"Ci kamu tenang dulu dong. Kita bicarakan ini pelan-pelan. Jangan pakai emosi." Tapi apa yang dikatakan oleh Manda barusan hanya dianggap sebagai angin lalu oleh Suci, masuk telinga kanan keluar lewat telinga kiri, tidak ada gunanya sama sekali.
"Dengan artian lain lo minta gue untuk santai. Bukankah begitu Amanda Larasati?" tanya Suci dengan tilikan mata yang sangat tajam pada wanita yang saat ini sedang ada di hadapannya. Dan Manda bisa apa selain pasrah dengan semua amukan Suci? Tidak ada, hanya itu yang bisa dia lakukan.
"Gue tanya ama lo, apakah Akbar pernah santai saat dunia mencoba untuk menjatuhkan gue?" Manda hanya diam tanpa ada yang bisa dia katakan sebagai bentuk pembelaannya.
"Jadi bukankah hal yang wajar juga kalau gue bersikap ama lo seperti ini, Nda?" Diamnya Manda semakin membuat Suci harus memperdalam ilmu sabar yang dimilikinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com