webnovel

Ghost of School

Ini kisahku, Calista Elssa. Orang-orang tidak pernah menganggapku ada. Hanya karena aku adalah gadis istimewa. Gadis dengan kemampuan yang mereka sebut, 'aneh. Tapi yang lebih mengenaskan, masa lalu yang membuatku jadi membenci diri sendiri. Untuk menyembuhkan rasa trauma, aku dipindahkan sekolah di kota Bandung. Meninggalkan kedua orang tuaku di Surabaya. Mereka menyadari, memiliki orang tua yang mempunyai kemampuan paranormal memang tidak mudah diterima oleh kalangan orang normal yang tidak pernah percaya adanya hal ghaib. Aku mulai beradaptasi dengan lingkungan baru. Mencoba untuk bersikap normal, namun pada kenyataannya, mereka tidak pernah berhenti mengganggu hidupku. Masa lalu terus menyerangku, karena seseorang yang memiliki dendam. Tapi aku tidak sendiri, ternyata ada keluarga baru yang dijuluki sebagai 'PASLIM' alias pasukan lima bersaudara, siapakah mereka? Follow IG : elfiragustin21

ElfiraAG · Horror
Sin suficientes valoraciones
28 Chs

Mencari Mereka

Kalau kau percaya dengan dunia lain, yang artinya bukan hanya kau, "hei manusia, yang hidup di bumi ini."

Sesungguhnya ada makhluk-makhluk dari dunia lain juga yang sedang berkeliaran. Entah itu di sampingmu, di belakangmu, atau sedang mencoba untuk menghasut dirimu yang tidak pernah sadar, bahwa apa yang sedang merasukimu adalah komedi mereka. Kau kerasukan, mereka menertawakanmu. Bagaimana bisa? Saat kau mencoba untuk berbuat jahat dengan orang lain, sesungguhnya mereka telah berhasil merasukimu.

Seperti saat ini, aku melihat ada hantu yang berusaha menghasut salah satu siswa. Dengan hasutan halusnya, siswa itu berhasil terpancing oleh amarahnya. Hantu itu hanya melakukan beberapa trik seperti saat manusia mulai mudah dikendalikan, tanpa sadar dia akan mengeluarkan kata-kata yang akan membuatnya menyesal.

"Sialan! Kau yang merebut kekasihku! Dasar pelakor!" pekik salah satu gadis yang telah melotot tajam. Dengan urat-urat amarah dia membuat tangannya bergerak ke udara dan mendaratkan pada pipi gadis dihadapannya. Begitu keras hingga terdengar bunyi 'plak' yang membuat gadis dihadapannya berkaca-kaca.

Aku buru-buru memalingkan wajah ketika hantu yang kini tertawa menyadari tatapanku padanya. Dengan setengah berlari, aku mencari-cari kelas sebelas IPA satu. Setelah tiba di Bandung, aku langsung bergegas pergi ke sekolah ini dengan pakaian bebas. Aku harus menemui seseorang, tidak ingin datang langsung ke rumahnya. Kurasa jika bukan paksaan dari papa, aku tidak mungkin menginjakkan kaki di kota ini. Aku pasti akan tetap memilih berada di Surabaya, walaupun harus pindah-pindah sekolah beberapa kali karena merasa bosan dan terganggu, tidak apa-apa, karena bertemu orang asing hanya akan membuatku takut.

"Tadi pak satpam di luar bilang kalau mereka ada di kelas ini, tapi kenapa kelasnya kosong?" gumamku seraya mengatur napas saat mulai merasa sesak.

Kuperhatikan di sekitar sini terasa lebih tenang, sepi dan sunyi. Tidak ada tanda-tanda berbahaya yang akan mengancamku. Maka aku memutuskan untuk berhenti mencari, aku lelah.

Ketika hendak masuk ke dalam kelas dan melihat-lihat isinya, sebuah tangan menahan pundakku. Sekilas netraku melirik dari samping, tangan pucat dengan kuku-kuku rapi. Berpikir buruk, mungkinkah dia hantu?

"Kau mencariku?"

Fiuh! Aku menghela napas lega. Ternyata memiliki suara seperti manusia, walaupun terdengar serak dan tegas, aku bisa merasakan auranya. Dalam putaran persekonnya, aku menatap laki-laki yang... uhm, menurutku dia berwajah sedikit... 'Childish' atau mungkin memang begitu cara dia mengekspresikan dirinya.

"Apakah kau datang dari Surabaya?"

Wajahku yang sudah pasti melongo, seketika tersadar dan langsung mengerjap. Dia masih memperhatikanku dengan sebelah alisnya yang terangkat. "Ya, aku Calista. Datang dari Surabaya. Siapa kau?" suaraku terdengar seperti tidak berdaya, kuharap dia memiliki telinga yang jeli.

"Tunggu saja di kelas."

Sialnya, dia pergi meninggalkanku dengan berbagai macam pertanyaan. Tanpa senyum, tubuhnya berbalik dan melangkah jauh.

"Carilah lima orang yang selalu bersama, mereka akan mengajakmu untuk lebih mengenal dunia. Bersama mereka, kau bisa belajar banyak hal. Melatih mentalmu, melatih kemampuanmu dan melatih keberanianmu."

Seketika, aku jadi teringat oleh kata-kata papa sebelum menyuruhku pergi ke sini.

"Kalau tidak salah namanya Egi, Nathan, Gery, Pricil dan Anggun."

Dan, siapa laki-laki yang baru saja berbicara denganku itu? Kenapa dia menyuruhku untuk menunggu di dalam kelasnya?