biar segar, biar melek. ajak main."

"Iya Ibu."

"Ya sudah nanti biar Dana yang antar les, nanti pulangnya biar langsung ke rumah Kak Ririn."

"Iya nanti Stella telpon lagi."

Obrolan pun berakhir, Stella beranjak bangun. Membenarkan selimut Reyent. Jika tidur menyingkap kemana-mana. Stella masuk kamar mandi untuk cuci muka, lalu turun kebawah mau menyiapkan breakfast buat suami dan putranya. Setelah membuat Breakfast, Stella berencana membuat Cupcake mau di bawa ke rumah Ririn Kakak angkatnya. Akhir-akhir ini Stella memang sering membuat cake atau bread. Semenjak ia membuka toko roti untuk usaha Bibi dan Pamannya.

Ya, Stella sudah memaafkan Bibi dan Pamannya. Saat ini mereka tinggal di rumah Stella yang lama. Stella meminta Rey untuk menebus rumahnya yang di jual sama Pak RT yang menolongnya dulu. Yang berada di daerah Kapuk. Kini rumah itu di tempati oleh Nurti dan suaminya. Nurti adalah adek mendiang Ibunya Stella.

Stella juga memberi usaha kecil-kecilan; yaitu Bakery bread. Stella tidak tega melihat Paman dan Bibinya berjualan di pinggir jalan. Apa lagi umurnya sudah menua waktunya istirahat di rumah. Paman dan Bibinya juga sudah menyesali perbuatannya terhadap Stella dulu. Sekarang mereka jadi orang baik, jadi pendiam, sifat sombongnya sudah hilang. Mereka juga menyayangi Reyent putra Stella dan Rey. Begitupun Reyent menyayangi mereka berdua. Bisa jadi mereka pengganti mendiang kedua orang tua Stella. Reyent jika memanggil mereka dengan sebutan Kakek dan Nenek.

Cupcake buatan Stella sudah jadi, banyak macam rasa. Ada rasa coklat, strawberry, vanilla, pisang, dan kopi. Ada lima rasa. Cupcake ini juga kesukaan Reyent. Tapi yang rasa coklat sama strawberry. Jika Rey suka yang rasa kopi dan rasa pisang. Stella membuat banyak, sebagian di bawa ke rumah Darmi, dan sebagian Stella mau kasih sama Febby, bocah kecil yang bertemu kemaren malam. Nanti jika ada waktu Stella ingin ke tempat yang kemaren di mana ia bertemu Febby penjual donat. Kata Stella donatnya enak kemaren saat makan. Reyent juga suka sama donatnya.

Stella juga menyisakan buat cemilan di rumah. Jika Stella kerumah Nancy sang mertua pasti dia juga sibuk membuat cake sebelum pergi. Dari pada beli Stella lebih suka membuat sendiri. Kadang membuat cookies, kue lapis rasa pandan, kue bangkit, dan kadang membuat donat. Ia hanya melihat dari youtube cara membuat cake atau bread.

Stella memasukan Cupcake-nya kedalam kontainer. Lalu, pergi naik ke atas karena Reyent bangun. Tapi masih di atas ranjang malas beranjak. Selimutnya menyingkap kemana-mana.

***

Reyent sudah bangun dan sudah mandi, sudah di jemput oleh Dana juga. Hari ini dia ada les English dan Maths. Setelah Quetion baru latihan Takewondo. Berhubung hari ini Dana libur, jadi dia bisa menemani Reyent. Atau antar jemput dari lesnya.

Sedangkan Stella mengurus Rey yang tiba-tiba mendadak di serang demam dan flu. Mungkin kelelahan, kemaren sedikit kena hujan juga waktu ke Cengkareng. Apa lagi jika Rey sakit sangat manja sama Stella.  Saat ini Stella sedang mengompres Rey dengan air dingin. Lalu, membuat bubur putih, menyiapkan obat buat Rey. Kemudian di bawa ke kamar.

Stella menyuapinya dengan telatan sampai mangkoknya kosong. Lalu, memberinya obat turun panas dan flu. Setelah minum obat Rey ingin tidur sembari meluk Stella.

Stella menghubungi Darmi atau Ririn, ia meminta maaf bahwa dia datang terlambat. Karena Rey sakit. Sedikit sorean atau pukul tujuh malam. Kata Darmi tidak apa-apa, menunggu Rey baikan. Kini Rey terlelap sembari memeluk Stella.

Dana mengirim vidio acara Baby Shower. Acaranya sangat rame, di hadiri saudara Ririn maupun saudara Fikri. Di hadiri sahabat-sahabatnya juga. Di dalam video Reyent lah yang menjadi topik pembicaraan. Semua tamu atau saudara-saudara menggoda Reyent, di ajak main sana-sini. Jika di tanya, kok Reyent pintar bicara english, siapa yang mengajari bicara english? Reyent jawab, "Mr. Darel Tan." 

Bibinya Ririn berucap, "Pipi-Mimi bikin adek buat Reyent."

Reyent berteriak, "nggak nggak nggak boleh buat adek. Leyent nggak mau. Leyent sudah punya adek Denia sama dede Jennyse." Ucapnya sembari mencebikan bibirnya. Lalu, Stella melihat video lainnya. Ia tersenyum, semua video hampir ada putranya. Semua orang suka menggoda dan meledek Reyent. Dana menyuruh mempraktekkan Takewondo, gimana cara memukuli, gerakan tangannya, gerakan kakinya. Reyent mempraktekkannya sama Dana.

Stella mematikan ponselnya, ia letakkan di atas nakas. Lalu, menyentuh kening Rey masih panas apa tidak. Panasnya sudah turun, sudah sedikit mendingan, tapi wajahnya masih pucat. Dia terbangun minta air minum. Stella memberinya segelas air mineral yang sedikit panas. Rey pun meminumnya sampai tandas.

