webnovel

Gibranku

Kegagalan cinta membuat Gibran harus lebih berhati-hati untuk memilih perempuan. Hati Gibran seolah sudah lelah mengenal nama cinta, telinganya mendadak bosan mendengar kata cinta dari mulut seseorang. "Kanaya, kamu selalu ada dihatiku." Apakah salah jika Gibran tidak mencintai seseorang, selain dia? Dia, yang masih bertahta kuat di pikiran Gibran. Perempuan yang membuat Gibran tidak ingin mengenal lagi yang namanya cinta dari orang lain. Gibran harus berjuang kuat melupakan perempuan yang masih mengikat kuat di pikiranya. Semua hal tentang dia, pasti Gibran sangat menyukainya.

Nur_Khusnakhusna · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
398 Chs

Pergi di Atap Gedung

Kanaya dan Gibran sekarang berada di perjalanan keduanya hanya saling diam tak saling bertanya maupun berbicara. Hanya sebuah mesin mobil yang yang menemani kesunyian di antara mereka. Waktu nampaknya sudah menjelang sore Kanaya memperhatikan seluruh jalanan yang terlihat berubah dengan warna senja. Perempuan itu mengangkat sudut bibirnya untuk tersenyum merasa suka dengan pemandangan sore tersebut.

"Kamu tadi sudah salat asar belum?" Tanya Gibran mulai teringat mereka keluar sudah pukul 3 sore lebih.

"Emm ... belum." Kanaya memilih mengatakannya dengan jujur walau sebenarnya perempuan itu jarang sekali melaksanakan sholat, mungkin hanya sering melakukannya di kantor berbeda dengan lain waktu di kantor.

"Belum, ya sudah kita cari masjid dulu, aku tidak mau membuat orang lalai dengan shalatnya hanya karena menemani kepergianku."

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com