webnovel

Forgive Me, Snow

Dia Little Snow yang harus tinggal bersama dengan ibu tirinya dan juga harus menerima semua banyaknya kebencian orang-orang yang ada di sekitarnya. Kehidupan Snow tak seindah dengan kehidupan Snow yang ada di film Disney. Snow harus berusaha untuk menerima semua kehidupannya yang begitu menyedihkan dan selalu dianggap tak berguna oleh semua orang yang ada di lingkungannya. Snow tak pantang menyerah, dia lebih memilih untuk menerima semuanya dengan ikhlas. Ah... Apakah Snow akan berakhir happy ending sama seperti film Snow White pada film Disney yang dia tonton? *** "Anak sialan! Kamu hanya menumpang di rumah saya, jadi kamu harus bekerja lebih banyak untuk saya!" - Andin Acheyya. "Wanita menjijikkan seperti lo itu nggak pantas untuk ditolong dan dikasihani." - Aldean Pranegara. "Dia adalah Puteri di dunia nyata. Tidak seperti kamu yang berperan sebagai iblis di dunia nyata, Kinara!" - Anggara Arcale "Snow selalu di bawah gue! Dia nggak akan pernah berada di atas gue!" - Kinara Acheyya "Aku tidak butuh harta ataupun sejenisnya, aku hanya butuh kasih sayang dan juga sedikit kebahagiaan. Itu sudah cukup dan sudah banyak bagiku." - Little Snow. *** Ikuti kisah Little Snow di dalam buku ini. Selamat membaca ^^

Fitriani_nstr · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
134 Chs

Ajakan Pertemanan Anggara

Snow mengerjapkan matanya berkali-kali sambil sesekali meringis pelan, kepalanya sedikit berat rasanya.

"Aku dimana?" tanya Snow sambil berusaha mengenali tempatnya berbaring.

"Kamu ada di ruang kesehatan sekolah," jawab seseorang dan berhasil membuat Snow tersentak kaget.

Snow mengalihkan pandangannya dengan cepat untuk menatap ke sumber suara.

Seorang murid laki-laki dengan menggunakan setelan jas kesehatan berwarna putih yang disediakan oleh pihak sekolah tengah berdiri tak jauh dari posisi Snow. Pria itu tersenyum kecil kepada Snow.

"Gimana sama keadaan kamu?" tanya pria itu lembut.

Snow masih diam mematung, dia belum bisa mencerna kejadian yang ada di hadapannya.

"Hey! Are you okey?" tanya pria itu sambil melambaikan tangannya di depan wajah Snow.

"Ah! A... Aku baik-baik aja, kok," jawab Snow gugup sambil tersenyum kikuk.

"Ah... Syukurlah kalau kamu masih okey," gumamnya pelan sambil tersenyum manis.

Snow kembali terdiam, sedangkan pria itu heran karena Snow selalu saja terdiam saat sedang berbicara dengannya.

"Hey!" panggil pria itu lagi.

"Ha?!" heran Snow.

"Astaga..." pria itu terkekeh pelan karena merasa gemas dan juga merasa lucu dengan tingkah Snow.

"Kamu kenapa kayak orang linglung gitu, sih?" tanya pria itu, lalu kemudian duduk di tepi brangkas di samping Snow.

Snow otomatis langsung terduduk dengan cepat sambil menatap pria itu dengan kaget.

"Ma... Maaf?" heran Snow, dia takut kalau pria yang ada disampingnya itu ingin mengerjai dirinya. Uhm... Seperti Aldean contohnya, kan?

Berpura-pura baik dan berakhir dia yang ternyata mempermalukan Snow dan menjadikan Snow sebagai bahan tawa semua orang-orang.

"Hey! Kamu tenang aja, S... Now?"

"Ya... Namaku Snow, Little Snow," kata Snow yang tahu kalau pria itu tak terlalu tahu namanya.

Pria itu tersenyum canggung.

"Uhm..." dehem pria itu tiba-tiba.

Pria itu mengulurkan tangannya kepada Snow, sedangkan Snow malah menatap uluran tangan pria itu dengan keheranan.

"Ah... Kamu gak mau kenalan sama aku, yah?" tanya pria itu, lalu menarik kembali tangannya.

Snow membulatkan matanya dengan lebar, lalu dengan secepat kilat dia menarik tangan pria itu dan menjabatnya dengan erat.

"Namaku Little Snow! Nama kamu siapa?!" tanya Snow antusias.

"Ah... Namaku Anggara Arcale. Panggil aja Angga atau terserah kamu aja deh," kata murid pria itu.

Snow tersenyum canggung, lalu melepaskan jabatan tangan mereka berdua.

"Uhm... Kamu risih, yah, kalau aku bicara sama kamu pakai kata 'Aku' dan 'Kamu'?" tanya Anggara.

Snow bergeming.

"Ah... Kalau gue buat lo risih, maaf banget..." katanya merasa bersalah.

Snow mengangkat pandangannya dan kedua bola matanya menatap Anggara dengan begitu serius dan juga begitu intens.

"Kamu kenapa baik sama aku?" tanya Snow to the point kepada Anggara.

