webnovel

Kembali Ke China

"Tuan, aku mohon! aku belum siap dengan serangan mental dari mereka. Aku tahu kalau banyak yang menyukai anda selama ini, termasuk Nona Lingling. Anda tahu sendiri kalau dia tidak menyukaiku. Aku membutuhkan waktu satu bulan saja sebelum anda mengumumkan kepada semua orang. Aku mohon Tuan, jangan beritahu mereka kalau kita sudah menikah." Pinta Jiao dengan penuh harap.

"Tapi mereka sudah tahu kalau aku telah menikah kembali. kalau aku tidak mengatakan kalau kamu adalah istriku, lalu aku harusbagaimana menghadapi pertanyaan mereka?" tanya Abri dengan wajah geli saat melihat wajah istrinya yang masih sangat polos. Jiao baru sembilan belas tahun bulan depan sedangkan Abri berumur empat puluh tahun saat ini.

"Katakan saja kalau istri anda seorang wanita karir dan akan mulai tinggal bersama dengan anda satu bulan lagi. Kebetulan satu bulan lagi adalah ulang tahunku yang ke sembilan belas tahun, saat itu kita bisa merayakannya bersama orang-orang terdekat kita dan sekalian mengumumkan ernikahan kita, bagaimana Tuan?" tanya Jiao yang langsung diangguki oleh Abri, dia kemudian segera memberitahu Axton dan Xinxin juga Jianyang dan Thomas agar tidak mengatakan siapa sebenarnya istri barunya untuk sementara waktu. Jiao tersenyum bahagia, dia dan Abri kemudian segera menjemput Barra dan juga Daisy di rumah Alexi sekaligus berpamitan kepada semua orang kalau nanti malam mereka akan meninggalkan Mesir dan akan segera kembali ke China.

"Tuan Abri, terima kasih karena anda sudah menikahiku. Padahal anda tahu apa yang terjadi denganku malam itu, tetapi anda tetap menikahiku. Bahkan anda juga tidak merasa jijik terhadapku yang sudah menjadi bekas orang lain." Ucap Jiao pada Abri sambil menundukkan wajahnya. Abri menghela napas berat saat mendengar Jiao berkata seperti itu, dia masih mengira kalau yang mengambil kegadisannya saat itu adalah orang lain. Abri sudah berkali-kali mau menjelaskan kalau dia adalah orang yang sudah bercinta kepadanya malam itu tetapi belum memiliki kesempatan.

"Jiao, aku sudah menikaahimu sekarang. Dan aku tidak mau kamu terus merasa bersalah. Dalam hal ini orang yang paling bersalah adalah aku. Aku minta maaf kepadamu kalau aku sudah menghancurkan hidupmu sehingga kamu harus menikah dengan lelaki tua seperti aku. Aku takut kalau kamu kecewa denganku.. Jiao, sebenarnya aku adalah orang yang..." belum sempat Abri melanjutkan kalimatnya saat Jiao kemudian mencium bibirnya. Abri segera menepikan mobilnya dan dia segera membalas ciuman istrinya.

"Tuan Abri, jangan selalu menyalahkan diri anda sendiri. Aku sudah menerimamu dan kamu menerimaku, maka mulai saat ini kita tidak usah membahas lagi masalah itu. Aku minta maaf kalau aku selalu mengingatkan kamu tentang hal itu. Aku hanya merasa tidak pantas menjadi istrimu. Anda sungguh terhormat dan pemilik banyak perusahaan besar. Sedangkan aku..." Jiao juga belum sempat untuk melanjutkan kata-katanya saat Abri kemudian memotong kalimatnya.

"Kamu juga seorang pemilik banyak perusahaan. Mulai minggu depan kamu sudah harus mengurus perusahaanmu sendiri, tidak ada lagi orang yang bisa kamu percaya selain dirimu sendiri. Aku akan membantumu nanti, apalagi perusahaan kita juga bekerjasama saat ini. Jadi jangan pernah merasa rendah diri." Ucap Abri sambil kembali mencium bibir Jiao, dia kemudian mengusap kepalanya dan dia segera melanjutkan perjalanan mereka.

