"Hanya Mona yang berani pikir-pikir saat gue tembak," keluh Banyu dengan embusan napas yang sangat berat.
"Lo nggak mau cari yang lain?" tanya Alta. Mungkin itu adalah pertanyaan, tapi bagi Banyu itu adalah sebuah godaan yang tidak kasat mata.
"Sayangnya untuk saat ini, itu tidak berlaku lagi. Mona punya sisi lain yang buat gue tertarik untuk terus mengenalnya lebih jauh dari ini." Hanya ada kejujuran yang terpancar dari kedua bibir ranum milik Banyu sehingga tidak pilihan lain untuk mengatakan itu sebuah dusta.
"Gue kok jadi ikut penasaran juga, ya?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Draco jelas saja membuat semua sahabatnya termasuk Banyu dilanda rasa penasaran yang sangat kuatnya tentang apa yang menjadi maksud panglima tempur sekaligus perunggu terbaik yang Bimasena milik saat ini.
"Lo juga suka ama Mona, Co?" tuduh Banyu dengan tatapan yang nyalang dan juga tajam.
"Ye ... gue mah cintanya ama Nadia aja, Nyu!" ujar Draco dengan sangat bangganya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com