Lova perlahan-lahan membuka kedua kelopak matanya. Langit-langit kamar menjadi pemandangan yang pertama kali dilihat. Tangannya dengan sangat pelan terangkat dan menyentuh keningnya yang dipasangi kompres instan. Dia demam rupanya.
"Sssh …" Lova mendesis tertahan. Kepalanya tiba-tiba saja berdenyut nyeri ketika sedikit digerakkan. Lova memberikan gerakan memutar pada kedua pelipisnya dengan ibu jari dan jari tengah tangan kanannya mencoba mengurangi rasa sakit kepalanya.
Lova tidak tahu berapa lama dia sudah memejamkan mata, tubuhnya yang remuk membuat tidurnya sedikit tidak nyaman. Berpaling ke samping, ke arah meja nakas. Ah … dia masih di rumah Malik sepertinya. Lova menunduk melihat perutnya dipeluk erat oleh dua pasang tangan kecil.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com