webnovel

Part 41. Hickey (21+)

.

.

"Untuk apa meminta anak Lanang tinggal serumah kalau makan sendiri juga?"

sambil melihat pintu kamar putranya dengan kesal.

Kamar?

Lebih tepat disebut penthouse sebenarnya karena di balik pintu yang dimaksud Ndara Putri merupakan batas lorong yang menghubungkan rumah keluarga kecil Andi. Rumah yang terdiri dari dua tingkat.

Paling belakang sana. Bangunan yang lebih tinggi dari yang lain hingga terlihat jadi lima tingkat dari kejauhan.

"Kan, Ndara Bagus baru dapat dolanan!"

Mbok Surip cepat menutup mulutnya menyadari maksudnya dari dolanan  adalah istri tuan mudanya, Andi.

Ndara Putri meliriknya dengan sebal.

Buru-buru Mbok Surip ngibrit ke belakang berniat menyelesaikan kerjaannya yang masih menumpuk. Syukurlah Ndara Putri tidak memanggilnya balik.

Bisa dihukum nanti.

Payah!

Hukuman Ndara Putri itu bukan main-main untuknya.

Bila menyalin buku bersampul tebal sebanyak 1500 halaman itu siksaan.

Atau bikin sinopsis buku setebal 2K halaman membuat Mbok Surip kehilangan 'Me Time'-nya. Dan memasak di dapur itu kesenangan Mbok Surip.

Sementara itu 

Harum perpaduan bunga saffron, melati, dan mawar membuat Olivia rileks.

Remuk!

Badan Olivia terasa sakit semua!

Apa ini?

Olivia pernah mengalami yang seperti ini. Tapi belum ketemu apa dan bagaimana bisa terjadi padanya.

Sempat kesal dengan para Women Warriors yang cuma cekikikan saat dirinya diperiksa intensif oleh dokter Reina atau Raisa Reina Rahardi. Dan si dokter hanya diam dengan senyum terkulum.

Para penghianat itu!

Olivia tidak jadi penasaran dengan masalah pada sekujur tubuhnya karena sikap mereka itu.

Olivia coba searching google sebenarnya tapi ketika mencari malah ibunda ratu menyita hapenya. Di Sangeran. Pencariannya untuk tau tertunda dan terlupakan.

Olivia membuka  sedikit vertikal blind di bagian atas. Bagian itu paling aman untuk dibuka saat di whirpool seperti ini.

Ruam ungu kemerahan itu merata di sekujur tubuhnya.

Olivia mengamati perubahan kulitnya.

Menyentuhnya dan menekan perlahan area yang muncul ruamnya.

Tidak sakit tidak juga nyeri?

Gatal pun tidak?

Berarti bukan alergi?

Sekian kali ia mandi Olivia baru menyadari.

Ups!?

Tadi belum terlihat atau mungkin belum menyadarinya barangkali. 

Wajah Olivia merona merah..

Kali ini Andi meninggalkannya lama. Membiarkan dirinya berendam seenaknya. Padahal ritual mandi sebelum ini dilakukan suaminya. Tanpa jijik malah dengan telaten Andi membersihkan dirinya. Termasuk kewanitaannya. Andi tau benar bagaimana merawatnya meredakan akibat dari apa yang telah mereka lakukan berdua.. mengompresnya dengan saffron..

Rempah termahal di dunia itu. Tanaman tersebut tersedia melimpah di sini. Rona biru keunguan bunganya benar-benar memanjakan mata. Memenuhi setiap sudut sauna pribadi ini.

Andi tadi memandikannya di bathtub lalu memindahkannya di whirpool ini. Yang telah penuh dengan bunga-bunga segar nan harum. Sedangkan Andi menyelesaikan mandi besarnya dengan shower.

Tubuh Andi yang menjulang tinggi terlihat berotot. Betapa kekar lengan itu mengungkungnya. Yang memberikan rasa aman dan nyaman. Putih kulitnya membuat Olivia insecure karena pasti kalah putih. Andi tidak perlu skincare karena dasarnya memang berkulit putih. Bulu matanya juga lentik melembutkan tatapan matanya yang tajam. Hidungnya yang mbangir dan bibirnya yang tidak tebal juga tidak bisa dikatakan tipis. Terasa kembali endusan dan ciumannya di setiap inchi kulitnya.

Mengingatnya membuat kewanitaannya berkedut..

Andi!

Olivia memekik tertahan ketika merasakan hembusan hangat di tengkuknya.

"Air ini sudah dingin! Apa aku harus menghangatkannya lagi?"

"Ti.. ti.. dak.. tidak usah!"

Whirpool kan selalu hangat tidak pernah mendingin karena suhunya telah diatur sedemikian.

Lalu apa maksud Andi dengan ucapannya?

Mengingat ia sudah terlalu lama berendam hingga kulitnya mengerut. Dan tanpa sehelai benang pun ketika Andi menyibak kelopak -kelopak bunga saffron itu.

Olivia salah tingkah di hadapan suaminya padahal…

"Kenapa?

Bukankah Aku sudah melihat semuanya tanpa terkecuali.." 

Andi berhasil mencium pundak terbuka istrinya yang mencoba beringsut. Memeluknya dari belakang. Lalu mencium dan mengisap lengan bawah istrinya.

Olivia susah payah menahan desahannya. Gerakannya mulai gelisah dengan perlakuan Andi itu.

Suaminya ternyata menunjukkan bagaimana ruam itu muncul di sekujur tubuhnya.

Hisapan sayang!

Rasanya seperti disengat listrik. Membuatnya melayang.

Andi menambah tanda-tanda kepemilikannya.

Olivia juga tidak tau kapan vertikal blind yang dibukanya tadi telah tertutup.

Olivia pasrah saja Andi mengangkat tubuhnya dengan begitu mudah.

Olivia terlena dengan usapan suami yang mengeringkan tubuhnya dengan kain lembut dan mengoles minyak zaitun ke sekujur tubuhnya. Andi memanjakannya. Bahkan tak tahan Olivia malah mengalungkan tangannya dan mencium bibir Andi dengan gencar.

Andi membiarkan Olivia memposisikan dirinya di atas.

Namun 

Andi masih menyempatkan memberikan asupan pada Olivia dengan mulutnya hingga Olivia tidak merasa lapar. Apa yang dari mulut Andi tidak membuat Olivia jijik tapi malah ketagihan. Andi tidak ingin mengulur waktu dengan Foreplay panjang yang membuat Olivia orgasme berkali-kali. Andi tau itu akan membuat Olivia kesakitan dan terluka. Jelas Andi tau karena sering making out bahkan petting sama Olivia. Andi mending langsung masuk ke  bagian intim. Kemudian melanjutkan apa yang ingin mereka lanjutkan