webnovel
avataravatar

CUKUP SATU YANG SAKIT

"Setelah ibumu bisa mengendalikan semuanya aku akan pindah ke mari," jawab Apollyon.

"Ayahmu kurang berambisi, paman Adriano semakin tua dan lemah. Aku tidak tega memberinya tangung jawab baru, Marax bersaudara terlalu sibuk dengan urusannya di Jerman, mungkin Vegel atau Carlito De Rozza yang akan kuberi tanggung jawab untuk menyediakan barang yang akan dikirim ke Amerika," ... "Aku sudah melemparkan tanggung jawab untuk pabrik minuman menjadi tanggung jawab Diego." ... "Kau punya usul lain." Semua rencana Apollyon diutarakannya dengan jelas.

"Bukankah Diego sudah mengurusi cabang Moretti di Parma, kurasa Beelzeb juga sudah sibuk dengan urusannya."

"Di antara tiga Murid Adriano yang kupercaya hanya Diego yang memiliki putra yang sudah cukup dewasa, putranya bisa mengantikan ayahnya untuk urusan Parma," kata Apollyon.

"Benar, kita sangat membutuhkan banyak orang yang bisa kita percaya. Bagaimana dengan keluarga Leon sepupu Maira dari ibunya."

"Mereka setia, tetapi mereka bukan pekerja yang handal, otak mereka tidak pandai seperti Ibu Dyana, bisa kacau kalau mereka diberi tanggung jawab penting," kata Apollyon. Kemudian mengarahkan pandangannya pada Malphas. Uh oh. "Kau kuberi tugas baru, untuk merekrut orang setia dan cerdas di Amerika. Jadi aku tidak perlu terlalu banyak mengirimnya dari Italia."

"Untuk pekerja di bar, kasino, restoran, atau prostitusi aku sudah melakukan tetapi untuk petarung yang terbukti setia aku rasa sangat sulit." jawab Malphas.

"Kita harus membuka pelatihan di sini, Adriano semakin tua jika kita tidak segera membuka. Aku rasa kita akan jatuh karena tidak ada anak buah baru yang mengabdi dan setia." ... "Jika aku ada sedikit waktu luang saja, aku akan mencari berkeliling seperti yang Abaddon lakukan, aku terlalu sibuk."

"Aku percaya padamu, aku juga sudah melatih Bihan. Tetapi, sayang dia tidak berbakat menjadi gangster, dia seperti kakaknya berjiwa malaikat," Malphas tersenyum sendiri.

"Arioch saja yang memiliki separuh darah Moretti tidak sepertimu, Haha ...," Apollyon terkekeh.

"Mulai sekarang, kita berdua jangan melewatkan jika bertemu bakat baru untuk menariknya menjadi iblis, hahaha ...," balas Malphas sambil tertawa.

***

Tak terasa sudah waktunya Malphas memeriksa semua tempat usahanya, hal ini ia lakukan hampir setiap hari. Jika ia sibuk, Malphas meminta Arioch mengantikannya sesekali.

Saat ini, Malphas sudah tidak sabar. Sengaja mengatur jadwal agar terakhir ia berada di bar tempat Bihan bekerja, ia merencanakan pulang bersamanya, untuk mengutarakan maksudnya membuka bar untuk Bihan.

Malam itu Malphas terakhir memeriksa di bar tempat Bihan bekerja yang terletak di sebelah Dream Lover House.

Bola matanya berputar mengelilingi seluruh ruangan, tapi tidak ditemukam Bihan berada di tempat biasa. Entah apa yang dilakukan. Malphas sudah tidak sabar memberikan kejutan untuknya.

Akhirnya Malphad mengatakan kepada pekerja lain, "Dimana Bihan, tadi dia masih di sini. Kenapa sekarang dia menghilang?"

"Hari ini hatinya tidak tenang bekerja, Boss. Dia sering melakukan kesalahan tidak seperti biasanya, aku tidak tahu penyebabnya, mungkin dia keluar mencari angin segar atau istirahat sebentar," jawab petugas itu.

Malphas berpikir, "Apa yang terjadi sehingga membuatnya tidak tenang?" Biarlah, ia abaikan saja, nanti setelah Bihan mendapat kabar baik dari Malphas pasti bisa tenang.

Ditunggunya Bihan lama, tetapi tidak muncul juga, hatinya agak marah, ia pikir ia terlalu memanjakannya. Bihan hanya pengganti Hanbi, terhadap Hanbi yang ia cintai saja, ia bisa tegas. Apa lagi cuman penggant.

Akhirnya Malphas meninggalkannya, biar saja. "Tetapi tidak biasanya Bihan seperti ini, hatiku jadi bimbang, apa aku melakukan kesalahan, aduh ... pusing juga jika punya kekasih. Sudah kuputuskan meninggalkan dia."

