webnovel

27

"Apa kau marah padaku?" Pertanyaan Lihua menghentikan langkah Zhen yang berniat langsung melewatinya.

Terdiam, Zhen menunduk mendekatkan wajah nya pada Lihua hingga jarak mereka hanya beberapa senti. Jemari nya terangkat menyentuh helai rambut Lihua yang terlepas dari ikatan nya. "Kau terlalu sering mempermainkan ku Lihua. Aku bahkan tidak tahu harus marah ataukah membencimu sekarang." Bisik Zhen ditelinga Lihua.

Jantung Lihua berdesir oleh sengatan rasa sakit. Ia bahkan masih terapku saat Zhen meninggalkan nya. Setetes air mata jatuh tanpa disadari oleh Lihua. "Aku, memang pantas dibenci olehmu." Lirih Lihua.

Lihua melangkah kedepan, kearah yang berlawanan dengan Zhen. Ia harus segera menyingkirkan semua orang itu. Hanya dengan cara itulah Lihua dapat menjalani kehidupan tenang nya tanpa harus was-was dengan kematian.

Langkah Lihua membawa nya kedalam kantor pembendaharaan kas kerajaan, tempat yang mengatur pemasukan dan pengeluaran uang. Setiap istana memiliki pembendaharaan sendiri tapi tetap saja tempat ini adalah pusat dari laporan di segela penjuru istana.

Ia masuk kedalam, memeriksa semua catatan yang diberikan kepada kaisar lalu mencari bukti lainnya. Dari semua laporan yang masuk, ternyata benar-benar anggaran nya telah dimanipulasi oleh seseorang.

Tidak ada satupun pegawai negeri yang berani untuk menghentikan langkah nya, mereka semua hanya menatap lalu diam-diam menyingkir dari sana. Masih merasa sayang dengan nyawa, apa lagi setelah mendengar desas desus buruk tentang sejumlah laki-laki yang hilang setelah berinteraksi dengan sang putri.

Lihua tertawa miris membaca setiap laporan fiktif yang tertera. Keuangan kerajaan yang disebutkan tidak sesuai dengan kenyataan nya. Menteri Yu yang mengemban tugas ini sudah pasti dia yang akan bertanggung jawab.

Sebenarnya Lihua lebih tertarik untuk bermalas-malasan dibandingkan harus membaca semua kertas ini, tetapi dia harus memiliki alat untuk menghancurkan keluarga itu. Membereskan bibit masalah sebelum berkembang sampai ke akarnya demi kehidupan nyaman.

Tetapi ada hal lain yang harus selesaikan yaitu, keberadaan orang yang terus mengikuti akhir-akhir ini. Karena dia tidak melakukan apapun yang membahayakan nya maka Lihua membiarkan nya mengikuti sampai sejauh apa. Jika yang mengirimkannya adalah Guanxi maka Lihua telah mempersiapkan belati yang tersembunyi dibalik lengan pakaian nya.

"Aku tahu kau mengikutiku, jadi keluarlah." Kata Lihua sambil membaca semua perkamen yang bertebaran diatas meja.

Sosok pria muncul dari kegelapan sama sekali tidak mengejutkan Lihua.

"Siapa yang mengirimmu padaku? Pangeran Guanxi?"

"Bukan nona,"

"Kau mengikuti beberapa waktu ini tapi tidak menyerangku sama sekali, jadi apa niatanmu sebenarnya? Melindungiku?" Kata Lihua tanpa mendongak, berpangku tangan dengan pandangan penuh antisipasi.

Hening..

Tak ada jawaban pasti, tapi Lihua menyimpulkan jika orang ini dikirim untuk melindunginya.

"Siapa namamu?"

"Lu Hwang, putri." Sahut pria itu.

Lihua tidak tahu apakah orang itu menyebutkan nama asli atau palsu, tepat nya Lihua tidak peduli. "Jadi Lu Hwang, karna kau dikirim untuk melindungiku, jangan melakukan pekerjaanmu dengan setengah-setengah." Kata Lihua menyerahkan buku catatan asli, "pastikan benda ini sampai pada kaisar dan jangan sampai kau ketahuan."

Baiklah, selama dia mengikuti putri ini, Lu Hwang masih tidak mengerti jalan pikiran nya sama sekali. Terkadang dia bisa bersikap persis seperti putri lainnya, anggun dan memilih untuk mendekam dikamarnya seharian. Tetapi ada saat dimana karakter berubah drastis menjadi

orang yang menyebarkan darah disetiap langkah nya berpijak.

