webnovel

Episode 1

Blitar, 2020

Bima, seorang yang memiliki paras good looking, tinggi ditsmbah postur tubuh yang ideal, merupakan sosok idaman dari seluruh wanita di penjuru dunia.

Bima merupakan lulusan Hubungan Internasional University Gunadharma Blitar, Kampus swasta yang cukup terkenal dan elit di Blitar.

Tidak sulit bagi nya untuk mendapatkan sebuah pekerjaan, semasa sekolah dan kuliah ia aktif di berbagai event baik kampus ataupun di luar kampus. Itulah sebabnya jika Bima banyak mendapatkan link pekerjaan dari rekan-rekannya.

Bima pernah menjuarai ajang Man Of The Year 2018, juga pernah mewakili Indonesia dalam ajang Mister Global ditahun yang sama. Begitulah sedikit saja penggalan cerita dari Bima.

🌈🌈🌈

Hari ini Bima akan berangkat ke Surabaya untuk memenuhi panggilan interview dari lembaga pemerintahan Jawa Timur sebagai pelamar kerja. Bima yang sedang mengecek kembali beberapa barang yang sudah di pcking nya semalam di kamarnya peibadinya, perlahan ia mulai mengangkat kopernya dan dibawalah koper itu ke ruang tengah supaya lebih mudah jika nanti ia berangkat.

"Sudah semuanya? Tidak ada yang tertinggal?" kata Vieny, ibu Bima

"Tidak ma, semuanya sudah aman" Jawab Bima

"Apa kau yakin akan diterima? Ini kan masih tahap wawancara" Sahut Fadhan, Kakak Bima

"Ya tentu saja, jika aku sudah sampai pada tahap ini sudah bisa dipastikan aku bisa diterima. Mengingat begitu panjang rangkaian tes yang sudah kujalani" jawab Bima sambil mengunyah cookies kesukaannya

"Ya kau harus optimis, bungsunya Papa harus bisa" Sahut Fakhrul Papa Bima

"Baiklah karena semuanya sudah siap dan tidak ada yang tertinggal, Mah, Pah Bima pamit ke Surabaya ya dan mohon doa restunya" kata Bima sambil bersalaman dan memeluk kedua orang tuanya secara bergantian

Tidak lama setelah Bima berpamitan, Fahdan juga tak mau kalah dengan adiknya. Fadhan begegas bersalaman dengan ke dua orang tuanya dan bergegas masuk ke dalam mobil, yang sudah terparkir di halaman depan.

Tin

Tin

Bima melambaikan tangan nya, dari dalam mobil yang perlahan berjalan meninggalkan rumah. Tak lama kemudian kedua orang yang berdiri di teras juga melambaikan tangannya.

🌈🌈🌈

Stasiun Blitar

Jam sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB, Bima dan Kakanya telah sampai di stasiun beberapa menit yang lalu. Bima dsn kakaknya langsung menuju ke kursi penunggu kereta datang.

"Apa kau tak ingin makan pop mie dulu?"

"Biar aku belikan di luar sebentar" Tanya Fahdan

"Tidak perlu, aku akan memakan cookies ku saja" jawab Bima

"Baiklah, masih ada waktu kurang lebih 30 menit, sebaiknya makanlah cookiesmu dulu. Dari tadi kau tak makan kan?"

"Hmmmm" jawab Bima

"Kau sudah dapatkan penginapan disana?"

"Sudah"

Suara hati Bima :

"Kakak memang lebih cerewet dari pada mama, aoa urusannya tanya sudah daoat penginapan apa belum?"

"Lebih baik aku jawab iya saja, biar semuanya segera selesai dan manusia disamping ku ini menutup pembicaraan"

Tak terasa 30 menit berlalu, kini saatnya Bima masuk kedalam kereta yang berhenti sempurna di haoannya dan kakaknya. Tanoa reaksi apapun Bima langsung masuk kedalam kereta begitu saja.

"Anak itu masih sama kelakuanya minus, sangat minus"

"Memang aku disamping nya dianggap seperti patung" Gerutu sang kakak sembari melihat adik semata wayannya memasuki area dalam kereta

🌈🌈🌈

Flamboyan Kost, Surabaya

Maret 2020

"Ini pak, kembaliannya ambil saja" kata Bima dengan lantang pada driver yang membawanya dar stasiun wonokromo surabaya menuju kost tempat ia tinggal selama di surabaya

"Terimakasih nak, semoga harimu menyenangkan dan dioenuhi dengan keberuntungan" jawab pak driver gojek

"Huuufff, akhirnya sampai juga" Bima menarik nafas panjang sambil mengangkat tangan kirinya yang terlilit benda hitam berbentuk lingkaran

"Udah sore saja nih, untungnya driver tadi tau betul alamat yang kucari"

"Yah... Flamboyan kost i'm coming" Gerutu Bima mendorong koper miliknya menuju pintu utama kost flamboyan

Tok

Tok

Tok

"Permisi"

"Spada...."

Ceklek

Tanpak seorang dua tahun lebih tua dari Bima membukakan pintu.

"Iya, ada yang bisa dibantu?" Jawab Rassen pemilik flamboyan kost

Rassen adalah pemilik kost ternama di kawasan gang melati, karena banyak sekali yang kost disini. Tidak hanya itu saja Rassen juga menyediakan kost eksklusif, kost ini cocok sekali untuk mereka yang memiliki sifat introvet karena tempat dan lingkungannya lumayan tertutup.

