webnovel

Aku Sibuk, Tidak Punya Waktu

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Para murid lain di kelas ini juga ikut penasaran. Selama ini Lu Mian selalu sendirian dan terlihat keren. Ia selalu terlihat tidak peduli dan pikirannya yang rasional tidak sesuai dengan usia murid lain yang ada di kelas ini.

Namun mereka tidak menyangka, ternyata Lu Mian juga membaca novel romantis semacam itu. Tentu saja mereka semua merasa bahwa Lu Mian sangat lucu dan kontras dengan sikapnya.

Lu Mian yang tertangkap basah pun tidak canggung sama sekali. Ia dengan malas bersandar di kursinya dan berkata, "Itu bacaan yang bagus."

Pupil mata Lu Mian yang gelap tampak ada sedikit kerumitan, yang tidak mampu diketahui oleh orang lain.

"Karena kelihatannya sangat bagus, kalau begitu aku pinjam." Ucap Ding Cai dengan ekspresi buku ini adalah miliknya, jangan pernah mengambilnya darinya. Ia mengambil buku paket fisika, lalu membuka halaman yang sekarang sedang dibahas dan menunjuk pada halaman itu.

"Dengarkan pelajaran dengan baik!" Ding Cai berkata dengan nada yang sedikit mengancam, meski sebenarnya ia tidak bermaksud mengancam.

"Datanglah ke kantorku setelah pelajaran usai!"

Lu Mian yang mendengarnya pun hanya bisa menghela napas pelan. Ia berharap, semoga guru Ding tidak memanggil orang tuanya...

-

Setelah pelajaran selesai di pagi hari, Lu Mian mengetuk pintu kantor Ding Cai. saat itu Ding Cai sudah duduk di sana menunggu kedatangan Lu Mian, dan kebetulan ia sedang memegang buku berjudul 'Investor Wanita' itu.

Saat melihat Lu Mian masuk, ekspresi wajah Ding Cai langsung berubah lembut dan tersenyum ke arah Lu Mian. Karena dirinya mempersilahkan murid ini, sehingga ia juga harus menjaga perasaan dan mental muridnya.

Lu Mian berbeda dengan murid yang lainnya, oleh karena itu Ding Cai tidak berani bicara banyak.

"Lu Mian, kamu datang."

"Guru Ding."

Beberapa guru lain dalam kelompok pengajar fisika belum pergi. Mereka menoleh ke arah Lu Mian, kemudian mereka menggelengkan kepala. Mereka tidak tahan melihat Ding Cai yang tidak bersikap tegas kepada muridnya saat ini… Atau mungkin tidak tahan melihat kehadiran Lu Mian? Entahlah.

Kemudian Ding Cai mencari kursi untuk tempat duduk Lu Mian.

"Lu Mian, kamu sering melewatkan pelajaran, sering tidak mengerjakan PR. Ditambah lagi, kamu tidak belajar selama dua tahun. Jadi, sangat sulit untuk mengimbangi pelajaran, aku bisa mengerti…"

Setelah jeda sebentar, Ding Cai menyarankan, "Bagaimana jika begini saja, setelah kelas selesai, pergilah ke kantorku. Aku akan membimbingmu sendirian. Untuk sains, semuanya bisa kubimbing. Untuk seni budaya… Kamu harus mencari guru lain untuk membimbingmu, banyaklah menghafal. Tapi aku yakin selama kita bekerjasama, prestasimu pasti akan meningkat. Sekarang baru tahun pertama, masih ada tiga tahun lagi sebelum ujian masuk perguruan tinggi!"

Lu Mian memandangi guru yang tulus dan ingin bertanggung jawab ini. Sudut matanya melirik pada guru lain yang telah menggelengkan kepala, ia pun akhirnya menggelengkan kepalanya.

Di sekolah menengah atas, tugas belajar jauh lebih berat. Jika seorang guru tidak bisa membawa puluhan siswanya, bagaimana mungkin Ding Cai memiliki energi untuk membimbing satu siswa sendirian, apalagi siswanya yang sangat jenis seperti Lu Mian.

Lu Mian berpikir bahwa tidak ada yang perlu diperhatikan oleh wali kelasnya. Daripada berusaha menyelamatkannya, lebih baik menyerah lebih awal seperti orang tuanya.

Lu Mian tampak sangat terbuka, ia tersenyum lalu menolak saran gurunya dengan santai, "Guru Ding, aku sangat sibuk, tidak ada waktu."

"Hmmm... Kamu hanyalah seorang murid! Memangnya sibuk apa? Sibuk membaca novel romantis?" Nada Ding Cai saat bicara sedikit meningkat. Lalu dengan sedikit kebencian ia berkata, "Kamu ini anak yang pintar. Selama kamu belajar dengan rajin, kamu pasti bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Aku tahu belajar itu melelahkan, tapi jika kamu belajar sedikit demi sedikit, nanti juga akan menyukainya!"

Setelah selesai bicara, Ding Cai menggebrak buku di mejanya, tepat di depan Lu Mian, "Kamu menyukai novel semacam ini, kamu pikir langsung bisa menjadikanmu Dewa saham, begitu?"

Atau mungkin belum tentu...

Lu Mian diam-diam memegangi perutnya. Kepalanya sedikit miring, lalu ia bicara dengan nada yang tidak berdaya, bahkan maknanya sedikit membujuk Ding Cai.

"Guru Ding, jika Guru punya waktu luang, lebih baik membimbing beberapa calon siswa yang lainnya saja."

Setelah selesai bicara, ada suara ejekan dari guru lain di kantor ini, "Lihatlah, Guru Ding salah mengira berbaik hati ke murid yang baik, nyatanya dia hanyalah murid yang tidak tahu diri!"