webnovel

Part 19. Kata Hati

Kata Hati

"Memang Al Qur'an yang paripurna, Pa! Tapi kitab-kitab sebelumnya merupakan bagian dari Al Qur'an itu sendiri..!"

"Lalu.. 

"Mungkin.. hikmahnya kita tidak boleh melupakan sejarah, Pa! Fakta dalam sejarah ada nabi sebelum Rasulullah. Mempunyai visi dan misi yang sama. Bukti itu masih ada. Diantaranya kitab. Sayangnya, hanya Al Qur'an yang tetap terjaga orisinalitas keasliannya. Orang yang berkepentingan merubah seolah kitab satu dan lainnya tidak saling berkaitan.."

Untuk kesekian kalinya, Olivia dan papanya berdebat tentang perbedaan agama. Padahal persamaannya yang disamarkan oleh manusia itu sendiri. Cermin pemungkaran!

Sungguh!

Olivia berharap ia dan orang-orang yang disayanginya terhindar dari hal yang sedemikian tersebut...

"Putri Papa sudah menentukan pilihan? Soal pemahaman agama… Liv'e sepertinya sepaham dengan salah satunya…"

Setelah jeda sekian lamanya Papa membuka suara. Papanya tau Olivia sudah selesai menyusun skripsi yang ke sekian kali direvisi. Email sudah terkirim ke Dosen Pembimbingnya. Berharap skripsinya lolos kali ini.

"Apa Olivia boleh tau pilihan menurut kriteria Papa? Ya.. meskipun Papa membebaskan Olivia untuk memilih"

Dengan manja nyender di pundak papanya.

"Liv'e jelas tau siapa yang paling dekat dengan Papa saat ini?"

mendekap putri kesayangannya dan mencium keningnya.

Jawaban papanya membuat Olivia terdiam. Mikir! Maksud Papa apakah Andi? Serasa membuncah dadanya, tapi… tidak mungkin Olivia bertanya apakah yang dimaksud Papa itu Andi?

"Tinggal nyebut nama apa susahnya, sih Pa?"

Memangnya siapa yang ngajarin menjawab pertanyaan dengan pertanyaan?

" Jangan pura-pura tidak tau, Liv'e! O iya, Papa baru tau… harusnya wanita yang sudah dipinang tidak boleh menerima pinangan yang lain. Bukan berarti yang lebih dulu yang diterima pinangannya karena belum mendapatkan persetujuan darimu dan dari wali nikahmu. Pihak pelamar pertama berbesar hati mengijinkan pihak lain melamarmu. Dan semua yang meminangmu secara resmi, ketiganya saling mengetahui satu sama lain…"

Olivia memandangi papanya. Tatapannya bertemu dengan pandangan papanya. Olivia mencoba mencerna kembali ucapan papanya. Apa lagi yang ingin disampaikan papanya? Dada Olivia berdebur tidak karuan. Siapa peminang pertama?

Sebegitu yakinnya memberi kesempatan pada yang lain?

Memangnya Olivia dianggap barang yang bisa dilelang dengan harga tertinggi?

Kalau memang Andi yang dimaksud Papa sebagai peminang pertama kenapa hati Olivia jadi terasa begitu sakit?

Kalau yang dimaksud papanya itu Malik atau Rafa justru Olivia yang was-was.  Apa sebaiknya Olivia bertanya pada papanya siapa peminang pertama itu?

"Mungkin Olivia jadi sakit hati dengan sikap peminang pertama, tapi jika sudah saatnya Olivia mengetahui semuanya pasti akan memaklumi. Papa pun akan melakukan hal yang sama bila berada di posisinya.. sikap seorang ksatria!"

"Jadi Papa mempengaruhi pilihan Olivia dengan memihak peminang pertama?"

Meski awalnya takjub seolah tau isi hatinya jelas sudah bagi Olivia jadi yakin yang dimaksud papanya itu Andi.

"Liv'e.. Sayang!"

Seketika Pak Rudy mencekal lengan putrinya yang hendak berlalu

"Maaf! Seharusnya Papa mendengarkan pendapat Putri Papa.. itu yang sedang Papa lakukan!"