"Silahkan masuk" Rassen mempersilahkan Bima masuk ke dalam rumah nya

"Mari silahkan duduk saya akan ambilkan minum"

"Tidak"

"Tak perlu repot-repot" jawab Bima dengan nada sedikit mengeras

"Owh baiklah kalau begitu silahkan duduk"

Bima duduk disalah satu kursi panjang yang ada di hadapannya, tak lama setelahnya Rassen juga duduk di kursi yang sama dengan Bima. Jarak mereka berdua sangatlah dekat.

"Jadi apa tujuan mu datang kemari?" Tanya Rassen dengan nads yang halus, tak lupa tangan nya yang mulai aktif. Ya Rassen bertanya sambil memegang pundak Bima.

"A-- Aku-----"

"Jangan grogi santai sanja" jawab Rassen yang mukai berani meraba pipi Bima

"Aku mau mencari kost untuk temoat tinggal, aoakah disini masih ada yang kosong?"

"Sudah ku tebak, masih sayang. Kau mau yang privillage atau yang umum?"

Tanpa pikir panjang, dan bertanya-tanya lagi apa bedsnya antara eksklusif dan umum. Bima pun langsung menjawab

"Eksklusif"

"Oke... Baiklah sepertinya kau anak nya introvet ya?"

"Tapi tidak masalah akan aku tunjukkan, letaknya tidak jauh dari sini" jawab rassen

Rassen dan Bima bergegas bangkit dari tempatbduduknyang semula di duduki nya. Lalu merka berdua kelar dari ointu rumah dan menuju Flamboyan kost eksklusif yang bernuansa apartemen.

Letaknya memang tak jauh dari rumah utama yaitu rumah pemilik kost siapa lagi kalau buka Rassen.

Suara hati Rassen :

"Bagus lah dia memilih privillage dibanding umum, ini anak memang menggoda sejak pertama aku memandang, dengan ia memilih privillage aku akan dengan mudah....."

Suara hati end..

"Jadi masih jauh?" tanya Bima tiba-tiba membuat sura hati Rassen terhenti

"Haahh tidak kita sudah sampai, ini tampak halaman depannya"

"Akan aku tunjukkan kamar yang kosong"

"Jadi memang kebanyakan yang memilih eksklusif adalah orang-orang yang introvert karena mungkin tidak menyukai keramain"

"Berbeda dengan yang umum, lingkungan nya lebih terbuka dan hampir setiap malam ramai antar penghuni kamar saling mengobrol"

Ceklek

"Inilah dalam nya" Kata Rassen sambil menebah kasur yang ada di dalam kamar kost

"Untuk yang eksklusif memang beda jauh dari yang umum. Disini fasilitasnya serba mewah, supaya penghuninya nyaman seperti berada di rumah sendiri" lanjut penjelasan Rassen

"Lumayan lah"

"Kamar mandi ada di dalam, dan disana juga ada ruang tamu walaupun kecil tapi kualitas meja dan kursinya masih oke kog" Kata Rassen yang berjalan menuju meja kursi di depannya hendak dibersihkan olehnya

"Hanya saja disini masih memakai dapur umum, ya masih jadi satu dengan penghuni kost yang lain. Tapi tenang saja jarang kog penghuni eksklusif masak sendiri mereka lebih memilih beli diluar dsri pada masak sendiri"

"Alasannya karena itu lebih simple saja, tapi bagiku itu sedikit boros ya"

"Kalau kau berkenan kau boleh langsung menempatinya sore ini juga"

"Ya aku suka dan aku akan tinggal di kost ini selama keperluan ku di sini berlangsung"

"Karena hari sudah mulai gelap, dan sepertinya kamu lelah. Mandilah aku akan pasangkan sprei dan aku akan bersihkan beberpa yang masih kotor"

"Terimakasih, tapi aku bisa lakukan sendiri" jawab Bima

"Eee jangan begitu aku akan lakukan itu semua gausah khawatir ini tanggung jawabku sebagai pemilik kost"

"Baiklah jika kamu memaksa" Jawab bima sambil mengangkat koper dan meletakannya diatas shofa yang baru saja di bersihkan Rassen

Bima membuka koper dan mengambil peralatan mandi serta mengambil handuk. Dan ia pun bergegas masuk ke kamar mandi. Sementara Rasen masih berkutatbdengan kemoceng sapu lantai juga penebah kasur sebelum ia memasangkan spray di kasur yang nantinya akan jadi tempat tidur Bima.

Setelah beberpa menit, akhirnya Rassen berhasil memasang spray deng begitu rapi, selain itublantai yang kini dibinjak nya tak terlihat sedikitpun kotoran menempel.

Ceklek

Suara pintu kamar mandi terbuka, Rassen pun dikejutkan dengan sebuah pemandangan yang amat mengejutkan.

Bima keluar daribkamar mandi dengan wajah segarnya aura tampan dan gagahnya memuncak hingga 200 %. Selain itu Bima hanya mengenakan balutan handuk putih yang berfungsi menutupi bagian bawah nya. Sontak saja Rassen terbelanga melihat pemandaangan itu hingga tak lagi bisa bersuara seakan mulutnya terisolasi.

"Sungguh sangat menggiurkan"

"Apa? Menggiu...."

"Tidak kau tak usah dengarkan ucapanku tadi"

"Sudah selesai kau bisa beristirahat dan aku akan kembali"

"Ada apa dengannya?"

"Padahal aku ingin membicarakan uang bulanan untuk kost rasa apartemen ini"

"Ah lupakan saja dan waktunya beristirahat"

Ceklek

Bima menutup pintu kamarnya dan bergegas menghempaskan tubuhnya diatas kasur yang sudah tertata rapi, tanpa memperdulikan apakah ia sudah berpakaian dengan baik atau belum

-Bersambung-