Aku nulis bab ini sambil senyum-senyum. Entah scene bersama Satria atau Axel, keduanya bagiku manis. Klise sih sebenarnya, tapi aku suka. Semoga yg baca menikmati.
yuks, gencarkan Power stone, subscribe, dan ulasannya. Lup yu!
____________________________
Mata Ruben mengerjap beberapa kali saat aku beri tahu dia perihal jadwal kencan yang sudah aku buat.
"Kencan?"
"Iya, kencan alias dating. Kamu tahu kan artinya itu, udah pernah kan?" tanyaku. Aku memaksa Satria untuk membawanya ke Bandung sesuai rencanaku.
"I-iya, Bu. Saya paham." Ruben meringis canggung dan kebingungan secara bersamaan. Matanya tak henti-hentinya melirik Satria yang berdiri bersandar pada pintu balkon kamar kami.
"Jadi, besok malam kamu ikut kami untuk bertemu seseorang. Kamu pasti mengenalnya. Aku harap sih kamu bisa cocok sama dia. Tunggu dulu. Kamu single kan?"
Ruben mengangguk enggan.
"Belum ada gebetan kan?"
Dia menggeleng pelan.
"Jadi emang belum punya pacar kan?"
Dia menggeleng lagi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com