webnovel

Ria

"Apa yang kalian lakukan?! Kalian diam saja melihat Nona Muda tersiksa seperti ini?!"

Namun Dean dan yang lainnya tak bergeming. Sano mengepalkan tangannya, ia ingin membantu Richy, namun ia tak bisa melawan Dean.

"Raya!" Elias berteriak. Namun Dean mencegahnya.

Rey dan Joger membawa anggota Black Bird dan mengepung house. Dean memberi tanda dengan tangannya agar semua penjaga berkumpul.

Rey maju ke depan dan berdiri agak jauh dari Raya dan Richy. Namun dia mengeluarkan dua pistol dari celananya, lalu mengarahkan dua pistolnya ke mereka.

"Raya!" Elias hendak menghampiri tunangannya namun lagi-lagi dicegah Dean.

"Berhenti gegabah Elias! Gadis itu..." Dean menyipitkan matanya melihat Richy dan Raya dengan tatapan penuh curiga.

Raya memaksa berdiri. Richy membantunya. Tiba-tiba dari balik gaunnya ia mengeluarkan pistol, lalu mengarahkannya ke Elias, padahal ia terus muntah darah.

"Raya! Hentikan!" teriak Richy.

Sky Lynx terkejut melihat Raya mengarahkan pistol ke Elias. Dean sudah menduga bahwa ada yang tidak beres dengan mereka berdua.

"Pengkhianat!" teriak Dean.

Onyx dan Ian berdiri di belakang Elias, Dean dan Sano yang berada di garis depan.

"Apa yang terjadi ini? Kenapa Kak Raya...." Onyx panik.

"Mereka pasti komplotan pengkhianat!" kata Ian. Meskipun Onyx tak sependapat.

Rey tertawa puas.

"Bagus Raya, tembak kepala Elias sampai isinya keluar! Haha!" Rey menurunkan pistolnya pada Raya, tapi tetap mengarahkannya pada Richy.

"Hentikan ini, Ray!" Richy panik melihatnya. "Jangan menghancurkan dirimu seperti ini."

"Richy, tolong..." tatapan Raya seolah memohon agar ia mengabulkan permintaannya.

Dengan terpaksa, Richy mengeluarkan pistol dan mengarahkannya pada Raya. Elias dan semua orang panik. Mereka bingung apa yang terjadi. Sedang Raya masih mengarahkannya ke Elias.

"E..lias..." dengan sisa tenaganya Raya memegang pistol itu dengan gemetaran.

Mereka berdua bertatapan pedih. Elias berkaca-kaca, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Tangkap wanita itu!" perintah Dean.

Namun belum sampai penjaga mendekatinya, tiba-tiba...

Dorr!

Dan terjadilah penembakan itu. Raya limbung. Richy menembaknya di bagian perut sebelah kiri. Elias tak mengindahkan kata-kata Dean, da seketika ia berlari menangkap tubuh gadis itu sebelum terjatuh.

"Raya!" anggota Sky Lynx berteriak panik.

Richy gemetaran, ia menatap pistol di telapak tangannya. Penglihatannya buram dan ia melihat Elias memeluk tubuh Raya yang bersimbah darah. Gadis itu tak sadarkan diri seketika.

"Tidak! Raya! Raya! Bangun, Raya!" Elias berteriak pilu.

Sano berlari dan menghampirinya.

"Tangkap pengkhianat itu!" perintah Dean.

Semua anggota sky Lynx berlari dan menangkap Richy. Ia dipegangi dan dipukuli babak belur. Dean mendekat dan meninjunya berkali-kali hingga darah muncrat di kaus putihnya. Richy pasrah sembari menatap Raya dari kejauhan.

Sedangkan Rey dan joger tertawa terbahak. Ia puas melihat pemandangan yang menyenangkan ini.

"Aku sampai mau menangis melihat kalian," katanya sembari pura-pura mengusap air mata palsu.

Dua penjaga memegangi tangan Richy, lalu Dean memukulnya. Ia sangat marah melihat pengkhianat itu. Melihat Richy yang sudah babak belur, Dean berhenti.

"Jatuhkan dia."

Penjaga menjatuhkan Richy. Ia meringkuk di tanah dengan kondisi mengenaskan.

"Aku tidak bisa begini, Aku harus menemui Maya," batin Richy. "Maafkan aku, Raya. Aku berjanji akan menemui adikmu."

Mengingat adiknya, membuat Richy mampu bangkit. Ia berdiri dan menatap Dean

"Dean, aku bersumpah tidak pernah berkhianat. Jika kau mengetahui kebenarannya suatu hari, aku akan memafkanmu sampai waktu itu tiba."

Namun Dean makin benci dan melihatnya jijik. Ia sekali lagi memukulnya, hingga tubuh richy terlempar. Richy bangun lalu kabur dari sana. Memaksa kakinya berlari demi Maya. Meski bonyok-bonyok, celananya penuh noda darah Raya dan kausnya penuh darahnya.