Setengah jam kemudian, mereka sampai di kediaman Alexi. Saat mereka tiba, seluruh keluarga sudah berkumpul karena mereka juga mengetahui kalau Abri dan Jiao akan segera tiba.

"Selamat siang semuanya," Jiao menyapa semua orang, sementara Abri langsung duduk disampin Mamanya. Saat Jiao duduk di sofa, Barra dan Daisy langsung menghampiri Jiao. Barra langsung meminta peluk Jiao begitupun Daisy.

"Miss Jiao, aku sangat merindukanmu!" Ucap Barra sambil menyandarkan kepalanya di dada Jiao. Baik Kia, Alexi, Daniyal juga Faira dan Jeeva sangat bahagia karena Barra dan Daisy kini memiliki seorang ibu yang sangat menyayangi mereka.

"Jiao, bagaimana keadaanmu? apakah kamu baik-baik saja?" tanya Kia sambil melirik putranya yang juga sedang menatapnya karena mendengar ibunya bertanya hal seperti itu pada menantunya. Abri menahan senyumnya sambil menaikturunkan alisnya menggoda Ibunya yang kini merasa sangat kesal. Kia kasihan terhadap Jiao yang sama sekali belum berpengalaman, sedangkan Abri sudah tiga kali menikah. Sama saja saat ini Jiao seperti terperangkap dikandang Harimau. Apalagi Kia juga sudah melihat betapa buasnya Abri saat di ranjang, itu terbukti karena Kia sudah melihat sendiri bagaimana buasnya Abri saat memperlakukan Jiao.

"Aku baik-baik saja, Ma." Ucap Jiao yang langsung ditarik oleh Barra dan Daisy agar menemani mereka bermain di halaman belakang rumah Alexi. Abri, Kia dan semua orang sangat bahagia melihat keceriaan Barra dan Daisy. Sementara Abri duduk dengan tubuh bersandar di sofa dan kaki kanannya menyilang dikaki kirinya sementara kedua tangannya berada di kepala sofa. Dia menatap anak-anaknya dan juga istri kecilnya yang kini sedang bermain di halaman belakang rumah Alexi. Kia dan saudara-saudaranya menatap Abri dengan tatapan ingin tahu apa yang semalam terjadi. Terutama Alexi yang kini sedang menggoda Kakak lelakinya.

"Kakak, apakah semalam terjadi sesuatu diantara kalian?" tanya Alexi yang masih tidak yakin kalau Abri kini telah menikah lagi, padahal dia begitu mencintai kedua istrinya. Dia juga sempat berkata kalau dia tidak akan pernah menikah lagi. Kini Kia, Jeeva dan juda Daniyal menatap Abri dengan tatapan penuh selidik sementara Faira dan anaknya ikut bermain bersama dengan Jiao, Barra dan juga Daisy. Abri menatap semua orang yang seperti ingin mengorek keterangan padanya.

"Tentu saja, aku menjalankan apa yang seharusnya seorang suami lakukan terhadap istrinya. Memangnya kenapa?" tanya Abri membungkam mulut semua orang.

"Mama, aku dan Jiao akan segera kembali ke China nanti malam karena anak-anak akan kembali masuk sekolah. Aku juga harus segera masuk kantor, kasihan Axton dan Xinxin juga Jianyang dan Thomas. Mereka sangat sibuk karena pekerjaan begitu banyak. Alexi, aku harap kamu dan Daniyal membantu menjalankan perusahaan milik ayah Jiao yang sudah aku beli. Kalian nanti harus mencarikan aku seseorang yang bisa aku percaya untuk mengelola perusahaan itu menggantikan Rino." Ucap Abri pada Alexi yang langsung menganggukkan kepalanya.