webnovel

Wanita terkaya di Indonesia

Akupun sudah memindahkan semua bajuku ke lemari Kevin, dan setiap malam selalu tidur berdua bersamanya. Selain itu seperti pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara, tidak ada seharipun kami lewati lewati tanpa berhubungan intim. Rasanya bila tidak melakukan pertemuan antara kedua kelamin kami ada yang kurang dan tidak enak.

Kami melakukan hubungan tidak bermoral itu,karena status kami sebagai ibu tiri dan anaknya, pasti lebih dari dua kali dalam sehari, setiap bangun tidur kami pasti melakukan 'morning sex', malam sebelum tidur juga wajib kami melakukan 'olahraga kasur'. Selain dikamar kadang kami melakukan hubungan intim di kamar mandi, kolam renang belakang rumah, pernah sekali melakukan di kamar mandi rumah sakit, beberapa kali di kamar ganti pusat perbelanjaan saat aku atau Kevin hendak berbelanja, bahkan di mobil Pajero Kevin yang memakai kaca film 100% sehingga tidak terlihat 'kegiatan mesum kami' didalam mobil.

Tak terasa sudah 7 hari pak Jatmiko menggunakan alat bantu pernafasan, dan klinisnya sudah mengalami perbaikan, bahkan sore ini sudah sadar penuh dan mode alat bantunya sudah dalam mode terendah. Dari dokter yang merawat, menyatakan kalau sampai malam ini kondisinya stabil dan hasil laboratoriumnya baik, mungkin tengah malam atau paling lama subuh pak Jatmiko sudah bisa lepas alat bantu nafas.

Mendengar itu kami berdua bahagia, dan tidak sabar untuk melihat pak Jatmiko kembali pulih dari sakitnya. Besoknya, sekitar jam 9 pagi setelah kami saling bertukar cairan tubuh, kami segera bergegas mandi bersama dan beberes ke rumah sakit untuk membesuk pak Jatmiko yang berdasarkan kabar dari pegawai yang berjaga- jaga di rumah sakit, bahwa pak Jatmiko sudah lepas alat bantu dari tengah malam, dan rencananya sekitar jam12 bila klinisnya stabil akan dipindahkan ruang biasa.

‐-------

"Pah.. Gimana kabarnya? Uda enakan?" tanya Kevin ke Pak Jatmiko sembari berdiri disamping kasurnya di ruang perawatan VIP yang baru ditempatinya setengah jam terakhir.

"iya alhamdulillah, papa sekarang sudah baikan, tapi boleh kamu tinggalkan papa dengan mamamu dahulu, ada yang papa mau bicarakan secara pribadi ke mama" ujar Pak Jatmiko ke Kevin meminta dia untuk keluar kamar tempat Pak Jatmiko dirawat, karena hendak berbicara secara pribadi denganku yang duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar VIP itu.

Setelah Kevin meninggalkan kami, Pak Jatmiko melambaikan tangannya memintaku mendekat kepadanya.

"Des.. Tadi saya dijelaskan oleh dokter Edo terkait keadaan saya. Dari keterangan beliau, aku akhirnya tahu kenapa aku tidak merasakan apa- apa di bawah perutku, karena aku mengalami kerusakan di tulang belakang punggung bawahku yang permanen sehingga perut kebawahku lumpuh. Jujur saya stres dan sedih, namun yang saya lebih sedih adalah saya tidak bisa memberi nafkah batin dengan keadaanku ini. Aku gak mau egois, aku sadar kamu mau menikah denganku karena keterpaksaan situasi dan kondisi, jadi andai kamu mau minta cerai dariku, aku akan mengabulkan, dan sebagai kompensasi aku tetap akan memberikan saham dan uang harta gono gini kepadamu apabila kita bercerai. Aku akan memberikan kamu waktu untukmu berpikir terkait hal ini sampai 3 hari kedepan, selama kamu berpikir, aku akan memanggil notarisku untuk mengurus perjanjian harta gona gini untukmu andai kamu memutuskan bercerai dariku." ujar pak Jatmiko memberiku kesempatan untuk memilih apakah aku meminta cerai atau tidak setelah tahu kondisi fisiknya yang sudah cacat itu.

"Izinkan aku memikirkan baik- baik masalah ini pak" ujarku yang sejujurnya memang ingin bercerai sebelum pak Jatmiko menawarkan hal ini kepadaku, bahkan sudah berniat menikah dengan Kevin anaknya, namun bersikap tenang, agar tidak menyinggung pak Jatmiko yang belum pulih sepenuhnya.

