Eric mengernyit ketika mendengar cerita papa Carol tentang Rain dari luar pintu kamar rawat Carol. Rain … tidak berubah. Impiannya masih sama. Dan dia … benar-benar berhasil melakukannya, melindungi orang yang disayanginya.
"Dia melakukannya lebih baik dari kau, kan?" celetuk Yuta di sebelahnya.
Eric mendengus pelan. Ia melirik ke pintu kamar rawat itu dan menghela napas. "Dia benar-benar telah melewati jalan yang sulit selama ini. Sendirian," gumamnya.
"Tapi, aku masih penasaran. Apa yang membuat dia memilih adik tirinya daripada ibunya?" tanya Yuta.
Eric mengingat-ingat saat mereka remaja dulu. "Aku juga penasaran. Sepertinya dia sudah memilih adik tirinya dibanding ibunya sejak remaja."
"Sepertinya … ada banyak hal yang dia sembunyikan dari semua orang," tanggap Yuta.
Eric mengangguk. Mungkin, terlalu banyak. Bahkan, dari Eric sekalipun.
***
-FLASHBACK-
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com