Anggara mengangkat sebelah alisnya, dia tidak tahu maksud pertanyaan Snow.

"Ah... Maksudnya, kamu kenapa mau dekat-dekat sama aku, sampai kamu mau kenalan sama aku?" tanya Snow memperjelas.

"Loh... Emangnya, salah?" tanya Anggara heran.

"Salah," jawab Snow cepat.

"Semua orang gak ada yang suka sama aku. Aku cuma dianggap sebagai sampah sama mereka semua," kata Snow sambil tersenyum masam.

"Nggak masuk akal banget kalau kamu mau jadi orang baik di dalam kehidupan aku," kata Snow lagi.

Anggara menghela nafas panjang.

"Well, gue tahu sama semua permasalahan lo yang nggak disukai sama banyak murid di dalam sekolah ini. Tapi, lo bisa untuk nggak negatif thinking sama gue, kan?" tanya Anggara.

"Gue beneran real mau baik sama lo. Gue beneran real mau berteman sama lo," kata Anggara.

Snow menatap Anggara dengan serius.

"Gak ada salahnya gue jadi teman lo, kan?" tanya Anggara.

Snow menundukkan kepalanya.

"Apa yang kamu lihat dari aku?" tanya Snow dan Anggara mengerjap heran.

"Aku gak cantik sama seperti murid perempuan lainnya. Aku gak punya banyak uang. Aku bahkan nggak pandai dalam semua mata pelajaran, aku bodoh," kata Snow dengan pelan.

Anggara tersenyum kecil.

"Kita gak beda jauh kok, Snow," kata Anggara dan Snow langsung mengangkat pandangannya dengan cepat.

"Gak beda jauh bagaimana?!" tanya Snow penuh protes.

"Wajah kamu mulus dan putih, nggak kayak wajah aku yang hitam dan berjerawat," kata Snow sambil menatap seluruh wajah Anggara.

"Dari pakaian kamu saja udah terbukti kalau kamu itu orang kaya, nggak kayak aku yang baju sekolah putihnya udah kekuning-kuningan kayak gini," kata Snow lagi sambil memegang baju putihnya yang memang berwarna kekuning-kuningan.

Anggara terkekeh pelan, lalu menggelengkan kepalanya perlahan.

"Emang kalau dilihat dari cover, lo banyak kekurangannya, Snow," kata Anggara membenarkan dan Snow hanya bisa tersenyum tipis, pasti setelahnya Anggara akan meledek dan menghina dirinya.

Uhm... Seperti kata pepatah, diterbangkan terlebih dahulu dan dijatuhkan pada akhirnya.

"Tapi, manusia itu mana ada yang sempurna, sih, Snow?" tanya Anggara.

"Kalau emang lo lihat gue bagus banget dari luar dan enggak ada kekurangannya, bukan berarti kalau dari dalam gue juga sempurna dan nggak ada kekurangannya," lanjutnya lagi.

Snow bergeming.

"Manusia itu layaknya buku, Snow. Punya cover dan punya isi," kata Anggara.

"Kalau covernya kelihatan perfect, bukan berarti isinya juga perfect, kan?" tanya Anggara dan perlahan kepala Snow mengangguk pelan untuk membenarkan.

"Nah! Maka dari itu, Snow! Lo jangan pernah berpikir kalau lo nggak berhak punya teman cuma karena cover lo doang yang buruk. Ada hati, Snow. Gak guna style fashion bagus kalau hatinya kotor dan keruh," kata Anggara lembut.

Snow merasa tersentuh dengan apa yang dikatakan oleh Anggara, dia benar-benar merasa senang sekaligus terharu karena tak menyangka kalau masih ada yang ingin berteman dengannya, apalagi pria seperti Anggara. Menurut Snow, Anggara sangat mendekati kata sempurna.

"Udah akh! Intinya, lo mau jadi teman gue, gak?" tanya Anggara sambil mengangkat alis kanannya dengan tinggi.

Snow tertawa pelan, lalu kemudian menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Mau kok," jawab Snow dan Anggara langsung tersenyum lebar.

"Jadi, kita teman, kan?!" tanya Anggara antusias.

Snow menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, lalu kemudian dia mengangkat jari kelingkingnya.

Anggara menatap jari kelingking Snow dengan heran.

"Uhm... Kita teman, kan? Jadi, kita harus saling berjanji," kata Snow pelan dan Anggara langsung menautkan jari kelingkingnya dengan Snow.

Snow tersenyum lebar saat melihat tautan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Anggara.

"Tuhan, terima kasih banyak. Akhirnya Snow bisa memiliki teman, walaupun hanya seorang saja," batin Snow di dalam hatinya.

Anggara melirik ke arah Snow sambil tersenyum kecil.

"Akhirnya, setelah sekian lama gue mau jadi malaikat pelindung cewek ini, pada akhirnya gue bisa jadi malaikat pelindung dia. Maaf kalau gue baru datang sekarang untuk jadi malaikat pelindung lo, Snow," batin Anggara di dalam hatinya.

Jangan lupa komentar dan juga vote kalian ^^

Instagram : @itssfitri_

Fitriani_nstrcreators' thoughts