Serba salah menghadapi wanita. Dulu ia menghadapi ibunya yang berhati lembut dan tidak banyak menuntut. Sampai sakit parah sekalipun ibunya masih dalam keterdiamannya.  Mbakyunya yang cerewet menggantikan peran ibu bagi Olivia setelah mamanya meninggal.

Hatinya terhibur dengan kehangatan dan perhatian sosok mamanya Olivia ketika patah hati. Sekarang?

Pak Rudy menghadapi putrinya yang moody. Yang ada di sekelilingnya seolah merubah suasana hatinya. 'Mood swing' kata Andi. Hanya saja, sifat Olivia yang keras kepala seperti mencoba menyelamatkannya. Padahal tidak begitu adanya…

Dengan memberikan pengertian pada Olivia mampu melembutkan hatinya.

Bentuk pengertian dari Andi yang seperti ini yang mungkin tidak disadari oleh Olivia.

Mungkin benar ungkapan bahwa wanita itu suka mengingat satu kesalahan suami dan melupakan sejuta kebaikan suaminya.

Pak Rudy sebenarnya penasaran dengan pengertian yang dimaksud Olivia itu yang bagaimana. Bukan Andi saja  yang penasaran maksud postingan Olivia di instagramnya. Bagaimanapun medsos salah satu cara orang mengekspresikan dirinya. Baik spontan maupun settingan.

Hanya saja, Andi berharap Semoga Olivia tidak terjebak dengan ekspektasi orang terhadapnya. Karena manusia tetaplah insan tempatnya salah dan alpa. Tidak semua hal yang diinginkannya yang terwujud di hadapan. Wujud Kasih ILLAHi yang penuh misteri.

Andi pembimbing yang baik bagi Olivia. Mengingatnya, Pak Rudy berharap kebaikan selalu membersamai mereka berdua. Jika kebersamaan mereka adalah kebaikan Semoga Tuhan Berkenan Menyatukan mereka dalam ikatan yang diberkahi…

"Papa kan pernah bilang ingin Liv'e fokus sama kuliah dulu? Berkarir dulu? Kenapa sekarang mendesak biar aku cepet-cepet nikah?"

"Biar Putri Papa tidak terjebak pada hubungan yang belum saatnya! Biar lebih memaknai suatu hubungan dengan penuh tanggung jawab! Sekarang sudah ada yang serius dan sengaja datang dengan hati terbuka… kenapa harus menunda? Mending Putri Papa fokus mempersiapkan diri menjadi ibu rumah tangga!"

"Semudah itu Papa merubah keputusan? Memangnya mudah memulai hidup baru dengan seseorang asing, Pa? Apa Papa lupa tentang mitos larangan nikah antara… Jawa dengan Sunda?"

Hal yang diulas Kakung ketika Olivia bertanya pendapat beliau mengenai para peminangnya, kemarin.

Banyak hal yang harus Olivia tau dari Andi. Eh? Olivia lupa belum memutuskan tapi malah setuju dengan pemikiran papanya? Olivia pening mikirin dirinya sendiri. Hati, pikiran, dan kata-katanya musti dihajar, nih mosok nggak sinkron?

Papanya tertawa sambil mengusap-usap kepalanya. Seolah tau apa yang sedang dipikirkannya. Manyun, deh Liv'e!

"Semudah itu Putri Papa percaya sama mitos seperti itu? Padahal Papa sudah salut sama pemahaman Liv'e dalam agama…"

Papa tertawa berkepanjangan sambil menunjukinya. Olivia mengulik tentang asal-muasal dari mitos larangan nikah suku Jawa dengan Sunda. 

Papanya mengingatkan dirinya punya darah Jawa maupun Sunda. Baik dari mamanya maupun papanya.

Fakta sejarah dari tragedi Perang Bubat. Pernikahan yang gagal antara Putri Kerajaan Pajajaran, Dyah Pitaloka dan Raja Majapahit, Hayam Wuruk. Yang merupakan buntut dari perseteruan Raja Linggabuana, ayah Dyah Pitaloka dengan Patih Gajah Mada.