"Kurangajar! Kejar dia!" perintah Dean.

Dan untuk terakhir kalinya, dia nekat menemui adiknya di belakang sekolah. Ia memberikan kebohongan ke sekian kali. Meskipun Maya tahu ada yang disembunyikan.

Oska tidak percaya melihat Raya mengorbankan dirinya demi Elias. Ia yang keras hati dan tidak mempercayai cinta sejati, tidak paham mengapa ada orang yang bisa mengorbankan nyawanya demi cinta. Ia berekspresi kosong dan bimbang. Diingatnya lagi saat ia menodongkan pistol ke arah Richy tadi. Jadi benar kalau Raya memang sakit kerkas.

"Kalian Black Bird sialan! Mau apa kalian kemari?!" Sano berdiri dan berhadapan dengan Rey, Joger dan Oska yang berdiri di garis depan.

Ian dan Onyx berlari menghampiri Elias yang masih memeluk Raya. Mereka membawa Raya ke dalam. Namun terlambat, Raya sudah meninggal.

Beberapa anggota Sky Lynx masih mengejar Richy yang kabur. Sedangkan di house utama, Dean an Sano berhadapan dengan Rey dan Joger. Pertarungan antar kubu tak bisa dihindari. Zen, Onyx dan Ian ikut membantu. Mereka masih muda namun bertarung dengan brutal. Keadaan ricuh dan semua orang saling bertarung. Oska mencari kesempatan itu untuk berlari mengikuti Richy.

Ia melihat Richy yang berjalan di gang sedang di ujung ada beberapa anggota Sky Lynx yang mengejarnya. Oska lalu menarik jaketnya dan menyembunyikannya di semak.

"Oska! Dimana Oska?!" teriak Rey di tengah perkelahian.

"Dia membantu Richy kabur. Aku melihatnya mengikutinya," seorang anak buah memberitahunya.

"Sialan si Oska itu! Dia mau ikut-ikutan pengkhianat!" Rey makin marah dan meninju siapapun dengan brutal.

Elias yang berjalan menunduk, keluar. Ia memukul siapapun dengan brutal siapapun yang mendekat. Matanya merah dan sembab, tidak ada lagi kebaikan dalam hatinya. Hanya ada kebencian dan kebencian. Ia ingin membunuh semua anggota Black Bird.

"Argghhhh!" Elias mengamuk.

Dean, Sano, Onyx, Ian, Zen cemas melihatnya, namun mereka juga tidak boleh lengah. Sano masih bertarung dengan Joger. Elias menghampiri Rey lalu meninjunya brutal hingga tubuhnya mental.

"Aku akan membunuhmu!" teriak Elias sembari menatap benci Rey.

"Tuan Muda Elias, kenapa kau marah padaku? Bukan aku yang membunuh calon istrimu."

Buagh! buagh! buagh!

Elias dengan brutal memukulinya. Ia mengambil pistol milik Rey lalu menodongkan ke arahnya. Rey terkejut melihatnya karena ia tidak menyadari pistolnya diambil. Itu adalah salah satu kemampuan Elias, tipu muslihat.

Dean khawatir melihatnya, hingga ia kehilangan fokus dan mendapatkan pukulan di wajahnya. Ia merasa Elias tidak main-main. Dia benar-benar akan menembak si Rey. Dia berlari sebelum itu terjadi.

Dorr!

"Elias!"

Beberapa minggu kemudian.

"Kau mau kemana?" tanya Oska pada Richy yang membuka pintu.

Keduanya tinggal bersama di kos kecil untuk bersembunyi.

"Aku tak bisa begini terus."

"Apa maksudmu?"

"Kau...kenapa mengikutiku?" Richy menatap Oska serius. "Jika mereka tahu kau berkhianat, kau akan dibunuh. Apa alasanmu melakukan ini?"

"Raya...kenapa dia melakukannya?"

"Apa?"

"Kenapa dia mengorbankan dirinya demi orang lain. Aku masih tidak memahaminya."

"Karena dia mencintai Elias."

"Cinta? Kau juga percaya itu?" Oska berdiri. "Aku masih tidak paham."

"Jadi apa yang akan kau lakukan? Kita tidak bisa selamanya tinggal berdua di tempat sempit ini."

"Lalu kau mau kemana? Aku bisa kemanapun dengan identitas baru tanpa ketahuan. Tapi kau? Jika Sky Lynx melaporkanmu, kau akan jadi buronan."

"Aku menunggu itu terjadi. Namun tidak ada poster buronan di kota. Aku sudah mencari tahu. Kemungkinan mereka tidak melaporkannya. Jadi aku akan melakukannya sendiri."

"Apa?!" Oska cemas. "Kau..."