Satu yang pasti setelah pengamatan nya selama ini jangan sentuh kakak laki-lakinya ataupun ketenangan nya.

"Entah mengapa Putri terasa sangat mirip dengan Tuan, ternyata benar jika jodoh itu sesuai dengan kepribadian." Lu Hwang bergidik ngeri, pasangan ini terlalu mengerikan dan memiliki kegilaan yang serupa.

...

"Jadi akhirnya kau ketahuan olehnya?" Ulang Zhen setelah mendengar laporan dari kepala tentara yang ia tugaskan untuk mengamati Lihua.

"Ya yang mulia, putri meminta saya untuk menyerahkan sebuah buku pada kaisar."

"Ikuti saja kemauan nya."

"Ehm Tuan, gundik itu apa yang anda ingin saya lakukan padanya?" Lu berpikir untuk menerima perintah untuk melenyapkan gundik Yuer sesuai keinginan tuan nya.

Zhen mengibaskan tangan nya, "Biarkan saja dia, jika sudah waktunya maka ia akan lenyap."

Apa ini permainan kecemburuan atau apa? ada apa dengan pasangan ini sebenarnya?

"Yang mulia, tentara Yuanyi tengah menunggu perintah anda. Ini adalah waktu yang tepat untuk kembali ke Shengli."

"Tidak sekarang," Zhen meraih pena nya menulis sebuah perkamen. Lu Hwang tentu saja bingung dengan keputusan tuan nya, bukankah ini sudah waktunya melaksanakan rencana mereka? Mengapa harus ditunda?

"Bacakan ini pada tentara Yuanyi sebagai perintahku selanjutnya."

Lu Hwang menerima gulungan itu, mendongak dan bertanya dengan hati-hati. "Adakah yang mulia tunggu disini?"

"Bunga, aku menunggu bungaku mekar lebih dulu sebelum membawanya kembali ke Shengli." Zhen menyentuh kuncup bunga-bunga sakura yang masuk melewati jendela lantai dua kediamannya.

"Tapi di Shengli bunga sakura tengah bermekaran?" Setelah mengatakan itu lu Hwang langsung menutup mulut nya rapat-rapat saat mendapatkan tatapan tajam dari Zhen.

...

Lihua bergerak gelisah dalam tidur nya, ia tertidur diatas meja dengan buku-buku catatan keuangan yang terhampar. Ada juga buku yang merangkum laporan tentang keluhan rakyat yang tidak dilaporkan kepada kaisar.

Seseorang datang dalam keheningan, menyelimuti tubuhnya menggunakan selimut. Untuk beberapa jam berikutnya orang itu hanya menatap wajah Lihua yang tertidur pulas.

"Tidur yang nyenyak." Kata orang itu sambil mengecup puncak kepala Lihua.

Lihua terbangun karna gerakan nyata disekelilingnya, matanya mengerjap mencari sesuatu, kamar nya kosong dan tak seorangpun. Tapi aroma daun teh dan selimut yang tersampir di bahu nya menyatakan dengan jelas jika seseorang baru saja datang kemari.

Aroma ini terasa akrab dalam penciuman nya, dan hanya satu orang yang memiliki nya. Zhen. Tetapi tidak ada siapapun selain dirinya yang ada diruangan tersebut.

Lihua bangkit berjalan kearah jendela yang terbuka, ia memanggil nama Lu Hwang pelan.

"Ya putri?" Lu Hwang terdengar dari dahan pohon.

"Apa seseorang baru saja datang kemari?" Tanya Lihua.

Lu Hwang merasa bimbang, jika ia berkata jujur maka tuan nya akan memenggal nya besok. "Tidak ada putri."

Mendengar itu Lihua mengangguk. "Tadi aku mengira kalau pangeran Zhen datang kemari, ternyata aku salah."

Lu Hwang geram sendiri. Pasangan ini benar-benar membuat nya bingung sekaligus gemas dengan interaksi aneh keduanya.

Jika bisa Lu Hwang ingin berteriak pada mereka. CEPATLAH MENIKAH DAN AKHIRI DRAMA KUCING-KUCINGAN INI!

Tetapi sebagai seorang hamba Lu Hwang hanya bisa menjadi penonton bagaimana kisah cinta antara dua tuan nya.

Tadi tuan nya mengejutkan nya karna datang pada tengah malam dan masuk kedalam ruangan putri, lalu tidak keluar selama berjam-jam dan baru saja pergi dengan ekspresi riang.