Karena Silvia sepertinya tidak menolak sama sekali, Surya Admaja semakin menggebu-gebu menciumi gadis itu, bahkan kedua telapak tanganya kini berada di bokong sang gadis, dan diremas-remas sedemikian rupa.
Silvia mengerang halus, namun ia masih bisa menahan diri sebab ia tahu di mana mereka sekarang berada.
"Komandan," bisik Silvia di tengah cumbuan pria 45 tahun tersebut. "Ki—kita ke ruang tembak saja."
Surya Admaja menyeringai, menatap wajah Silvia, mengusap pipi dan bibirnya, dan setelah itu, tanpa berkata apa-apa, ia menyeret tangan Silvia. Keduanya bergegas menuju ruang latihan tembak yang pastinya akan meredam suara apa pun dari dalam ruangan itu.
Sesampainya di ruang latihan tembak, bahkan pintu tersebut masih bergerak menutup, Surya Admaja sudah mendorong Silvia hingga gadis itu tersandar ke dinding, dan kemudian mencumbui kembali bibirnya, lehernya, ia dengan tergesa-gesa membuka pakaian sang gadis.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com