webnovel

Jangan Katakan Padanya

Editor: Wave Literature

Setelah mengantarkan Mei Xiawen pergi, Gu Nianzhi menyadari wajahnya kaku karena tersenyum terus. Ia menggunakan tangannya untuk memijat-mijat pipinya, lalu memutar matanya pada Chen Lie, "Kak Chen, tadi itu jahat."

Chen Lie membawa peralatannya dan menariknya untuk diperiksa. Ia tersenyum sambil berkata, "Mananya yang jahat? Seorang lelaki baik menginginkan seorang perempuan cantik, itu sangat normal. Nianzhi kamu sangatlah cantik, pintar, dan cakap. Akan sangat aneh apabila tak ada seorang pun yang mengejarmu."

"Aku tidak sehebat yang Kak Chen katakan." Gu Nianzhi duduk di depan Chen Lie sambil melihatnya menempelkan berbagai alat ke kepalanya, dada, dan kedua lengannya. Ia semacam memberikan CT ke seluruh tubuh Gu Nianzhi.

Chen Lie memandangi data yang ditampilkan di peralatannya dan bertanya ke Nianzhi, "Di mana bagian yang terasa sakit? Apa kau pusing? Lututmu lemas? Penglihatanmu kabur?"

Gu Nianzhi menggelengkan kepalanya. "Aku tak merasa sakit. Tidak pusing, lututku tidak lemas, dan penglihatanku normal." Chen Lie mengangguk-angguk, salah satu tangannya mengusap-usap dagunya, ia memikirkan keadaan ini.

Menurut data yang telah ia teliti, siapapun yang pernah terkena H3aB7 mengatakan rasanya seperti seluruh lapisan kulitnya terkelupas. Pada dasarnya obat itu membuat seseorang menggunakan seluruh tubuhnya untuk melakukan hubungan seksual. Tubuh mereka akan lemah untuk beberapa waktu setelahnya. Tetapi, bagian-bagian tubuh vital Gu Nianzhi menunjukkan bahwa ia sangat sehat dan tidak ada masalah apapun.

Chen Lie memiliki data dari hasil pemeriksaan tubuh tahunan Gu Nianzhi, yang dimulai sejak 6 tahun yang lalu, dan secara berkala dilakukan setiap tahunnya. Semuanya normal. Indeks tubuh Gu Nianzhi juga masih sama seperti tahun lalu. Tidak, Chen Lie membenarkan dirinya sendiri, malah sebenarnya sedikit lebih sehat dari tahun lalu. Ia telah bertambah tinggi 10 cm dan berat badannya juga bertambah dengan sesuai. Lemak tubuhnya juga agak tinggi, tapi ia tidak menjadi gemuk sama sekali karena struktur tulangnya kecil. Meskipun ia belum 18 tahun, figurnya berisi secara seimbang. Tubuhnya memiliki lekukan yang sesuai dan juga lembut dan kurus di bagian yang memang semestinya. Tubuhnya adalah kecantikan yang mutlak.

Membandingkan statistik organ vital yang sehat begitu dengan data yang sebelumnya ia temukan di H3aB7 hampir membuatnya berpikir bahwa ia mungkin telah melakukan kesalahan di suatu bagian tertentu. Gu Nianzhi kelihatan terlalu sehat. Bahkan jika ia tidak pernah terkena H3aB7 pun, bisa langsung lompat ke sana ke mari setelah bangun dari koma 7 hari itu menakjubkan.

Tatapan Chen Lie beralih ke lengan Gu Nianzhi. Jari-jari tangannya sengaja menekuk dengan maksud mengambil sampel darah lagi. Tapi, mengingat seberapa banyak darah yang telah ia ambil selama seminggu ini, ia tahu bahwa mengambil darah lagi hanya akan membuat Gu Nianzhi pingsan. Ia tidak berani mengambilnya lagi. Lagipula, jika Huo Shaoheng mengetahuinya, ia pasti akan membuat hidup Chen Lie sengsara. Chen Lie sangat tidak ingin Huo Shaoheng mendendam kepadanya. Ia adalah seorang bos yang bengis seperti iblis.