"Ok.. Silahkan. Sekarang panggil Kevin masuk. Kasian dia sudah menunggu didepan" ujar pak Jatmiko kepadaku untuk memanggil Kevin yang menunggu diluar.

Setelah itu, sepanjang hari hingga sore, kami berdua berbincang- bincang dengan pak Jatmiko terkait kejadian sebelum pak Jatmiko mengalami cedera. Setelah semua masalah jelas kami mengganti topik menjadi hal- hal santai untuk menghibur pak Jatmiko yang terlihat tidak semangat dan lesu.

‐-------

Malam itu dikamar, aku keluar dari kamar mandi setelah selesai mandi, Kevin sedang membaca ebook di ipadnya bertelanjang dada sembari setengah duduk di kasur. Aku mendekatinya berbaring hanya menggunakan celana dalam tanpa apa- apa lagi dibadanku, tidur hanya mengenakan celana dalam sudah menjadi ritual tidur kami berdua sejak seminggu ini..

"Yang.." ujarku pada Kevin sembari berbaring di dadanya membuka pembicaraan.

"Apa sayang?" jawabnya sembari tetap memperhatikan ebook di ipadnya.

"Tadi papamu saat memanggilku, menjelaskan kalau dengan kondisinya ia tidak mampu memberikan kepuasan batin kepadaku. Ia memintaku berpikir apakah aku mau tetap bersamanya atau pisah. Dia memberi waktu 3 hari kepadaku." ujarku menceritakan pembicaraan aku dengan pak Jatmiko.

"Oh ya? Berarti kita tidak perlu mengaku hubungan kita dong?" tanya Kevin terkait masalah hubungan terlarang aku dengannnya.

"Sepertinya.. Tapi.. Kalau aku cerai sama papamu dan tiba- tiba setelah itu aku menikah denganmu apakah papa ga curiga?" tanya aku ke Kevin.

"Ya kita nikah diam- diam dulu aja. Setelah kondisi aman baru kita nikah secara reami" ujarnya memberi saran.

"Ya udah, aku ikut kamu aja.. Bagiku yang penting aku bersama kamu" ujarku.

"Kamu capek?" tanyanya kepadaku.

"Ngga.. Kenapa? Kamu mau minta jatah?" tanyaku padanya.

"Yuk" ujar Kevin menaruh ipadnya dan mulai membuka celana dalamnya..

"Ayuk.." ujarku sembari juga membuka celana dalamku untuk memulai permainan birahi kami.

‐-------

"Selamat malam, pak Jatmiko, ada yang bisa kami bantu" terdengar suara perawat dari speaker ruang VIP yang dipasang untuk pasien meminta tolong ke perawat yang berdinas di posnya.

"Kok saya agak sesak ya Ses. Boleh dicek-kan." ujar pak Jatmiko kepada perawat.

"Baik pak, kami akan kesana" ujar suara perawat yang terdengar dari speaker kamar.

‐-------

"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Sempit dan keset sayang memekmu!! Aaahhh.." ujar Kevin yang sedang menikmati 'ulekan' kemaluanku yang berada diatasnya dalam posisi 'woman on top'

"Aaaahhhh!! Aaahhhh!! Gellliiii!! Aaahhh!! Aku Keluarrrr!! Aaaaaaaaahhhhh!! Keluarrr!! Aaakkkkhhh!! Jeritku sembari menggelinjang dan menggeliat saat keluar cairan ejakulasiku berupa cairan lendir jernih hangat menyemprot dengan derasnya membasahi kelamin Kevin yang berbaring dibawahku.

Kriiingggg.. Kriiiinngggg.. Kriiinggg suara telepon kamar kami berdering. Kevin mengangkatnya dengan kesal karena merasa terganggu oleh telepon yang berbunyi disaat kami sedang menikmati permainan asmara kami.

"Halo.." jawabnya sembari menerima telepon.

"Tuan Muda.. Ini Tomas, ada berita buruk Tuan. Bapak barusan mengalami henti nafas, para dokter sedang berusaha memberikan pertolongan resusitasi jantung paru Tuan Muda.. Cepat kemari tuan Muda.. Takutnya bapak ada apa- apa" ujar Tomas, pegawai yang bertugas menemani pak Jatmiko malam ini, yang menelepon Kevin untuk memberitahukan kondisi pak Jatmiko yang memburuk.

