webnovel

Part 29. Trip & Adventure

Andi masih sempat membukakan pintu samping kemudi untuk Olivia. Belum juga memakai seatbealt yang nyangkut, Olivia berteriak panik karena menurutnya Andi menyetir ugal-ugalan.

Dengan gerakan tak terduga, Andi menyambar tubuh Olivia hingga terduduk di pangkuannya.

" A.. apa yang kau lakukan?" pekik Olivia tidak terima.

Andi mengetatkan pelukannya ketika Olivia mencoba melepaskan diri.

"Dengar! Tugasmu melindungiku! Dan jangan membantah kali ini karena kita tidak punya waktu untuk berdebat!" Sembari menggenggamkan senapan riffles  berlaras panjang ke tangan Olivia. Dengan cepat pula ia mengalungkan seatbealt cadangan yang ternyata lebih kuat ke tubuh mereka berdua

"Ayo balas tembakan mereka, Olivia!"  dilihatnya kedua bola mata yang membulat ke arahnya, lagaknya tidak terima atas perlakuannya

"Fokus pada mereka, Sayangku jangan padaku!''

 Andi menganggukkan kepalanya sebagai isyarat persetujuan sepihak yang dibalas dengan muka cemberut Olivia. Tapi tidak membantah. Terdengar tembakan pertama dan tembakan susulan lainnya

"Bagus, Sayang!"

Andi fokus dengan kemudinya tak melihat raut muka kekasih halalnya itu. Dengan catatan belum tercatat di KUA.

"Katakan padaku apa peluru ini mematikan?"

"Menurutmu?"

Astaga!

Saat genting begini Andi masih bisa menggodanya.

"Aku akan menembakkan ke kepalamu. Aku serius!"

Pastilah Olivia bercanda. Ia hanya menggertak agar terjawab pertanyaannya.

Lihatlah matanya yang membulat seolah ingin memakannya bulat-bulat. Andi mendesis menahan keinginannya yang tersembunyi pada gadis yang ada di pangkuannya. Ia ingin mengakhiri keadaan gawat ini. Dari musuhnya juga dari dirinya sendiri. Ia mempersiapkan diri dan gadisnya.

"Aku bukan mafia, My Honey!"

Andi tak tahan menahan tengkuk Olivia agar tetap menatapnya

"Tapi mereka tidak!"

Olivia mengerjabkan matanya menyadari Andi yang…

"Jangan menatapku seperti itu, My Sweetheart! Kalo tidak melihat keadaan aku ingin memakanmu sekarang juga.."  

Andi melumat lagi bibir di depannya bahkan memagutnya.

Anggap saja sebagai hukuman bagi Olivia yang berani memakai baju dengan belahan dada yang begitu rendah.

Olivia terasa mendorong yang ada didepan dadanya hingga ciuman mereka terlepas tapi  cepat-cepat memeluk lehernya. Wajahnya bersandar di bahu Andi. Sementara Andi senang karena mempermudah untuk menggendong tubuh yang baginya begitu mungil tengah menempel erat di tubuhnya.

Andi menekan tombol darurat lantas meluncurlah kursi lontar ke settingan arah 45°. Pelukannya pada Olivia semakin erat ketika berada di udara bebas. Beberapa saat dirasakannya parasut akan terbuka, Andi melepas pelukannya. Olivia menjerit. Andi tidak melepas pegangannya meski hanya satu tangan. Tali yang menghubungkan badan mereka tak kalah kuat. Ia mengarahkan Olivia dengan isyarat tangannya yang lain.  

Siapa tau istrinya ini menjadi the Next's Naila Novaranti.

Dan Andi punya kesimpulan sendiri kalau terjun payung pertama kali dilakukan oleh manusia burung, Firnas. Seorang ilmuwan muslim. Di Cordoba sana. Meski dunia barat menyebut-nyebut nama Andre Jacques Garnerin yang terbang menggunakan balon udara panas. Tapi teori Firnas yang menjadi dasar-dasar seluk-beluk tentang penerbangan.

Penerjunan yang indah itu berakhir nyusruk di dek kapal. Terlihat Andi berusaha melindungi posisi jatuhnya Olivia. Mengagetkan awak buah kapal. Diantara mereka ada Dodo. Sejurus kemudian ia memerintahkan yang lain mundur sambil menutup mata. Meskipun ada juga yang mencuri ngintip ingin tau apa yang terjadi selanjutnya. Dan Dodo melempar kepalanya dengan ikan segar yang belum sempat dimasukkan ke lemari es portable di lambung kapal.

"Sebaiknya kalian cari kamar daripada jadi setan disini!"

Dodo menyedekapkan tangannya. Ia benar-benar tidak ingin ada adegan ranjang yang diumbar di depannya.  Posisi Andi yang di atas Olivia sungguh merusak pandangan matanya.

"Kau mengganggu suasana, tau tidak!"

Tuh sikap bosy-nya langsung keluar. Andi berusaha membantu menutupi tubuh Olivia yang bersembunyi di balik tubuhnya. Olivia memang meraup parasut untuk menutupi  tubuhnya. Pasti ia malu sekali. Dan tidak melawan saat Andi mengangkatnya dan menggendongnya masuk ala bridal style.

Padahal dia tidak telanjang. Setidaknya hanya dihadapannya saja bukan di depan orang lain. Kenapa Andi jadi berpikir kotor? Kan istri sendiri ini! Andi jadi senyum-senyum nggak jelas.

"Jangan  mengeluarkan desahan apalagi berteriak  di dalam kamar kalo kamu ingin selamat berlayar!"

Dodo sudah berkacakpinggang.

"Bodo amat!"

Gumam Andi kesal tanpa menoleh. Ia terus saja melangkah maju tanpa bertanya karena ia tau benar letak kamar yang Dodo maksud.

Dodo hanya mendengus dan tidak berniat mengusik kesenangan Andi. Pasti Andi masih marah dengan kedekatannya dengan Olivia yang kemaren itu. Dodo merasa lebih tenang demi mendengar omelan Andi. Karena Andi yang diam itu lebih berbahaya.

Ia beralih memperhatikan sekelilingnya. Ia senang karena para ABK sudah mengerjakan bagiannya masing-masing.

Mobil otonom yang bertugas menjemput sejoli Andi dan Olivia sudah masuk geladak.

Keempat bagiannya yang berhasil mengelabui musuh satu-persatu menuju induknya.

Dua bagian yang berubah menjadi perahu motor melaju masing-masing berpencar ke kanan-kiri Pulau Rampai sudah sampai terlebih dulu.

Satu bagian yang ikut terlontar bersama Andi dan Olivia  dan mengeluarkan suara ledakan baru saja digiring masuk.

Terakhir bagian yang tertembak musuh hingga menjadi kepingan yang tenggelam dikomando Dodo untuk disatukan dan menyelam untuk kembali ke induk.