Gu Nianzhi melihat Chen Lie beberapa kali dan menyaksikan Chen Lie menatap peralatannya dalam diam. Ia tak punya pilihan selain bertanya dengan agak enggan, "Kak Chen, apa yang terjadi padaku....setelah?"

"Setelah apa?" Chen Lie fokus dengan menyiapkan peralatan dan memantau tekanan darah Gu Nianzhi dan detak jantungnya pada waktu yang bersamaan. Seperti sebuah pendeteksi kebohongan, ia bisa tahu kalau Gu Nianzhi mengatakan yang sebenarnya.

"Setelah aku tak sadarkan diri hari itu?" Gu Nianzhi memerah dan tak dapat menahan dirinya untuk tidak menutupi wajahnya.

Itu sangat memalukan. Ia ingat telah memanggil Chen Lie untuk memberitahunya bahwa ia merasa tidak sehat dan merasa terangsang...bukan, birahinya bangkit tak tertahankan. Chen Lie memelototi Gu Nianzhi, suaranya melembut, "Nianzhi, apa kau ingat yang terjadi sebelum kau tak sadaarkan diri?" Chen Lie harus mencari tahu seberapa banyak yang ia ingat.

Gu Nianzhi membuka celah pada jari-jarinya yang menutupi wajahnya dan mengintip Chen Lie melalui celah jarinya itu. Suaranya sangat pelan. "Aku pergi ke pesta ulang tahun Feng Yixi, kan? Kakak Chen bahkan membantuku memilih gaun malam yang aku pakai."

"Mhmm, dan kemudian?"

"Dan kemudian? Bukannya aku sudah bilang? Dan kemudian aku pergi ke sana dan Feng Yixi menusukku di bahu dengan sesuatu, aku..aku...merasa aneh di sekujur tubuh. Aku buru-buru ke vila Huo Shaoheng dan memanggil Kak Chen untuk pertolongan." Jika mengatakan itu semua dalam satu tarikan nafas, Gu Nianzhi merasa tidak terlalu malu.

Gu Nianzhi menurunkan tangannya dari wajahnya. Pipinya, merah muda dan penuh, seperti kuncup bunga yang lembut, dan matanya berkilau seperti air. Chen Lie mengangguk, suaranya semakin bertambah halus, seperti seekor serigala yang sedang membujuk gadis berkerudung merah. Dengan suara rendahnya, ia bertanya, "Dan kemudian?"

"Dan kemudian aku tidak ingat..." Gu Nianzhi berhenti sejenak dan akhirnya menanyakan pertanyaan yang membuat gusar hatinya. "Kakak Chen, apa aku terkena obat perangsang? Selanjutnya...bagaimana aku membaik selanjutnya?" Gu Nianzhi takut untuk mengangkat kepalanya dan melihat mata Chen Lie. Kepalanya tertunduk dalam dan jari-jarinya mencungkil-cungkil bordiran bunga yang ada pada bantal di loveseat-nya.

Chen Lie menghampirinya dan memindahkan tangannya ke bantal. Ia menepuk-nepuk kepala Gu Nianzhi dan tertawa. "Tentu saja, Kakak Chen sangat hebat dan menyembuhkanmu! Obat perangsang itu bukan apa-apa. Kalau Kakak Chen yang menolongmu, itu mudah sekali! Tenang, tenang, bukankah sekarang kau sudah baikan?"

"Oh?" Gu Nianzhi mengangkat kepalanya dengan terkejut. "Sungguh? Kakak Chen menyembuhkanku? Kau...Kau...Kau tidak membuatku melakukan itu....dengan seorang lelaki? Di banyak novel yang aku baca mengatakan harus melakukan itu."