Ikatan suci yang didasari hubungan diplomatik harus kandas karena ambisi Sang Patih menaklukkan Tanah Pasundan. Sang Putri dipersembahkan sebagai piala kemenangan bagi Majapahit. Tentu hal tersebut bertentangan dengan kesepakatan awal.

Tapi Sang Putri memilih bela Pati sebagai bentuk harga diri. Ritual menjaga kehormatan dalam kasta tersebut jika para lelaki gugur di Medan peperangan. Dimana ayahandanya beserta keluarganya telah dibinasakan oleh Pasukan Bhayangkara yang dipimpin Patih Gajah Mada di Pesanggrahan Bubat.

Pangeran Niskalawastu Kencana, satu-satunya keturunan Linggabuana yang tersisa karena tidak ikut perang di Pesanggrahan, naik tahta menggantikan ayahandanya. Sang Prabu menyatakan sumpah, Esti ti Luaran. Yakni larangan memperistri di luaran.

Jadi larangan itu ditujukan untuk laki-laki Sunda memperistri suku lain? Maksudnya wanita Jawa, kan?

Sedangkan yang Jawa kan Andi? Bule lagi?

Olivia berperang dengan batinnya sendiri.

"Harusnya kamu lebih update berita, Liv'e! Tengok di Jantung Kota sudah diresmikan oleh Sri Sultan pemangku Jogja dan Kang Aher selaku Gubernur Jawa Barat bahkan Mas Parwoto sebagai Gubernur Jawa Timur juga… Jalan Pajajaran, Jalan Siliwangi, Jalan Brawijaya! Bukti perseteruan Jawa-Sunda sudah berakhir!"

Lebih lanjut! Papanya menyayangkan sikap orang yang selalu ingin berselisih. Seolah kedamaian itu menggelitik agar berbuat sesuatu kegoncangan.

Seperti tokoh Sheila tuh di sinetron apa?

'Anak Band'! Iya itu! Cantik sih cantik tapi kelakuan… Nauzubillah…

Satu  dua tiga lah sama pemerannya! Ochi! Menurut media gitu? Kan yang di artikel ngambil fakta? Kadang tanpa konfirmasi. Lha minta klarifikasi tidak berhasil!? Si artisnya ngelak nggak mau bahas.

Di artikel, Ochi suka gonta-ganti pacar. Kabar terbaru nih Cepet banget move on dari lelaki yang katanya serius dalam menjalin hubungan.  Nyatanya putus di tengah jalan. Keinginan nikah setengah-setengah. Dimana seriusnya? Apa sebatas viral? Settingan?

Yang katanya settingan semisal Lesti-Billar apa Atta-Aurel masih booming dan konsisten dengan menjaga hubungan yang mereka jalani. Sampai menjadi suami-istri dan punya anak.

Karena mudah jatuh hati  alasannya. Harusnya wanita itu fokus mengikat hati seorang bukan  memikat sembarang orang.

Beda antara tertawan dengan yang sengaja bertahan. 

Beda kupu-kupu malam dengan wanita terhormat.

Biar suami tidak berpaling!

Coba?! Buat apa Tuhan perbolehkan poligami dan melarang poliandri?

Semua aturan Tuhan sudah sesuai fitrah manusia. Manusia aja yang alpa!

Sebab memutuskan hubungan tidak jelas karena apa. Mengenai hal prinsip atau bukan  ituh?

Belum ada klarifikasi, sih mengenai hubungan Owchi sama Ichi. Justru banyak yang berharap kejutan yang membahagiakan dari keduanya. Rupanya Andi malah terinspirasi. Mangkanya ada kesepakatan bersama antara orang tua dengan orang tua. Hanya Olivia yang belum tahu.

Kenapa Pak Rudy jadi merhatiin sinetron sampai kehidupan pribadi pemainnya?

Gegara Mang Asep bilang sosoknya mirip Neng Olive, katanya.

Pasti viral mah kalo dikenalkan sama media.

Dan Olivia tidak suka itu apalagi dibanding-bandingkan.

