webnovel

Setelah akad

Akad sederhana dengan sedikit undangan memang permintaanku. Sejujurnya aku memang masih malu mengakui kalau aku menikah dengan kakek- kakek.. Umur Jatmiko yang 3 kali umurku atau beda empat puluh sembilan tahun lebih tua dariku jelas lebih cocok jadi kakekku daripada suamiku.

Bahkan ibuku saja umurnya yang baru 40 tahun berbeda 30 tahun lebih muda dari suamiku. Kurang memalukan apa, bayangin saja suamiku yang lebih tua harus memanggil ibuku, yang lebih pantas jadi anaknya, dengan sebutan ibu. Wajar jika aku tidak ingin sampai teman- teman sekolah dan tetangga kampungku tahu mengenai pernikahan ini.

Diluar segala hal memalukan itu, ada beberapa keuntungan yang aku dapatkan sebagai istri sahnya Jatmiko, di kantor aku yang baru kerja 3 bulan sekarang sudah menjadi ibu bos, aku dijanjikan dan sudah didaftarkan untuk kuliah di fakultas ekonomi tahun depan, aku mempunyai aset hingga puluhan milyar dan aku mempunyai rumah sendiri selain utang keluargaku lunas.

Lagipula kalau jalan- jalan berdua, sebenarnya secara fisik tidak terlalu memalukan, walau Jatmiko sudah berusia 70 tahun, tapi perawakannya masih gagah, masi tanpak seperti pria usia 50 tahun. Apalagi wajahnya termasuk tipe baby face, sehingga walau usianya sudah 70tahun, tapi dengan muka seperti itu, tidak ada yang mengira usianya sudah kepala 7, lebih banyak yang mengira beliau usia kepala 4 karena sering perawatan juga.

Alhamdulillah akad dan syukuran yang berlangsung di aula mesjid agung kota kami selama 2 jam berlangsung lancar. Setelah semua tamu undangan pulang, kami akhirnya berberes berganti pakaian dan membersihkan makeup yang menempel dibantu Make Up Artist (MUA) yang disewa kami dalam acara akad ini.

"Abis ini mau bulan madu ke mana mbak?" tanya MUA-nya kepadaku sembari membantu membersihkan make up ku.

"Disini aja mbak.. Ngga kemana- mana.." ujarku.

"Ihh.. Kok ga kemana- mana si mbak? Masnya kan termasuk 50 orang terkaya di Indonesia.. Masa ga bulan madu.. Ya setidaknya Bali gitu.. Kalo saya jadi mbak-nya uda minta jalan- jalan ke Maldives atau Eropa buat bulan madu deh" ujarnya berandai- andai.

"Oh gitu ya mbak.. Ya deh nanti saya bicarakan dengan bapak.." ujarku singkat.

"Nah gitu dong.. Jarang- jarang ada perempuan seberuntung mbak lho dapetin orang kaya pak Jatmiko" ujarnya lagi.

"Maksudnya mbak?" tanyaku bingung dengan maksudnya.

"Ya beruntung lah.. Bayangin aja mbak.. Pak Jatmiko tu 10 tahun belakangan banyak cewek yang ngejar.. Dari internal pegawainya, pengusaha- pengusaha dan keluarga sekitaran kota kita bahkan kota lain se-Indonesia, bahkan kalangan artis maupun Model. Tapi semua ga berhasil.. Pak Jatmiko setia sama almarhum ibu yang meninggalkannya duluan" jelas mbak Yuni, make up artist, yang sudah hampir selesai pekerjaannya membersihkan mukaku serta meretouch mukaku dengan make up natural sehingga tidak malu- maluin.

"Masa si?" tanyaku ngga percaya.

"Iya lho mbak.. Sampe masuk majalah gosip segala.. Ingat 2 tahun lalu perseteruan pemain film Nikita Monika dan penyanyi Maudy Kristy.. Semua orang di kota tu tau pengusaha J yang dimaksud adalah bapak.. Tapi rupanya 2 selebriti itu hanya ke-'geer'-an saja. Rupanya bapak hanya anggap mereka berdua teman belaka" seru Yuni menjelaskan.

"Serius?" Tanyaku masih ngga percaya.

