webnovel

Berkepribadian Menarik!

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Seolah-olah semua anggota keluarga Lu berhutang pada Lu Mian, seolah-olah semua anggota keluarga ini adalah orang jahat. Lu Xinnuan mengerti, selama Lu Mian berada di rumah keluarga Lu sehari saja, keluarga mereka tidak akan pernah melupakan kasus penculikan 726 kala itu. Ini bukanlah kehidupan yang Lu Xinnuan inginkan.

Lu Xinnuan mengepalkan tangannya, kemudian ia mendekat untuk menghibur Fu Man, "Bu, lihatlah Kakak yang seperti itu. Dia benar-benar tidak peduli dengan kita. Ibu jangan memasukkannya ke dalam hati, Kakak saja tidak peduli, Ibu tidak perlu menyalahkan sendiri diri lagi!"

"Syukurlah kalau begitu…" Fu Man benar-benar merasa lega sambil mengangguk berulang kali, kemudian ia menoleh ke belakang dan berkata, "Nuan Nuan, apakah kamu mau pergi sekarang? Apa kamu sudah kenyang?"

"Aku tidak mau makan lagi... Bu, aku juga akan pergi!"

-

Kelas 1 (25). Saat itu Lu Mian kembali pada 24 Agustus, tepat ketika murid baru memasuki ajaran baru mereka di kelas satu SMA Kunpeng.

Karena situasi Lu Mian yang berbeda dengan teman-temannya yang lain, sehingga ia tidak perlu mengikuti pelatihan militer dan melewatkan kesempatan untuk memupuk perasaan dengan teman sekelas barunya. Ia baru masuk sekolah saat sekolah akan mulai pelajaran.

Kelas sering kosong dan hanya beberapa hari saja ada pelajaran, jadi Lu Mian tidak datang saat tidak ada pelajaran. Bahkan kebanyakan teman sekelasnya tidak tahu bahwa Lu Mian juga ada di kelas mereka.

Jadi, saat Lu Mian muncul di kelas hari ini, tidak hanya para siswa lain yang terkejut, bahkan wali kelasnya pun ikut terkejut. Kebetulan pelajaran pertama adalah kelas fisika yang diajar oleh wali kelas mereka sendiri.

Ding Cai, seorang guru yang usianya masih muda. Ia memakai kacamata tebal sedang menjelaskan tentang 'perpindahan dan jarak' dengan sangat antusias. Ia memberikan contoh dari waktu ke waktu yang dapat membuat semua siswa tertawa.

Ding Cai mengira penjelasannya sangat menarik, tetapi sekilas ia melihat ada seorang gadis di sudut kelas yang tidak memperhatikan penjelasannya.

Seketika mata Ding Cai langsung menyipit, namun ia tidak mengatakan apapun. Ding Cai melihat Lu Mian duduk di sudut ruang kelas dekat jendela. Karena Lu Mian datang terlambat, ia tidak punya teman satu meja.

Lu Mian sedang menopang pipinya di satu tangan, lalu tangannya yang lain sedang memainkan penanya. Ada sebuah buku warna-warni yang berdiri tegak di depan mejanya. Gadis itu sedang membacanya dengan penuh perhatian dan sangat serius.

Ding Cai tidak bisa melihat buku apa itu. Yang jelas, itu bukan buku paket fisika yang wajib dipelajari sekarang.

Dasar Lu Mian ini! Batin Ding Cai sedikit kesal.

Ding Cai yang berada di depan kelas pun mematahkan sebatang kabur, lalu ia menimbang-nimbang kapur itu di tangannya. Melempar kapur adalah sebuah kewajiban di setiap jam pelajaran para guru, tidak terkecuali Ding Cai.

Ding Cai secara akurat melempar kapur itu. Lemparannya yang indah tepat tertuju pada seseorang. Semua murid di kelas ini pun menatap ke arah Lu Mian.

Tepat ketika semua orang mengira bahwa kapur itu akan jatuh ke kepala Lu Mian, tapi yang mereka lihat malah...

Tangannya yang sedari tadi menopang pipi, kini menangkap kapur yang tertuju padanya itu hanya dengan kedua jarinya. Sedangkan tangan kanannya masih setia memutar pena seperti tadi.

Tertangkap? Murid-murid di kelas tersebut langsung merasakan bahwa Lu Mian adalah orang yang menarik. Gerakannya saat menangkap kapur itu begitu keren dan indah. Bahkan ada beberapa murid lain yang berseru 'wow' saat melihat aksi yang dilakuakn Lu Mian ini.

Ding Cai yang berada di depan pun melihat semua gerakan Lu Mian. Seketika ia sangat marah kepada Lu Mian karena secara terbuka menyatakan ingin melawannya!

Jika Ding Cai bukan guru yang bertanggung jawab atas kelas ini, kemungkinan besar banyak murid yang akan memberontak padanya.

Kemudian Ding Cai meletakkan buku paket fisika yang ada di tangannya itu dan langsung bergegas menghampiri meja Lu Mian. Ia mengambil buku warna-warni dan pulpen di antara jari-jari Lu Mian.

Lu Mian mengangkat sedikit matanya, dan menatap Ding Cai dengan tatapan yang polos dan kosong. Saat ditatap seperti ini, kemarahan besar Ding Cai pun seperti menguap begitu saja.

Ding Cai tahu apa yang terjadi pada anak ini. Pada saat diculik waktu itu, kebetulan anak ini sudah lulus dari SMP dan diterima di SMA Kunpeng. Nilainya memang tidak bagus. Namun nilainya cukup untuk membuat anak diterima di SMA Kunpeng.

Setelah Lu Mian kembali, pihak Biro Pendidikan mengatakan bahwa Lu Mian sudah diatur dan akan melanjutkan di kelas satu. Banyak guru yang tidak suka, karena mereka merasa bahwa Lu Mian tidak akan mampu mengikuti pelajaran. Mereka juga merasa bahwa Lu Mian membutuhkan penyesuaian, jadi semua guru pun menolak.

Tapi ini adalah perintah dari Biro Pendidikan...

Bagaimanapun juga, Ding Cai harus melaksanakan perintah dari atasan. Tatapan Ding Cai tertuju pada novel yang ada di tangannya yang berjudul, 'Investor Wanita'.

Ding Cai dengan terkejut berkata, "Apakah kamu masih suka membaca bacaan ringan seperti ini?"