Yah, biarpun mirip Semoga kelakuan mereka berbeda…

Tapi bagaimana dengan Olivia yang mudah trenyuh dengan perhatian orang padanya termasuk lelaki? Sampai ibundanya Andi turut campur mengenai hal ini. Dengan persetujuan Pak Rudy.

Belakangan,

Andi juga mengeluh tentang kebiasaan Olivia yang suka berpose seksi.

Secara khusus menantunya itu memintanya mencari tahu motif apa Olivia melakukannya.

Apa karena minder atau narsistik? Atau karena pingin eksis? Asal bukan eksibisionis. Mengetahuinya lebih lanjut untuk menghindari perilaku menyimpang.

Karena masalah itu begitu sensitif bagi wanita. Pendekatan dengan nasehat dari kerabatnya belum menunjukkan hasil. Dari hasil kepo sering mendapati komentar berisi ujaran tak senonoh di postingan Olivia.

Andi sangat insecure mengenai hal ini. Sangat sangat sangat tidak suka hal ini jadi bahan becandaan hingga melaporkan melalui aplikasi akun dengan komen yang bersangkutan. Sayangnya, instragram punya standar sendiri. Kadang pelaporan tersebut kandas. Kalo sudah seperti itu pelapor hanya diberi opsi memblokir komen dari beranda sendiri tanpa menindak akun komen terlapor.

"Nggk mungkin Liv'e yang anak gaul tidak tau maksud skid*p*pap! Apa perlu memperlihatkan komen  tak senonoh itu pada Liv'e, Pa?"

Pak Rudy tak langsung menjawab saat Andi menanyakannya. Pak Rudy hanya menggambarkan anak perempuan baginya bagaikan menggenggam telur di tangan. Bila terlalu erat akan pecah. Sebaliknya bila terlalu longgar akan terlepas.

Lalu Andi memberi perumpamaan yang lebih tepat mengenai sosok wanita adalah tulang rusuk yang hilang. Bahwa mustahil bayangan lurus bila asalnya memang bengkok. Dimana tulang rusuk akan tetap bengkok dan patah bila diluruskan.

"Mungkin hikmahnya adalah harus dengan kesabaran yang melingkupinya karena tulang rusuk berada di dada?"

Pak Rudy dan Andi hanya bisa saling pandang waktu itu dan sama-sama berharap agar wanita yang mereka sayangi menyadari. 

Terus bagaimana dengan larangan menikah di bulan Muharram.

Sebenarnya mitos atau ada fakta ilmiahnya?

Padahal hari Asyura yakni tanggal kesepuluh di bulan Muharram merupakan hari kemenangan. Sebut saja peristiwa terciptanya Nabi Adam dan hari pengampunan atas dosa-dosanya untuk dipertemukan kembali dengan Siti Hawa. Lalu Nabi Musa dan kaumnya terbebas dari Raja Namruz dengan mukjizat terbelahnya laut merah hingga berhasil menyeberangi laut. Kemudian Nabi Ibrahim yang selamat dari hukuman pembakaran. Juga Nabi Nuh dengan bahteranya yang sukses mendarat di gunung Jundi. Semuanya terjadi di bulan Muharram.

Lalu?

Namun sejarah kelam di Bulan suci itulah cucu Rasulullah terbunuh. Padahal tidak boleh melakukan peperangan di bulan tersebut. Justru malah ada pertumpahan darah dalam tragedi perang Karbala.

Sebagai bentuk duka cita para Hubaib atau keturunan Rasulullah tidak mengadakan walimahan di bulan tersebut. Dan itu hanya berlaku di kalangan mereka dan orang-orang yang menyayangi Ahlul-Bait.

Orang yang berkepentingan menjadikan larangan itu untuk mengatur. Disertai ancaman yang berpotensi mematikan akal.

Bagaimana tidak?

Kalo tidak gini bisa begini!

Menimbulkan sugesti

hingga berefek secara psikologis

Papanya berhenti sejenak. Olivia diam. Masih dengan kemelut batinnya sendiri.

