Axel tak langsung beranjak. Menatap Lova yang masih menutup mata lekat-lekat. Yang Axel tidak tahu kedua tangan gadis yang sedang berada di bawah bantal sofa itu sedang terkepal kuat-kuat.
Drrrt ... drrrt ...
Axel menunduk menatap ponselnya yang kembali bergetar setelah mati dengan sendirinya. Masih dengan caller id yang sama.
"Diangkat aja, siapa tahu itu telepon penting." Lova menelan salivanya kasar. Tenggorokannya sakit karena sedari tadi Lova menahan tangisnya.
Axel mengusap wajahnya dengan satu tangannya yang bebas. Menatap Lova yang masing menutup mata lebih dulu, sebelum beranjak dari sofa yang sedang didudukinya. Axel berjalan sedikit menjauh dari Lova untuk menerima telepon.
Axel berdehem pelan. "Ya?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com