webnovel

Hasrat Cinta: Menemukan Suami Pendamping

Ketika Dua insan sedang berpegangan tangan dan hampir mengucap janji pernikahan, Sebuah panah perak menebus jantung sang Pria. Pria itu adalah Pangeran Pavo Cristatus, Pendamping hidup bagi Puteri Arabella Muticus. Darah mengalir deras, karena panah perak menebus jantung dan membuat Pernafasan terhenti seketika. Keterkejutan dan teriakan dari banyaknya orang yang hadir, membuat Arabella seketika melemas tak berdaya. Di depannya, Pendamping hidupnya harus mati mengenaskan.. Di tengah kesedihannya karena di tinggalkan Pria yang sangat dicintai. Arabella mengambil tusuk konde yang ada di rambutnya, Lalu Menusuk tepat di jantung dan seketika darah keluar dari mulutnya. Di sisa-sisa nafas terakhir, Arabella menatap langit malam "Demi Dewa-dewi Langit, Aku Arabella Muticus. Akan terlahir kembali dan menuntaskan janji pernikahan dengan Pendamping hidupku, Pavo Cristatus!! Kuberikan darah dan jantungku sebagai persembahan!." Ketika sumpah itu terselesaikan, Nafas Arabella ikut berhenti.. Bumi bergetar hebat dan angin kencang memporak-poranda bangunan di sekitar. Semesta ikut bersedih, pada pasangan yang mati di altar pernikahan.. Dewa-Dewi mengabulkan Permintaan Arabella, Kedua Jiwa pasangan itu di tarik dengan cepat dan di simpan di dalam guci pusaka. Hingga ribuan tahun setelahnya, Ketika dunia sudah jauh lebih Modern. Dewa-Dewi melepaskan dua jiwa itu di tempat berbeda.. Seberapa jauh cinta di pisahkan, pada akhirnya mereka akan bertemu kembali.. Karena takdir dan pengorbanan, sudah menjadi tumbal bagi keberlangsungan hidup mereka.. ******** -Urban legend- -Konten Dewasa- -Romance- [Pavu Muticus] Keturunan asli dari Merak hijau. [Pavo Cristatus] Keturunan asli dari Merak putih ****

Diana_Yellow · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
225 Chs

Wajahmu yang tampan

(Arabella Pov)

aku terbangun di malam hari, saat melihat ke sekeliling ruangan dan tidak aku temukan Steve dimanapun. aku berusaha bangun secara perlahan, lalu melihat handphone miliknya tertinggal di atas meja. apakah dia sedang ke toilet? Mungkin saja..

aku menghela nafas sebentar, lalu memilih membuka jendela kamar. membiarkan angin malam masuk dengan sejuk, aku sedikit penasaran dengan apa yang akan terjadi pada hidupku beberapa waktu ke depan. Apalagi mengingat Steve yang berkata kakakku menginginkan aku berada di tempat ini selama 3 bulan lagi, tidak biasanya Aaron mengatakan hal Seperti itu.

Aku memang belum menelponnya, karena memang aku sedang tidak mau berbicara dengan Siapapun saat ini. Mataku memandangi taman yang terasa sepi dan begitu horor, aku memandangi satu demi satu pepohonan yang terlihat begitu rimbun dan sangat cantik di mataku.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com