"Astaga mbak.. Ngapain si saya boong.." ucap Mbak Yuni kepaku.

"Ngga mbak.. Maaf bukan maksud bilang saya mbaknya pembohong.. Tapi bapak kan uda usia lanjut." ujarku menjelaskan maksudku agar mbak Yuni tidak kesel kepadaku.

"Yah mbak.. Tua- tua gitu bapak kan masi fit banget.. Liat aja.. badan dan staminanya kaya usia 50 tahun saja.. Masi aktif, masi sering kelihatan jogging- jogging ringan di stadion bola tempat tim bola kebanggaan daerah kita, masih sering main tennis dan golf di klub olahraga terkemuka di sini.. Kurang apa coba? Ditambah mukanya yang awet muda.. Kalau saya secantik mbaknya saya uda kejar kali pak Jatmiko, mbak.." Yuni menjelaskan panjang lebar kenapa banyak wanita yang berusaha meluluhkan hatinya.

"Oh gitu mbak" ujarku singkat sembari mengangguk- angguk kepalaku tanda mengerti.

"Bukan hanya bapaknya.. Anak bungsu laki- lakinya juga banyak dikejar oleh wanita- wanita cantik. Keluarga Jatmiko Hadi Kusuma memang semua mempunyai fisik yang luar biasa indah" puji Yuni.

"Anak bungsu? Bukannya anaknya pak Jatmiko cuma 1?" tanyaku bingung, karena aku hanya tahu kalau pak Jatmiko punya anak 1 laki- laki pengusaha sukses di ibukota.

"Lho mbak gimana si! Pak Jatmiko itu punya anak 2, anak laki- laki pertamanya itu pembalap internasional f3 yang meninggal karena kecelakaan saat berlomba di jepang lima belas tahun lalu di usianya yang ke 26 tahun" ujarnya dengan muka heran karena aku tidak tahu tentang anak pertama pak Jatmiko.

"Oo maksudnya anak pertamanya yang sudah meninggal.. Iya itu aku tahu" ujarku membela diri dan pura- paru tahu padahal sejujurnya, aku memang tidak tahu mengenai hal ini.

"Oo dikirain mbaknya ga tau tentang almarhum mas Ananda Nikolas Kusuma" ujarnya.

"Ya tahulah masa ga tau" ujarku tersenyum pura- pura tahu.

"Ok mbak udah selesai, mbaknya boleh ganti baju, tadi saya dibisiki orang W.O (wedding Organizer) katanya bapak sudah nunggu mbak di mobil" ujarnya memberitahuku setelah selesai menjalankan tugasnya.

"Terimakasih ya mbak.. Aku senang sudah dimakeupin sama MUA paling top se kota kita" aku memberi ucapan terimakasih pada mbak Yuni.

"Saya yang makasi lho mbaknya mau dimakeup sama saya dan bersedia di siarkan proses makeupnya via instalive pas sebelum acara, dan bersedia foto berdua buat dipost di ig saya. Tapi sayangnya mbak-nya di zaman moderen kaya gini kok ga punya account ig si?" Ujar Yuni malah berterimakasih balik kepadaku dan bertanya alasanku tidak punya account ig.

"Ahahaha.. Saya gaptek mbak, nanti lah kalo saya uda bikin saya follow mbak" ujarku memberi alasan walau sebenarnya alasan utama aku ga punya ig adalah karena hpku tidak cukup canggih dan kurang memory, maklum karena ekonomi keluargaku sangat lemah, aku sudah 5 tahun tidak ganti handphone.

"Oke, aku tunggu lho.. Kan kamu punya no hpku, ntar wa aku aja ya mbak.. Ya udah aku permisi dulu ya" ujarnya sembari pamit meninggalkan aku untuk membiarkanku berganti pakaian.

Aku membuka kebayaku, dan segera berganti pakain ke kaus berkerah berwarna hitam polos dan rok panjang berbahan jeans. Rasanya lega sudah berganti pakaian, apalagi aku suka memakai kaus yang longgar sehingga bebas bergerak. Setelah aku berganti pakaian, aku segera mengambil 'sling bag' warna hitam satu- satunya yang aku punya, hadiah dari pamanku saat keterima masuk di SMA terbaik di kota 6 tahun lalu.