Malamnya mereka pergi kerumah Ririn, merasa tidak enak jika tidak datang. Tadi siang sudah tidak melihat acara baby shower. Jadi malam ini datang, karena menghargai Darmi dan Ruslan.

Rey duduk di kursi penumpang depan, kursinya sedikit di tidurin agar Rey bisa tiduran. Stella yang menyetir. Mereka sudah sampai di kediaman Ririn dan Fikri. Di dalam terdengar rame, masih banyak tamu. Stella dan Rey masuk berdampingan, sampai dalam di sambut oleh mertua Ririn dan Darmi. Stella menyodorkan cupcake yang ia buat tadi pagi. Darmi menerimanya, lalu memanggil Reyent.

"Sudah mendingan nak Rey?" Tanya Etik Ibu mertua Ririn.

"Sedikit Tante." Gumam Rey pelan dengan senyum ramahnya.

"Reyent, Pipi-Mimi datang nih!" Panggil Darmi. Tapi Reyent tidak menghiraukannya. Sibuk main game sama Dana dan keponakannya.

Darmi menyuruh Stella dan Rey untuk makan. Tadi Darmi sudah membuat bubur putih sama air jahe buat Rey. Pun Rey meminum jahe dan memakan bubur buatan Darmi. Kemudian Darmi memberi obat. Setelah makan mereka berbincang di ruang keluarga sembari menonton TV. Di temani air Tea hangat dan cemilan cupcake buatan Stella. Rasa cupcake-nya bikin ketagihan. Obrolan mereka membahas Reyent yang sangat pintar dan cerdas. Mereka semua salut sama kepintaran Reyent. Stella dan Rey hanya tersenyum. Bangga dengan putranya.

Obrolan masih berlanjut Fikriansyah suami Ririn dan sepupu yang lain menanyakan tentang Cafeteria dan Arena Club Digantara. Rey menyuruh Fikri dan saudaranya main ke sana biar tau. Menyuruh datang ke Studio Photopeople Digantara, jika ingin melakukan fotoshot buat Jennyse. Fikri hanya mengiyakan saja.

Etik menawarkan Rey pijat, jika ingin di pijat Etik bisa mengurutnya. Rey pun menurut, melangkah ke kamar tamu mengganti celana pendek dan terbaring tengkurap. Etik mengolesi minyak urut di punggung Rey agar mudah mengurutnya. Etik mulai mengurutnya dengan pelan. Enak dan nyaman dalam hati Rey. Selama ini memang tidak pernah di urut seenak ini, paling cuma di pijat sama Stella. Tapi tidak seperti ini rasa pijatnya. Tetap saja Rey masih memilih pijatan Stella sang istri tercinta.

Terasa enak dan nyaman, akhirnya Rey terlelap. "Tidur dia, mungkin kecapean. Apa dia tidak pernah di urut?"

"Nggak pernah Tante, paling saya pijat saja. Kalau di urut seperti Tante nggak pernah."

"Kapan-kapan jika mau di urut kesini saja, atau panggil Tante datang kerumah." Kata Etik.

"Iya Tante terima kasih."

Stella memakaikan bajunya Rey. Lalu, membenarkan selimutnya. Darmi menyuruh Stella menginap saja. Suruh pulang besok. Stella menurut, hari pun sudah larut.

Di ruang TV Reyent masih sibuk main game sama Dana. Darmi mengomel karena Reyent belum tidur. "Dana stop main gamenya, Reyent pukul berapa ini? Waktunya bobo. Dana malahan ngajarin main game terus nggak di kira ini hari sudah larut." Omel Darmi.

"Bukan Dana loh Ibu yang ngajarin. Reyent sendiri malahan yang ngajarin Dana."

"Reyent udahan main gamenya, besok main lagi. Ayo cuci kaki, cuci tangan, ganti baju. Mba Lia bantu gosok gigi, cuci tangan sama kakinya Mba." Lia mengangguk, mengajak Reyent ke kamar mandi. Pun Reyent lari ke kamar, mencuci tangannya dan menggosok giginya.

Reyent menggosok giginya sendiri, Stella sering mengajarinya cara menggosok giginya sendiri. Setelah gosok gigi, Lia mencuci wajah Reyent dengan handuk kecil. Hanya di lap, karena tadi sudah mandi, tapi main-main lagi kotor lagi kena debu. Stella orangnya Hygiene and clean. Jadi sebelum tidur Reyent harus di bersihkan dulu. Seperti menggosok gigi, cuci tangan, cuci kaki dan cuci mukanya. Setelah melakukan itu semua Lia mengganti bajunya dengan Panjamas.

Reyent tidur sama Darmi, jika ada Darmi dia lupa sama Mimi-Pipinya. Mau tidur sama Tatinya. Kini Reyent sudah terbaring sembari mengenyut dot susunya. Sampingnya ada Darmi yang menepuk-nepuk pahanya supaya cepat tidur. Darmi juga menyanyikan lagu seperti lagu pengantar tidur. Darmi very love sama Reyent. Begitu pun Reyent juga sangat sayang sama Darmi dan Ruslan.

Tak terasa Reyent sudah terlelap setelah menghabiskan susu dotnya. Darmi membenarkan tidurnya dan memberi haduk dan bantal kesayangannya. Lalu, menyimpan dot kosongnya di atas nakas biar di ambil Lia untuk di cuci dan sterile. Pun Darmi ikut terlelap sembari memeluk Reyent cucu kesayangannya.

Tbc.

Terima kasih sudah mau membaca

Semoga suka dengan part ini.

See you next part 😉

Saranghae 🥰

It's Me Rera