"Tapi… prasangka itu tabir, Liv'e! Bukankah Tuhan itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya?.. Dan penyelesaian itu ada dalam diri kalian masing-masing! Kami orang tua hanya bisa ngasih nasehat.. selanjutnya kalian sendiri yang menentukan!"

Bagus lah! Olivia menyinggung soal mitos. Karena masalah ini juga, Andi dan Liv'e harus menjalani 'Laku'. Andi dengan kesadaran tinggi telah mempersiapkan jauh hari. Tinggal mempersiapkan Olivia. Semoga dengan pengalaman yang akan mereka tempuh bisa dijadikan pembelajaran untuk langkah mereka berdua selanjutnya...

Pembicaraan serius jadi terhenti.

Olivia hanya mengotak-atik layar ponselnya. Sepertinya harus diubah sleep mode-nya. Tapi Pak Rudy tau cueknya Olivia itu telinganya masih mendengar. Kalau Olivia anteng justru pikirannya entah kemana meskipun raganya disini. Apalagi kalau sedang memegang buku.

"Selama ini kami dukung Olivia! Sudah saatnya Liv'e dukung suami! Menguatkannya, mengingatkannya, lebih mengerti tentangnya, mendengar curhatnya… menjadi sebab kesuksesan suami dan anak-anak kalian nantinya!"

Semoga jadi doa, Pa!

"Maaf, Om! Wah… ngganggu inih…"

"Tidak sama sekali, Rita! Kami sudah selesai! Yuk! Naiklah! Om mau nengokin kerjaan di teras depan!.. Oh! ada oleh-oleh juga dari kampung buat Rita, lho! Jangan lupa nanti dibawa pulang, ya!"

Pak Rudy menjemput sendiri putri semata wayangnya di kampung halaman mamahnya. Oleh-oleh yang dimaksud adalah kiriman khusus dari budhenya Olivia untuk Rita. Jadi Olivia tidak tahu-menahu.

Mereka sedang berada di gazebo tengah kolam. Yang dibuat seperti menara di tengah laut. Lumayan lebih tinggi dari cerobong asap ciri klasik bangunan tempo dulu yang masih dipertahankan Pak Rudy pada desain rumahnya.

"Wah!  Siap! Terima kasih, ya Om!"

Rita mengangguk dengan senyuman manis mendapat kode dari Pak Rudy pada bungkusan yang diserahkan padanya.

Dua sahabat sedari kecil itu saling berpelukan. Nggak kalah erat dan antusias sama Teletubbies.

"Ih! Kok tambah cantik, sih? Ngungkung di dalem terus, ya? Tambah putih lagi?"

"Masa' sih! Kamu juga udah berani pakai make-up tebel?"

"Bilang aja pake topeng! Nggak nyaman beginian, tau! Dipaksa sama Tasya sama Laras…"

Olivia tertawa mendengar Rita ngedumel nggak jelas.

Setelah saling nanya kabar, Rita menyerahkan undangan pada Olivia. Sempet surprise kirain undangan pernikahan. Olivia sebenarnya sudah kalang kabut mempersiapkan diri.

"Tuh acaranya pak CEO, kok! Staf yang baru harus dateng!  Hebat ya, Kamu.. dapat rekomendasi jabatan penting hanya karena bikin konten!"

"Kerja Tim, Rita! Aku cuman bagian dari mereka!" 

Olivia ragu mau berangkat atau tidak. Sang pengundang merayakan ultah. Tahun kemarin justru Olivia yang bikin kejutan untuknya. Andi orang yang tidak suka pesta. Apa ada acara khusus. Tapi apa?

Olivia belum siap bertemu dengannya. Tapi…

Olivia mengelak kalo keinginan lebih untuk bertemu karena rindu.

Bingung juga mau kasih kado apa sama Sultan yang sudah memiliki segalanya.

Jangan heran Olivia hanya berkutat di perusahaan milik Andi meski sempat berpisah jarak. Olivia memilih kerjaan yang diminati dan Andi tau cara menyediakan akomodasi untuknya tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Justru Olivia tetap ingin di zona nyaman dengan memilih di dalam lingkaran pagar betis yang disiapkan Andi atas keinginannya sendiri. Tanpa Olivia sadari!

*****