Tangannya pun juga berusaha menghentikan pendarahan yang ada di dada kiri Arthur. Earl sama sekali tidak bisa berpikir. Hatinya remuk sekali saat ini sampai rasanya Earl tidak sanggup lagi berteriak meminta bantuan.
"Arthur… aku harus bagaimana… " Bisik Earl dan menangis keras.
Ia meraih tangan Arthur dan mengusapnya agar tubuhnya tidak dingin dengan cepat. Tetapi Earl sadar…
Arthur tidak membuka matanya lagi….
Earl terus mengguncang-guncang tubuh Arthur namun tetap tidak ada respon. Merasa frustasi Earl menempelkan dahinya pada dahi Arthur dan kemudian berbisik pelan.
"Aku mencintaimu, Arthur. Walaupun kau bajingan dan mesum… tetapi aku selalu mengharapkanmu untuk datang. Kau tempat dan alasanku bertahan dari semua ini Arthur," Bisik Earl lemah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com