"Sudah, lupakan Gibran dan fokus pada Mas Toni. Aku tidak maksud apa apa tapi kamu jangan lupa ada orang tulus yang bersama kamu saat ini, apa kamu tega melukainya?"
Untuk sesaat Kanaya berpikir setiap ucapan Ratu benar, hampir tidak ada yang salah. Namun, apa Kanaya bisa melupakan nama Gibran yang sudah melekat lama di dalam otaknya. Ya, nama itu bertahun tahun sulit ia hapus.
"Kamu keberatan?" Ratu melihat keraguan itu, ia sangat menyayangkan jika jawaban yang keluar dari bibir sahabatnya 'iya'. Tapi mau bagaimana lagi jika ini berurusan soal hati, Ratu saja tidak bisa mengatur hatinya sendiri saat berusaha melupakan Arka. Disini ada yang berbeda, Gibran mau menikah dengan orang lain dan sudah seharusnya Kanaya melupakan laki laki itu segera. Mungkin tidak akan cepat dan butuh waktu tapi sebagai sahabat Ratu berniat mengingatkan agar sikap Rania tidak menyakiti Toni yang memiliki hati tulus.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com