Ucapan demi ucapan nyeleneh di dengar fi daun telinga gadis itu.
Di ruangan kantornya, Kania menjadi bahan bully an Laras yang terus mengutuknya di setiap kesempatan. Sedangkan Kania benar-benar tidak mau mendengarkannya.
Dentingan handphone membuyarkan lamunan Kania, satu pesan dengan nama LOVE tampak di layar handphonenya. "Kania, bisa kita bicara sebentar? aku di kedai kopi kemarin," isi pesan Aditya.
Tanpa pikir panjang, Kania izin kepada kepala cabang untuk turun sebentar, mengingat kedai kopi itu pasti tidak terlalu ramai karena belum jam istirahat, ini Kania jadikan kesempatan agar bisa berbicara serius dengan Aditya.
Beberapa menit berlalu sampai akhirnya Kania melihat sosok laki-laki yang akan ditemuinya, duduk tepat disamping kaca besar dipojokan. Langkahnya seperti ingin terjatuh namun Kania berusaha bersikap biasa saja. "Kan?" ucap Aditya, begitu Kania menarik kursi dan duduk didepannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com