Saat berjalan keluar melewati Dream Lover House. Mariana menarik Malphas. "Boss, masuk sebentar. Ada yang ingin kubicarakan."

"Aduh ... ini ada apa lagi, kenapa tadi waktu aku memeriksa di tempat ini. Mariana tidak bicara," celetuk Malphas dalam hati.

Dengan malas, Malphas melangkah masuk ke Dream Lover House. "Benar-benar menjengkelkan, Mariana menghilang setelah memintaku masuk, kurang ajar semua, aku harus bertindak lebih disiplin mulai besok."

Saat lewat sebuah bilik kencan ada tangan menarik Malphas dan dilihatnya Pascal keluar dari ruangan itu.

Bibirnya langsung disapu kasar, aromanya sudah Malphad kenal. Itu kekasihnya yang melakukannya. Dibalasnya sapuan itu. Suhu tubuh Malphas memanas, ia tahu semua rencana Bihan. Malphas tersenyum, ternyata dia menginginkan dirinya, mungkin hasrat Bihan tidak tersalurkan lama membuatnya tidak tenang dalam bekerja.

Bihan tanpa berucap sepatah kata pun, tangannya mendorong kepala Malphas ke bawah sampai tepat di hadapan santapannya. Malphas juga sudah tahu yang harus ia lakukan, langsung dilahapnya santapan kenyal itu. Bihan hanya mendesah merasakan kehebatan bibir dan lidah Malphas.

Tiba-tiba, tangannya makin mendorong Malphas agar lebih dalam. Kembuat Malphas sulit bernafas. Bihan semakin kasar dalam bercinta. Bihan mendorong Malphas kasar, membuka bajunya secara cepat dan paksa.

Mulut Bihan mengarah pada batang Malphas dan langsung mengerjainya secara kasar. Malphas menggeram sakit.

"Pelan sedikit, Honey. Kau menyakitiku," suara Malphas, saat Bihan melakukan dengan mengenai giginya.

Bihan tidak peduli, ia terus saja mengerjainya walau itu mengenai giginya terus-menerus. Membuat, Malphas menariknya, dilihatnya wajah Bihan yang mendengus.

"Kaulah yang menyakitiku terlebih dahulu, kau juga harus merasakan sakit sepertiku," kata Bihan semakin keras mengerjai batang Malphas.

"Apa maksudmu?" Malphas bingung, kapan ia menyakitinya.

"Kamu harus tahu, cukup aku saja yang bisa memuaskanmu, kau tidak butuh wanita lain, apa yang kau lakukan semalam, kau menikmati wanita itu mengerjai milikmu."

Malphas akhirnya teringat, kemarin Malphas membayar seorang wanita masuk ke bilik kamar di depan mata Bihan, Bihan tidak tahu yang mereka lakukan, ia bahkan tidak bersentuhan dengan wanita itu, melihat wanita itu mencapai puncak dengan tangan sendiri, tujuan Malphas memang membuat Bihan cemburu. Ia tidak menyangka Bihan akan membalas dengan cara seperti ini. Bihan pasti berpikir sifat Malphas sangat sundal, butuh pemuas dan Bihan berusaha memuaskan Malphas untuk mencegah Malphas melakukan dengan yang lain.

Hati Malphas terasa bahagia, meskipun Bihan menyakiti tubuhnya. Ia berhasil membuatnya cemburu. Harus ia akui memanipulasi orang lain itu sudah bakat alami keluarga Demon.

Memang sudah lama, Malphas tidak menerima milik Bihan, berarti sudah lama juga milik Bihan tidak dikeluarkan, sudah Malphas selidiki secara diam-diam. Bihan seorang yang setia, dia tidak pernah bercinta dengan pria kurus mana pun, Bihan melakukan hanya untuk menaikan hasratnya sebelum bercinta dengan Malphas. Ini berarti hasratnya sangat tinggi sekarang. Malphas sengaja tidak memintanya, ia lebih suka mereka bercinta atas keinginan Bihan. Bukan permintaan Malphas.

Nafas Bihan terasa memburu, bibirnya terasa kasar melumati seluruh kulit di tubuh Malphas. Akhirnya, Bihan menggeram dan tubuhnya mengejang diikuti dengan keluarnya cairan miliknya membasahi milik Malphas

Setelahnya, tubuh Bihan ambruk merengkuh, dan tertidur seperti biasa. Malphas tidak mungkin tidur di sini, ia akan memberikan Bihan waktu sebentar untuk istirahat. Saat inilah dirasakan damai di rengkuhan Bihan.