webnovel

Prejudice

Bangunan-bangunan tinggi dan modern, kilauan lampu-lampu yang menyalakan malam hari, mobil-mobil mewah dan kehidupan glamour, adalah bayangan dari setiap kota-kota maju di dunia ini. Tetapi tidak semua orang sepenuhnya merasakan kenyamanan dari dunia seperti itu. Ada seseorang, mungkin diantara kalian juga, yang lebih menyukai keharuman rerumputan dan kesejukan udara padang rumput.

Sebagai pelajar pada umumnya, Gezlyn tetap belajar dan tidak menyia-nyiakan ilmu. Dan pada hari sabtu ia selalu pergi ke sebuah padang rumput, yang sebenarnya tidak jauh dari tempat sekolahnya. Setiap kedatangannya ia merasakan kedamaian hidup, terutama saat bernafas. Pada awalnya, padang rumput itu ia pikir hanyalah padang rumput biasa. Ketika dia berjalan lebih jauh memasuki padang rumput dia menemukan sesuatu yang aneh dari kejauhan.

"Bagaimana bisa ada sebuah danau sebening ini?" kakinya terus melangkah walau hatinya ragu. Ia benar-benar melihat kenyataan dari penglihatannya. Danau yang indah sekali dan ini sangat menyenangkan. 

Ia mengabadikan danau tersebut dengan kamera digitalnya dan duduk menikmati ketenangan yang diciptakan danau tersebut. Ketika ia membuat coretan pada bukunya tiba-tiba saja seperti ada suara seseorang yang berbincang. Ia membereskan dengan cepat barang-barangnya dan memasukkannya kedalam tas, dan berlari ke pohon besar terdekat. Ia menyampirkan tas sekolahnya erat-erat dan ia memasang tudung kepala dari jaket yang ia pakai. Dan semakin lama, semakin dekat suara orang berbincang dan ia mulai sadar ia sudah melangkah terlalu jauh. 

Ia berancang-ancang pergi berlari menjauh ketika dua orang laki-laki datang dan melihatnya. 

"Hey, siapa disana, Hey.." 

Gezlyn langsung berlari. Ia harus pergi menjauh, ia menambah kecepatannya setelah melihat kebelakang, dua orang itu mengikutinya. Ia terus berlari kencang, hingga keringat mulai bercucuran di keningnya, dan hingga ia sadar bahwa arah larinya salah. Ia pergi menuju tempat yang asing dan pohon-pohon besar sudah lebih banyak disekelilingnya.

"Heyy,, kauu.. Jangan, Jangan berlari kesana. Tony, kau bisa berlari lebih cepat tidak, dia bisa terkena bahaya!!" 

"Aku sudah berlari secepat manusia normal. Kau itu yang kuda berbentuk manusia. Letakkan tanganmu saja ke tanah, wujudmu akan berubah." Tony dengan kesal menjawab. "Hah, dan kenapa dia terus berlari, memang kita ingin memakannya apa?!"

Laki-laki yang bernama Teny meraba bungkusan sebuah pisau dari balik sakunya. "Diamlah. Aku berharap makhluk itu tidak muncul." Dan akhirnya Teny melihat perempuan tersebut, Gezlyn, berhenti berlari.

Gezlyn, dengan wajah yang bermandikan keringat, dan kini wajahnya menjadi pucat ketika pandangannya terpaku pada sesuatu didepannya. Kakinya melambat dan tiba-tiba saja berhenti dan berusaha berjalan mundur. 

"ohh,, akhirnya nona, kau memasuki daerah terlarang." ucap orang yang mengejarnya, Teny, setelah berhasil mengejar dan mengatur nafasnya. 

Gezlyn dengan suara yang gemetar, "Kau, apa tidak melihat apa yang ada didepan."