"Tentu saja tidak." Chen Lie dengan cepat menggelengkan kepala dan menegur Nianzgi dengan tegas. "Kau masih muda Nianzhi. Jangan baca novel-novel seperti itu. Hanya orang bodoh yang bilang butuh seorang lelaki untuk mengobati obat perangsang. Kakak Chen-mu ini berasal dari dokter kelas tinggi di militer. Tentu saja aku punya obatnya!" Benar bahwa Chen Lie telah menemukan penawar untuk semua jenis obat perangsang di dunia, terkecuali H3aB7. Bagaimanapun, pengecualian untuk H3aB7.

Chen Lie menggertakkkan giginya secara mental, bersumpah untuk menemukan penawar untuk obat perangsang ini. Ia tidak bisa percaya bahwa Oda Masao, si mesum itu, bisa benar-benar menciptakan zat sekuat itu. Kenapa ia tidak pergi ke neraka saja?!! Pikir Chen Lie dengaan perasaan yang sangat terganggu.

Setelah kepastian dari Chen Lie bahwa obat perangsang di tubuhnya telah disembuhkan dengan obat penawar, Gu Nianzhi merasa sangat bahagia. Bibirnya meliukkan senyum dan mata besarnya seperti dua buah bulan sabit.

"Kakak Chen, aku masih ada satu pertanyaan untukmu."

"Apa lagi? Katakan padaku."

"Semua hal tentang aku yang terkena obat perangsang ini, bisakah kau tidak mengatakannya kepada Huo Shao?" Gu Nianzhi tahu Chen Lie telah dipercaya oleh Huo Shaoheng untuk merawatnya sementara ia berada di Kota C. Ia juga sepenuhnya lupa kalau Chen Lie telah menelepon Huo Shaoheng.

Chen Lie dalam hati gembira dan merasa ini terlalu mudah. Ia tak percaya betapa telitiya efek dari obat perangsang ini, dan bagaimana obat ini memberinya keuntungan untuk rahasia sederhana ini.

"Aku takkan mengatakan padanya. Aku pasti takkan mengatakan padanya! Lagi aku bukannya kepalang bosan hingga ingin mencari masalah dengannya, kan?" Chen Lie tersenyum dan berkelakar, menunjukkan telapak tangannya. "Kita akan bersumpah akan itu. Tos dulu!" Gu Nianzhi dengan senang membalas tos Chen Lie sebanyak tiga kali dan berlalulah satu kekhawatiran di benaknya.

Setelah mengurus masalah itu, ia merasakan perutnya menggerutu. Ia kelaparan dan memeluk perutnya selagi dia berjalan untuk berbaring di sofa. Ia lalu berkata kepada Chen Lie dengan terengah-engah, "Kakak Chen, aku lapar. Apa kau punya makanan?"

"Tentu saja. Tunggu di sini dan aku akan memesan makanan untuk diantar." Chen Lie tersenyum ketika ia mengeluarkan ponselnya untuk memesan makanan. Setelah makan, ia merasa mengantuk dan beristirahat sepanjang sore.

...

Gu Nianzhi bangun pada hari Minggu. Itu menandai sudah dua hari sejak Huo Shaoheng membawa Yin Shixiong dan Zhao Liangze bersamanya ke Jepang. Minggu malam, mereka bertiga telah selesai menyisir beberapa lokasi dan kembali ke kamar mereka di Hotel Chiba untuk merangkum hasil temuan mereka di hari itu. Setelah rapat sebentar, mereka mulai membicarakan berbagai hal.

Zhao Liangze dan Yin Shixiong bertukar pandangan dan bersama berkonspirasi untuk meminta kepada Huo Shaoheng. "Pak, kita sudah bertahan dengan baik dan begitu lama dalam pelatihan ketahanan terhadap godaan seksual. Haruskah kita mengecek hasilnya hari ini?"