webnovel

Dari Kecil Hingga Besar, Selalu Saja Seperti Ini 

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah makan hamburger di luar, Lu Mian kembali ke rumah keluarga Lu sambil membawa tas sekolahnya. Setelah sampai di rumah, langit sudah mulai gelap. Lu Mian berjalan ke samping bangunan rumah, kemudian ia melihat sebuah mobil tua yang diparkir di depan gerbang rumah. 

Lampu di dalam rumah yang jarang dinyalakan, sekarang banyak lampu yang tampak dinyalakan. Dibandingkan dengan suasana yang dingin dan sunyi sebelumnya, saat ini suasana kehidupan lebih terasa di rumah ini. 

Lu Mian memikirkan pesan singkat Fu Man siang hari tadi, kemudian ia pun tersenyum sinis. 

Lu Xinnuan sudah pulang sedari tadi, setelah mengikuti pelajaran tambahan, ia selalu pulang tepat waktu. Ia adalah anak gadis yang penurut di mata orang tuanya, namun anak gadis yang lainnya yang juga ada di rumah ini dianggap seperti anak orang lain oleh orang tuanya. 

"Ayah sudah bekerja keras selama ini, cepat minum tehnya." Lu Zhizhai mengambil teh yang ada di atas meja dan mengangguk dengan lembut kepada Lu Xinnuan. 

Lu Zhizhai tahun ini berumur empat puluh delapan tahun, dua tahun lebih tua dari Lu Xingtang. Mungkin karena karir dan pernikahannya tidak berjalan dengan baik, ia terlihat lebih tua dari umurnya dengan wajahnya selalu terlihat murung.

Setelan jas yang tidak terlalu pas di badan Lu Zhizhai itu, kini terlihat kacau. Sepertinya tadi ia terburu-buru datang kemari. 

Ada masalah perasaan dan hubungan antara Lu Zhizhai dan Fu Man. karena hal itulah ia bersikap acuh tak acuh pada keluarganya, tapi ia cukup baik kepada Lu Xinnuan dan sering memuji Lu Xinnuan sebagai anak yang pengertian. 

Pada saat ini, sebuah keluarga beranggotakan tiga orang ini sedang duduk di ruang tamu dengan sedikit kehangatan di antara mereka. 

"Ayah, Ibu, aku sangat senang jika kalian bisa menghadiri pertemuan besar kelas tiga bersama-sama. Hanya saja aku dengar acara sambutan murid baru juga akan diadakan besok…"

Fu Man dan Lu Zhizhai terdiam sejenak karena mereka sangat kebingungan. 

"Lalu, memangnya kenapa?"

Lu Xinnuan dengan sabar menjelaskan, "Apa kalian tidak pergi ke acara Kakak?"

Jarang ada pasangan orang tua yang menghadiri pertemuan dua anak pada waktu yang bersamaan. Tetapi alasan mengapa sekolah mengatur ini mungkin untuk meningkatkan efisiensi. 

Fu Man berhenti sejenak, kemudian ia berkata dengan sangat enggan, "Kakakmu juga belum memberitahu kita tentang ini…"

Nuan Nuan sudah kelas tiga dan sudah waktunya mengejar nilai untuk masuk ke perguruan tinggi. Sedangkan Lu Mian baru kelas satu dan ia adalah anak yang suka membuang-buang waktu. Jadi, tidak perlu dikatakan lagi anak mana yang lebih penting.

Lu Zhizhai tidak menunjukkan apapun pada sikapnya, ia juga orang yang tidak suka banyak bicara dan tidak ingin membenarkan perkataan Fu Man. Tapi diamnya telah membuat pilihan. 

Lu Xinnuan tidak punya pilihan selain tersenyum dan berkata, "Ibu, Ayah, lagipula keduanya pertemuan yang mengharuskan orang tua hadir. Jadi kesannya sama saja! Dan lagi, hari ini aku juga bertemu dengan Kakak di kantor. Wali kelasnya sangat memperhatikan dia." 

Kata-kata ini membuat raut wajah Fu Man semakin kesal. Lu Mian dipanggil ke kantor, jika bukan dimarahi, lalu apalagi? Batinnya.

"Kamu adalah murid berprestasi yang akan berpidato di atas panggung sebagai perwakilan murid lainnya. Sedangkan Kakakmu…" Fu Man mengibaskan tangannya, "Dia bukan murid yang teladan dan bukan tipe murid yang ideal pada umumnya, dia pasti mendapat kritikan banyak orang. Sungguh aku terima kasih kepada Tuhan telah memiliki anak seperti itu!" 

Setelah bertahun-tahun menjadi orang tua murid teladan seperti Lu Xinnuan, tentu saja Fu Man merasa sangat malu untuk datang ke pertemuan anak yang hanya bisa membuatnya malu. Ia merasa lebih baik ia masuk ke dalam gua untuk menjaga harga diri daripada pergi ke acara pertemuan Lu Mian. 

Pada saat itu juga, Lu Mian berjalan masuk ke dalam rumah. Lu Mian dengan santai membawa tasnya yang ia sampirkan di bahu, dengan satu tangan lainnya ia masukkan ke dalam saku celana. Tatapannya yang dingin menatap ketiga anggota keluarga itu dengan senyuman. 

Lu Mian tidak merasa tidak nyaman di sini, justru ketiga anggota keluarga itu yang melihatnya dengan tidak nyaman. 

"Jangan khawatir, aku tidak butuh kalian pergi." Penolakan Lu Mian sangat tajam. 

Lu Mian selalu mengerti, ketika suatu hal tentang dirinya dan Lu Xinnuan tiba-tiba datang bersamaan. Orang tuanya tidak akan mengambil pusing dan sudah pasti memilih Lu Xinnuan. Dari kecil hingga besar dan setiap kali terjadi pasti seperti itu. 

Sambil bicara, Lu Mian melewati ruang tamu tanpa berhenti sejenak. Bahkan Lu Mian hanya melirik ketiga anggota keluarganya itu. 

"Mian Mian…" Fu Man merasa bersalah dan bingung. Ia segera bangkit dan mengejar Lu Mian, "Jangan salah paham. Ibu berkata demikian karena Adikmu sudah kelas tiga, urusan dia lebih mendesak, dia segera…" 

Kemudian Lu Mian menyela penjelasan Fu Man yang tidak berguna dengan suara dengusan yang keras. Lalu dengan santai ia menatap Lu Zhizhai dan Lu Xinnuan dengan senyuman, setelah itu ia pun pergi ke lantai atas begitu saja.

"Mian Mian…"