webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#R18

Hasrat Cinta: Menemukan Suami Pendamping

Ketika Dua insan sedang berpegangan tangan dan hampir mengucap janji pernikahan, Sebuah panah perak menebus jantung sang Pria. Pria itu adalah Pangeran Pavo Cristatus, Pendamping hidup bagi Puteri Arabella Muticus. Darah mengalir deras, karena panah perak menebus jantung dan membuat Pernafasan terhenti seketika. Keterkejutan dan teriakan dari banyaknya orang yang hadir, membuat Arabella seketika melemas tak berdaya. Di depannya, Pendamping hidupnya harus mati mengenaskan.. Di tengah kesedihannya karena di tinggalkan Pria yang sangat dicintai. Arabella mengambil tusuk konde yang ada di rambutnya, Lalu Menusuk tepat di jantung dan seketika darah keluar dari mulutnya. Di sisa-sisa nafas terakhir, Arabella menatap langit malam "Demi Dewa-dewi Langit, Aku Arabella Muticus. Akan terlahir kembali dan menuntaskan janji pernikahan dengan Pendamping hidupku, Pavo Cristatus!! Kuberikan darah dan jantungku sebagai persembahan!." Ketika sumpah itu terselesaikan, Nafas Arabella ikut berhenti.. Bumi bergetar hebat dan angin kencang memporak-poranda bangunan di sekitar. Semesta ikut bersedih, pada pasangan yang mati di altar pernikahan.. Dewa-Dewi mengabulkan Permintaan Arabella, Kedua Jiwa pasangan itu di tarik dengan cepat dan di simpan di dalam guci pusaka. Hingga ribuan tahun setelahnya, Ketika dunia sudah jauh lebih Modern. Dewa-Dewi melepaskan dua jiwa itu di tempat berbeda.. Seberapa jauh cinta di pisahkan, pada akhirnya mereka akan bertemu kembali.. Karena takdir dan pengorbanan, sudah menjadi tumbal bagi keberlangsungan hidup mereka.. ******** -Urban legend- -Konten Dewasa- -Romance- [Pavu Muticus] Keturunan asli dari Merak hijau. [Pavo Cristatus] Keturunan asli dari Merak putih ****

Diana_Yellow · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
225 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#R18

Mr.Wiltson (3)

Aurel berjalan ke belakang halaman, membawa kertas sobekan dan tas nya di tangan. Aurel menghapus air matanya perlahan-lahan, mencoba untuk tetap tegar dan baik baik saja. Namun tidak bisa.. tangis Aurel semakin kencang dan hal itu membuat dirinya sendiri semakin sakit. Sakit karena satu satunya surat untuk dirinya menuju impian-impian itu harus kandas..

Bagaimana ini? apa yang harus Aurel lakukan? apakah dosen pembimbingnya bisa memberikan surat lagi? apakah Aurel bisa sidang tepat waktu? banyak pertanyaan berkecamuk di benak Aurel. Dengan sisa sisa tenaganya Aurel masuk ke dalam kamar Bibi Wulan, Disana Bibi baru saja selesai mencuci muka. Bibi Wulan yang melihat tangisan Aurel hanya bisa tersenyum kecil lalu mengelus pundak Aurel dengan lembut.

"Ada apa Nak? apa yang kau lakukan? katakan pada Bibi". Bibi menyuruh Aurel duduk di atas ranjang kecilnya, Aurel menghapus lagi setitik air mata yang jatuh.