webnovel

Bohong, Jangan Percaya

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Lu Mian mengunci diri di kamarnya selama dua hari.

Ketika ia lapar dan haus, ia pergi menuju lemari es yang ada di dapur dan mencari sesuatu untuk mengisi perut. Begitulah ia menghabiskan akhir pekannya.

Senin pagi pun datang. Lu Mian mengenakan seragam SMA Kunpeng dan muncul di ruang tamu tepat waktu.

Baju olahraganya yang longgar berwarna biru dan putih membuat kulitnya terlihat lebih putih namun juga terlihat dingin. Tapi ia tetap terlihat cantik.

Fu man keluar dengan menggunakan celemeknya, lalu tersenyum paksa dan bertanya, "Mian Mian, aku membuat sarapan. Apa kamu mau sarapan?"

Saat kebanyakan Ibu yang lain menyuruh anaknya makan, mereka pasti langsung berkata, 'ayo makan', atau 'sudah makan?'

Namun saat di keluarga ini, Fu Man malah bertanya dengan segan kepada anaknya. Mungkin Fu Man meminta pendapat Lu Mian, tetapi secara tidak sadar ia sudah menganggap Lu Mian sebagai orang luar dalam keluarga ini.

Lu Mian menyeringai, lalu tatapannya tertuju pada Lu Xinnuan, yang sedang minum susu di dapur. Ia pun bercanda dengan santai, "Jika aku ikut sarapan, apa kalian berdua masih nafsu makan?"

Setelah itu Lu Mian membawa tas sekolahnya dan berjalan keluar dengan ringan.

"Mian Mian! Tunggu!" Fu Man segera menghentikan Lu Mian. Kedua tangannya kembali mengusap ke celemek sembari berkata, "Pamanmu bercerita tentang pesta di keluarga Su. Kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal bahwa Tuan Su yang menyuruhmu pergi ke sana…"

Fu Man juga marah pada saat itu dan mengatakan sesuatu yang serius. Beberapa kali ia ingin naik ke atas untuk bicara dengan Lu Mian. Namun setiap kali ia ingin mengetuk pintu, ia terhalang oleh aura kamar yang dingin itu.

Bagaimanapun juga, Fu Man masih belum bisa menghadapi putrinya dengan tenang.

Saat itu Lu Xinnuan juga keluar dari ruang makan, "Benar Kak, kamu seharusnya memberitahu kami, jika tidak Ibu tidak akan salah paham tentang kamu. Selain itu, Kakek Su juga mengklarifikasi dengan kami bahwa kamu mengalahkan orang-orang jahat. Kakak, apakah kamu benar-benar menyelamatkan kami?"

Lu Mian tidak tahu tentang hal itu. Ia menyipitkan mata sambil berpikir, kemudian ia mengerti. Kemungkinan Xiao Qimo mengatakan kepada mereka dan keluarga Su.

Memangnya ada artinya jika mengatakannya kepada mereka? Tentu saja tidak ada artinya. Batin Lu Mian, saat Lu Mian berkata jujur, mereka tidak pernah percaya padanya, mereka selalu berkata bahwa Lu Mian sedang berbohong...

Lu Mian dengan waspada mengaitkan tas sekolahnya, kemudian ia mencengkeram pegangan tas dengan erat, namun wajahnya malah tersenyum dingin.

Lu Mian memiringkan kepala, lalu berkata dengan sinis, "Itu bohong, jangan percaya."

Lu Xinnuan yang mendengarnya pun menghela napas lega. Ia sudah mengetahui hal ini sejak lama. Meskipun ia mengetahui trik Lu Mian, namun hatinya masih merasa tidak nyaman. Bagaimanapun, Kakek Su sangat membela Lu Mian, dan Lu Mian juga merusak pesta hari itu...

Lupakan saja, akan lebih baik aku menunggu saja sampai kesempatan berikutnya untuk berhubungan dengan Kakek Su. Batin Lu Xinnuan.

Kemudian Lu Xinnuan melangkah maju dan memeluk Lu Mian dengan tulus. Lu Mian pun merasa sangat kesal, sehingga ia berusaha menghindar.

"Kak…" Lu Xinnuan merasakan canggung, lalu ia menyentuh hidung dan berkata, "Aku tidak punya arti lain. Aku hanya khawatir kamu bisa terluka saat bertemu orang-orang jahat itu. Meskipun kamu sering berkelahi sejak masih kecil, tapi kita ini berbeda dengan orang-orang di masyarakat…"

Sejujurnya Fu Man sangat terkejut dan tidak mengerti detailnya. Ia hanya mengambil poin-poin penting dan hanya mengerti satu kalimat. Ia dengan cepat memberitahu Lu Mian, "Mian Mian, lain kali jangan berkelahi lagi!"

"Tentu saja." Lu Mian mengangguk, "Apakah ada yang lain?"

"Kalau begitu... Apa kamu masih menyalahkanku?" Fu Man mengumpulkan keberaniannya dan bertanya dengan suara rendah. Lu Xinnuan yang ada di sebelah Lu Mian ekspresi wajahnya terlihat aneh.

Lu Mian mulai tersenyum. Alis dan matanya yang cantik penuh dengan kejahatan. Namun fitur wajahnya yang indah itu masih terlihat cantik seperti biasanya. Lu Mian benar-benar cantik. Tidak peduli ekspresi apa yang ia buat, ia tetap terlihat cantik.

Untuk pertanyaan Fu Man, Lu Mian menunjukkan ekspresi lega. Kemudian ia mengambil tas sekolahnya, lalu melambaikan tangannya, dan berjalan pergi.

Fu Man pun terlihat bodoh, "Sebenarnya apa maksudnya?"

Lu Xinnuan menipiskan bibir dan hanya terdiam. Kembalinya saudara perempuannya tidak membawa kemuliaan dan kegembiraan bagi keluarga, tetapi rasa bersalah dan noda yang dalam terus saja menggelayuti keluarga ini!