"Gila, kampret. Aku dikacangin dari tadi. Udah sini balikin hp gue!" omel Nana. Gimana dia nggak ngomel? Aku dan Axel nyaris satu jam mengobrol. Sampai lupa kalau ada Nana di sini. Dari tadi dia hanya mengubah-ubah saluran tv, nyamil makanan tanpa berniat gabung obrolan kami.
"Xel, mak tiri lu, ngomel-ngomel. Udah dulu ya," kataku berniat mengakhiri panggilan video.
"Oke, jaga diri kamu baik-baik."
"Kamu juga."
Nana langsung merebut ponselnya begitu panggilan berakhir. "Dikasih akses malah lupa waktu."
Aku tergelak dan mencolek lengan Nana. "Maklum, lama nggak jumpa bos sinting itu. Jadi obrolannya ngalor ngidul. Ahelah Na, lagian cuma kalau ada lo doang gue bisa nyambung sama Axel."
"Kalian lumayan akrab juga ya. Kasian anak tiriku itu. Cintanya bertepuk sebelah tangan, masih belum move on lagi."
"Makanya sebagai emak, lo doain," cibirku menarik satu toples camilan.
"Memangnya doa emak tiri manjur, Re?"
"Kalau emak tirinya durhaka ya enggak. Lo durhaka kagak?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com