Di setiap langkah kakinya, Anes merasakan seperti ada benda tajam yang menusuk perutnya. Jarak rumah dengan tempat yang digunakan bermain dengan Cika sangat dekat, tapi untuk sampai di dalam rumah sangat membutuhkan perjuangan. Sesekali Anes juga mengatur napasnya untuk mengendalikan rasa sakit tersebut.
Tak lama kemudian, dia sampai di ruang tamu. Di sana hanya masih ada sisa satu piring nasi miliknya. Namun, seketika dia ingin menangis ketika melihat bagian ayamnya sudah ada yang memakannya.
Pada saat itu juga selera makannya benar-benar menghilang. Hal itu yang menjadikan Anes tidak suka makan sendirian ketika keluarganya mengadakan makan bersama. Makan di akhir selalu saja mendapatkan sisa. Padahal sebelumnya Anes telah diberikan jatah makan oleh Siti dan pembagian tersebut telah rata seperti biasa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com