"Ok. Saya dan bu Desi akan kesana. Tolong kabari kondisi terkini bapak ya. Terimakasih" ujar Kevin menutup telepon lalu bergegas bangun dari kasurnya.

"Kenapa sayang?" tanyaku yang masi berbaring telanjang melihat Kevin tergesa- gesa memakai baju.

"Papa henti jantung, dokter sedang memberi resusitasi jantung paru, kita harus kesana!" ujar Kevin kepadaku.

‐-------

Aku dan Kevin berlari menuju kamar tempat pak Jatmiko dirawat. Sesampai disana, terlihat dokter dan perawat sedang diam disamping pak Jatmiko sembari fokus memperhatikan alat rekam jantung mencetak kertas hasil rekam jantung pak Jatmiko.

"Ini dokter" ujar perawat menyerahkan kertas hasil rekam jantung pak Jatmiko ke dokter Budi, dokter umum yang berdinas malam ini.

"Jam berapa sekarang?" tanya Dr. Budi sembari membaca hasil rekam jantung pak Jatmiko.

"Jam sebelas malam lewat lima menit dokter" ujar salah satu perawat menjawab pertanyaan Dr. Budi.

"Baik. Tolong panggilkan keluarga" ujar Dr. Budi kepada perawatnya.

"Saya keluarganya dokter. Bagaimana kondisi bapak saya dok? Tanya Kevin menjawab dari depan pintu kamar saat mendengar Dr. budi meminta keluarga bertemu dengannya.

"Kita bicara diluar ya pak" ujar dr Budi sembari berjalan ke luar kamar VIP tempat pak Jatmiko dirawat.

"Selamat malam pak, Saya dokter Budi, saya dokter jaga ruangan. Sekitar sejam yang lalu bapak menghubungi perawat terkait beliau merasa agak sesak, perawat datang dan memeriksa memang nafasnya agak cepat, oleh karena itu pasien diberikan oksigen. Namun walau sudah diberikan oksigen, tapi sesak bapak tetap tidak membaik dan malah terjadi penurunan kesadaran. Melihat kejadian itu perawat yang memberikan oksigen segera menelepon kawannya dan saya untuk meminta bantuan. Saat diperiksa, detak jantung dan nadi bapak sudah tak terdeteksi, akhirnya kami putuskan melakukan resusitasi jantung paru. Hampir 45 menit kami melakukan resusitasi, namun denyut jantung dan nadi bapak masih tidak teraba, lalu seperti bapak liat barusan, kami mengkonfirmasi kondisi bapak menggunakan mesin rekam jantung. Dari mesin rekam jantung didapatkan bahwa jantung bapak sudah berhenti bergerak, dan pukul 23.05 pak Jatmiko dinyatakan meninggal dunia. Kami dari rs memohon maaf bila ada kekurangan pelayanan kami selama merawat bapak dan kami turut berduka cita atas meninggalnya pak Jatmiko" ujar Dr. Budi menjelaskan panjang lebar dari kondisi perburukan hingga akhirnya pak Jatmiko tidak bernyawa.

Mendengar berita itu, Kevin dan aku menangis tersedu- sedu, kami tak menyangka pak Jatmiko yang baru pindah dari ICU sudah harus pergi meninggalkan kami selamanya secepat ini. Apalagi aku, entah mengapa aku sesial ini, karena dalam tempo 10 hari dari hari pernikahan aku sudah berubah status lagi menjadi janda.

Setelah dimandikan dan dikafankan, akhirnya keesokan harinya pak Jatmiko dikubur di taman pemakaman umum, tepat disamping kuburan mantan istrinya. Kami semua merasa sangat kehilangan, begitu juga karyawan- karyawan yang ditinggalkan. Dikarenakan pak Jatmiko termasuk salah satu orang kaya di Indonesia dan kematiannya akibat kekerasan yang dilakukan oleh pegawai yang rupanya 'mata-mata' kompetitornya membuat berita kematiannya masuk di halaman pertama koran-koran nasional dan menjadi tajuk utama televisi seluruh Indonesia. Dan berkat bantuan polisi, dalang dibalik meninggalnya pak Jatmiko berhasil ditangkap, dan hasil dari pengadilan, dalang dan kaki tangan pelaku pembunuhan pak Jatmiko mendapat hukuman setimpal.

‐-------

Malam itu di ballroom hotel Ritz Carlton Kuningan, tampak sebuah pesta megah merayakan ulang tahun ke 22 seorang wanita yang masuk menjadi orang terkaya urutan ke 50 di Indonesia dan wanita urutan pertama terkaya di Indonesia. Dengan perut buncitnya karena sedang mengandung 7 bulan buah cintanya dengan suaminya, ia terlihat tertawa terbahak- bahak sembari menikmati hidangan di mejanya bersama menteri pertahanan dan gubernur jakarta ditemani alunan nyanyian merdu dari penyanyi Afgan yang diundang khusus untuk merayakan ulangtahun wanita itu.

Setelah Afgan selesai menyanyikan lagu, seorang pria tampan mengenakan tuxedo hitam berjalan dari pintu masuk ballroom dan menuju ke atas panggung. Dia mengambil microphone dan mulai berbicara "Selamat malam bapak- bapak, ibu- ibu, sebelumnya saya minta maaf karena datang terlambat dikarenakan baru tiba di Jakarta dari London untuk menghadiri acara undangan dari perdana menteri Inggris. Terimakasih atas kesediaan bapak ibu saudara sekalian menghadiri acara ulangtahun istri saya, Desiwati Putri, yang hari ini tanggal 21 Maret 2023 merayakan ulangtahunnya yang ke 23. Saya, Kevin Aprillio Kusuma, sebagai suaminya turut berbahagia atas ulangtahunnya, dan semoga istri serta bayi kami dikandungan selalu diberikan kesehatan hingga bulan Mei nanti Insya Allah akan lahir menemui kita. Kebetulan saya juga sudah membawa hadiah untuk istri saya tercinta ini yang saya beli dari geneva swiss beberapa hari yang lalu. Kepada istriku, Desi harap naik ke atas panggung"

Aku yang sedang duduk, mendengar namaku dipanggil oleh Kevin suamiku segera naik ke atas panggung dengan gaun putihku yang cantik. Setelah aku berada di atas panggung, Kevin memeluk mesra diriku lalu berlutut didepanku sembari berkata "Istriku.. Sebagai tanda cintaku kuberikan hadiah untukmu yang sedang berulangtahun dan sangat menyukai warna merah muda, terimalah hadiah ini yang aku belikan khusus untukmu"

Kevin mengeluarkan kotak cincin, dan menyerahkan kepadaku, aku membukanya dan takjub karena didalam kotak cincin itu adalah salah satu cicin berlian yang termasuk 20 berlian termahal didunia yaitu 'the Vivid Pink' . Aku mengenakannya di jariku dan semua tamu undangan berdiri bertepuk tangan karena kagum dengan hadiah yang diberikan suamiku, orang terkaya ke 10 di Indonesia.

Setelah selesai mengenakan cincin itu, aku dan suamiku, Kevin, turun dari panggung, dan mungkin karena aku sedang mengandung besar anak Kevin, maka saat menuruni tangga, aku kurang begitu seimbang sehingga terjatuh dan menyebabkan terkilir.

Seorang perawat dan dokter umum yang kami tugaskan dari salah satu rs swasta terkenal di Jakarta segera berlari menghampiri kami, dari papan namanya tertulis namanya Nur Vita Rusadi. Dengan wajahnya yang sangat cantik dan cocok menjadi model itu, membuat pandangan mata laki- laki memperhatikannya. Namun dia dan dokter yang kami tugaskan untuk acara ulangtahunku cukup cekatan dan handal, sehingga masalah kaki terkilirku segera teratasi dengan cepat dan pesta ulangtahunku bisa dilanjutkan dengan meriah hingga selesai.

Demikianlah cerita tentang hidupku, aku yang dulunya mama tiri Kevin akhirnya menjadi istri sahnya Kevin, seorang pria yang aku suka dan kagumi sejak muda. Hidup memang unik, terkadang sesuatu musibah dan masalah bisa menjadikanmu menjadi lebih baik, aku yang tahun lalu hanyalah perempuan dari golongan ekonomi bawah sekarang menjadi salah satu wanita terkaya di Indonesia dan bersuamikan suami yang juga orang terkaya urutan 10 di Indonesia.

Mungkin benar kata Godbless, "Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah" kadang kita yang dahulu miskin belum tentu besok masih miskin, begitu juga sebaliknya. Maka berhati- hatilah dalam menabur suatu perbuatan, karena kelak itulah yang akan kita tuai.